JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE

JUBILEUM 125 TAHUN  HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE
Jubileum

Kamis, 03 Desember 2009

"LAPORAN KEGIATAN DIAKONIA 2009"

LAPORAN KEGIATAN DIAKONIA 2009
oleh: Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar

I.Pengantar

Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Raja Gereja yang memberikan tahun 2009 ini menjadi Tahun Diakonia sebagai lanjutan dari tahun Koinonia dan tahun Marturia menjelang persiapan Jubileum HKBP 2011 yang akan datang. Kita juga bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan melindungi ( manangannangan ) Ephorus HKBP, Ompu boru, dan 2 orang anak asuhnya dari musibah pada waktu yang lalu.

Dalam arahan ompui Ephorus HKBP Pdt. Dr. Bonar Napitupulu, baik dalam kotbah awal tahun sebagaimana dapat dibaca dalam Almanak HKBP tahun 2009, maupun terlebih dalam kata sambutan buku panduan tahun diakonia HKBP dengan jelas menyatakan bahwa :“Kami percaya dan berharap buku panduan ini akan memandu kita, dari mulai jemaat lokal hingga tingkat Pusat HKBP dan semua unit pelayanan yang menjalankan program pelayanan diakonia dalam tahun Diakonia ini. Semua Program dalam tahun diakonia ini bukan untuk membawa HKBP berdiakonia untuk tahun ini saja, tetapi membawa HKBP untuk selamanya melakukan pelayanan Holistik, menjadi dewasa berkoinonia, bermarturia dan berdiakonia. HKBP menjadi gereja yang semakin hangat karena persekutuan. Gereja yang semakin berakar karena pemuridan. Gereja yang semakin kuat karena ibadah. Gereja yang semakin luas karena pelayanan. Gereja yang semakin bertumbuh karena evangelisasi”,(baca: buku panduan hal 4).

Dengan demikian gerakan pelayanan diakonia HKBP ke depan membutuhkan penataan yang serius secara holistik dalam kaitannya yang tidak terpisahkan dengan Koinonia dan Marturia. Juga perlu dijamin kesinambungan dan keberkelanjutan pelayanannya melalui upaya mewujudkan program diakonia yang dapat ditingkatkan, dikerjasamakan dengan unit pelayanan lainnya dan terbuka untuk diperbaharui sampai akhirnya HKBP dapat menjadi gereja yang inklusif, dialogis dan transparan, menjadi garam dan terang di tengah masyarakat, bangsa dan dunia.

Sepanjang satu tahun ini berbagai kegiatan tahun diakonia nampaknya telah banyak mewarnai pelayanan HKBP di semua aras kehidupan berjemaat dan bermasyarakat, baik dalam kehidupan jemaat dan pelayan di aras tiap-tiap huria, resort, distrik dan hatopan. Dari semua kegiatan itu tentu membutuhkan liputan kegiatan secara detail. Karena itu sangat diharapkan informasi dari setiap jemaat, resort yang dikordinasi di aras distrik, untuk kemudian dapat menjadi acuan, kajian kita bersama dan hatopan (departemen diakonia ) untuk pelayanan lanjutan ke depan.

Berhubung karena belum ada pertemuan antar kabid. diakonia dan Para Praeses se-HKBP untuk membagi urun kegiatan pelayanan yang dilakukan baik sesuai acuan buku panduan dan atau barangkali berbagai kegiatan temuan yang diunggulkan oleh masing-masing distrik, maka dalam informasi ini kami hanya dapat urun informasi sebatas yang dapat disampaikan, itupun sepintas saja dari yang turut kami saksikan dan dihadiri oleh Ephorus, pimpinan HKBP dan oleh kami dari departemen diakonia saja, serta beberapa informasi yang kami liput dari informasi para Praeses dan Pendeta resort atau jemaat yang kami lakukan secara beraturan melalui sms.

Sistematika informasi ini dapat diurai dengan poin yang perlu diketengahkan, yakni meliputi kegiatan :
1. Pencanangan tahun diakonia,
2. Sosialisasi tahun diakonia di berbagai distrik dan wilayah
3. Partisipasi unit pelayanan diakonia merayakan tahun diakonia
4. Beberapa catatan indikator capaian target tahun diakonia sesuai buku panduan.
5. Proposal tindak lanjut
6. Penutup

II. Pencanangan Tahun Diakonia

Seyogianya pencanangan tahun diakonia diharapkan dapat disesuaikan dengan jadwal perayaan Jubileum 175 tahun Nommensen pada tanggal 15 Februari 2009 . Karena berbagai pertimbangan dari Panitia tahun diakonia yang dibentuk oleh Ompui Ephorus HKBP yang diketuai oleh Dr. R.E. Nainggolan, maka ahirnya diundur menjadi tanggal 19 April 2009. Pencanangan tahun diakonia ini dipimpin oleh Ompui Ephorus HKBP dihadiri oleh dua orang cicit Nommensen yang diadakan di Hall T.D. Pardede Medan.

Dalam menyambut perayaan pencanangan tahun diakonia telah dilakukan beberapa kegiatan yang penting. Pertama, untuk memperingati Jubileum 175 tahun DR. I.L. Nommensen dalam tahun ini tetap dilakukan dengan memberi kegiatan terhadap pemuda HKBP untuk melakukan Napak Tilas. Ephorus HKBP, selain telah menentukan Panitia Pusat juga telah diberi kesempatan pada warga HKBP dari Jakarta untuk turut memfasilitasi kegiatan Napak Tilas ini, yakni yang berhimpun dalam lembaga Gema Kryasa yang dipimpin oleh bapak Ir. Hendriks Silitonga.

Ada 4 kelompok Napak Tilas yang ditetapkan yang berlangsung dari tanggal 4-5 Februari 2009 dan pembagian itu disesuaikan dengan komitmen mengikuti jalur perjalanan Nommensen.

1.Kontingen dari arah Barus berjalan kaki menuju Tarutung melalui jalur jalan raya Sibolga, Lobu Pining dan terahir di Pearaja. Kontingen Napak Tilas ini diikuti 50 orang pemuda inti yang dipilih oleh panitia dari berbagai distrik, STT dan sekolah Diakones, Bibelvrow. Kemudian ratusan pemuda/i distrik Sibolga disetiap resort menyambut dan mengantarkannya mereka silih berganti. Praeses Distrik Sibolga dan Distrik Silindung sangat berperan aktif untuk memfasilitasi perjalanan Napak Tilas ini. Mereka diterima oleh Praeses Silindung dan pimpinan HKBP di Pearaja Tarutung.

2.Kontingen dari arah Sipirok ke Pearaja melalui perjalanan Napak Tilas Parausorat, Bungabondar, Sipirok, Sarula, Pearaja. Kontingen ini juga diiukuti 50 orang pemuda inti dari berbagai distrik dan unit parsamean HKBP. Napak Tilas ini diikuti oleh Praeses Tapsel dan disambut di Tarutung oleh Pimpinan HKBP dan Praeses Distrik Silindung.

3.Kontingen dari arah Samosir ke Pearaja, Melalui jalur Pangururan, menyeberang ke Muara dan berjalan kaki sampai ke Pearaja. Napak Tilas secara meriah diikuti oleh Bupati Samosir beserta seluruh jajarannya dan Praeses serta para Pendeta distrik Samosir. Seperti yang lain juga di beberapa resort selalu dijemput dan diantar oleh muda mudi gereja setempat sampai ahirnya dilepas pemuda inti tim napak tilas dari Nainggolan ke Muara. Di Muara, Praeses, para Pendeta dan pemuda/i distrik Humbang Habinsaran menerima kontingen tersebut dan menghantar mereka sampai ke pearaja.

4.Kontingen dari arah Sigumpar ke Pearaja melalui jalur Balige –Siborongborong. Kontingen ini diberangkatkan oleh Praeses distrik Toba dan disambut juga oleh distrik Toba hasundutan dan distrik Humbang Habinsaran.

Tanggal 5 Februari 2009 sore hari seluruh peserta diterima Panitia bersama dengan Pimpinan HKBP di Pearaja. Selain masing-masing kontingen menyampaikan berbagai kesan dan pesan, keluhan serta hal-hal yang menggugah hati, mereka juga akhirnya tiba pada suatu kesimpulan, bahwa medan pelayanan yang dilalui para Missionar dapat dibayangkan pasti jauh dan lebih berat. Namun juga disadari bahwa masalah kemiskinan dan keterbelakangan serta kebodohan tetap masih menjadi tugas berat yang harus dilayani oleh gereja HKBP sampai sekarang. Kegiatan ini dilanjutkan dengan ibadah perayaan bersama dan melakukan perjalanan kembali dari gereja Huta Dame menuju lapangan stadion Tarutung. Tanggal 6 Februari 2009 kembali diadakan kebaktian raya pemuda di Sipoholon yang diawali dengan penanaman pohon. .

Kedua, selain dari napak tilas ini Panitia Pencanangan tahun diakonia yang diketuai oleh Dr. R.E Nainggolan ini juga telah mengadakan aneka kegiatan lainnya, yakni :

1.Dalam rangka memeriahkan pencanangan tahun diakonia, Panitia telah melakukan sosialisasi program mereka ke distrik-distrik HKBP di Sumatera Utara.

2.Tanggal 16 April telah diadakan seminar sehari yang mengundang seluruh tokoh gereja dan tokoh masyarakat di Sumatera Utara (communio sanctorum ) yang key note speaker pada seminar sehari itu adalah Ephorus HKBP. Turut pembicara diundang Bapak Gubernur Sumatera Utara dan pembicara lainnya. Ada beberapa catatan yang diharapkan dapat diwujudkan warga dan gereja HKBP ke depan, yakni perlunya seluruh warga HKBP turut aktif mempersiapkan diri mewujudkan lingkungan pargodungan gereja yang teduh, nyaman dan memulihkan kembali konsep pargodungan yang sudah digagas Nommensen. Sehingga di mana ada gereja di situ ada sekolah, ada klinik, ada percontohan inspirasi pembaharuan terhadap jemaat, ada program untuk menanam pohon agar pekarangan gereja menjadi rujukan tempat yang teduh dan disenangi masyarakat. Tentu kajian ini dapat disesuaikan dengan konteks masing-masing gereja. Juga diharapkan ke depan bahwa warga jemaat HKBP dapat diajak turut serta mempersiapkan diri memasuki dan paska Jubileum 150 tahun HKBP, sehingga terwujud kenyataan gereja HKBP menjadi gereja yang inklusif, transparan dan dialogis sesuai dengan visi HKBP.

3.Tanggal 17 telah diadakan secara serentak di seluruh gereja HKBP di Distrik Medan dan secara simbolis telah diadakan penanaman pohon oleh pimpinan HKBP, Panitia pencanangan tahun diakonia serta para Praeses di kompleks Universitas HKBP Nommensen.

4.Selama bulan Maret dan April 2009, Panitia pencanangan Tahun diakonia telah mengadakan pengobatan gratis kurang lebih 3 kali di 3 wilayah di Medan dan sekitarnya, kepada jemaat HKBP dan seluruh warga masyarakat yang tertarik untuk itu. Pelayanan ini melibatkan para dokter HKBP yang diketuai oleh Dr. Bettin Marpaung. Selain pengobatan gratis juga diadakan kegiatan donor darah.

5.Pada tanggal 18 April juga telah diadakan festival koor pilihan lagu mars tahun Diakonia yang dikarang oleh Bapak Nortir Simanungkalit yang diselenggarakan di Hall T.D.Pardede Medan.

6.Dapat ditambahkan bahwa segera seusai pesta perayaan pencanangan Tahun diakonia, Panitia juga sudah melakukan acara pembubaran tanggal 26 Mei 2009 di gedung serbaguna Gereja HKBP Jl. Sudirman, sekaligus menyerahkan sisa hasil perayaan ke Kantor Pusat sebesar Rp. 300.000.000,- (terbilang: tiga ratus juta rupiah)

III. Sosialisasi Tahun Diakonia

Setelah buku panduan disusun dan untuk mensosialisasikannya, maka berbagai dinamika telah terjadi. Pada saat rapat Praeses di Tretes telah diadakan upaya penjelasan dan pemantapan kepada para Praeses, dengan demikian diharapkan sosialisasi telah dapat ditularkan di masing-masing distrik. Sejak digulirkannya buku panduan di awal Januari 2009 hampir semua distrik telah menerima dan melakukan sosialisasi tahun diakonia, baik dengan cara menghadirkan Ephorus HKBP serta pimpinan lainnya , maupun atas inisiatif masing-masing praeses mengundang tokoh warga jemaat dan pembicara lainnya.

Ada juga distrik yang memadukan sosialisasi tahun diakonia, sekaligus disambung dengan peresmian beberapa kegiatan konkrit diakonia serta pelantikan beberapa pengurus tahun diakonia dan proyek khusus . Ada juga distrik selain melakukan sosialisasi dilanjutkan juga dengan Pesta Perayaan tahun diakonia bekerjasama dengan Pemda setempat.

Selain di aras distrik juga beberapa Praeses telah menggagas kesempatan sosialisasi tahun diakonia di berbagai wilayah seperti di Lampung, Bengkulu, dll. Di beberapa distrik juga ada berbagai resort yang melakukan sosialisasi dengan mengundang Praeses bersama dengan kadep diakonia.

Dinamika sosialisasi ini dilakukan beberapa Praeses dengan menyesuaikan jadwal perayaan awal tahun/bona taon , ada sesuai Rapat awal tahunan , ada juga dengan jadwal ketika Rapat Pendeta , bahkan ada pula dilakukan ketika sermon, seminar bersama dengan para Penatua gereja . Seluruh dinamika tersebut telah menghasilkan aneka capaian target, baik sesuai dengan anjuran buku panduan, maupun sebahagian ada temuan program baru yang muncul dari pergumulan masing-masing distrik dan resort. .

Di beberapa distrik bahkan sudah ada pula evaluasi dan rencana pemaantapan pelayanan diakonia berkelanjutan, di Sinode distrik, baik bagi para pelayan maupun juga kepada para Penatua gereja. Diharapkan dari informasi dan sharing masing-masing distrik dapat memperkaya informasi keseluruhan dinamika tahun diakonia ini. Itu sebabnya informasi ini masih perlu menunggu hasil pertemuan seluruh Kabid Diakonia dan Para Praeses diakhir bulan Nopember ini.

Selain sosialisasi di Distrik dan resort, juga telah diadakan sosialisasi di unit parsamean dan unit pelayanan diakonia lainnya. Sehingga semua lembaga parsamean, dan unit pelayanan diakonia diharapkan turut mendorong upaya-upaya memotivasi dan membangkitkan semangat baru gereja HKBP untuk berdiakonia mensenjahterakan jemaat dan masyarakat. Itu sebabnya ada juga kegiatan unit lembaga parsamean melakukan aksi pembersihan kota seperti Sikola Bibelvrow Laguboti tanggal 2 oktober 2009.

Untuk menunjang agar pemberitaan tentang pelayanan tahun diakonia dapat terdokumentasi dengan baik dan beritanya dapat dideseminasi ke jemaat melalui media elektronik dan media tulisan, maka departemen diakonia bekerjsama dengan Suara HKBP Jakarta telah mengadakan pelatihan ke para pelayan yang diutus distrik pada tanggal 12-15 Augustus di Parapat.

Departemen diakonia juga telah mensosialisasikan makna tahun diakonia HKBP dalam pertemuan lokakarya nasional diakonia dan kemiskinan se Indonesia yang diadakan di Metro Lampung pada tanggal 22-28 Juni 2009. Serta di aras Internasional menyampaikan topik bagaimana HKBP merespon masalah kemiskinan regional yang diadakan di Ethiopia dari tanggal 9-18 Oktober 2008.

IV.Partisipasi unit pelayanan departemen diakonia dan kerjasama dengan departemen Koinonia dan marturia

Sesuai pelayanan diakonia ada 5 unit pelayanan di lingkungan departemen diakonia yang turut aktif mensosialisasikan dan berpartisipasi agar thema dan motto tahun diakonia dapat dipahami dan dikembangkan di gereja kita.

1.Bidang Pendidikan yang diselenggarakan oleh BPP. Ada 4 program yang sudah dilakukan oleh BPP. Pertama, telah diadakan penyaluran 7 unit motor perpustakaan keliling, yang dari informasinya telah berlangsung dengan dinamis di 7 distrik. Kedua, telah diadakan latihan peningkatan mutu managemen para direktur sekolah se-HKBP. Ketiga, telah diadakan motivasi dan sosialisasi PAUD sesuai dengan program Pemerintah yang berlaku untuk negeri dan swasta di Indonesia di tiga wilayah, yakni di Sumatera Utara, Jakarta dan Distrik Riau-Jambi dan Tapsel. Keempat, telah diadakan konsultasi para lembaga pendidikan di HKBP, dengan mengundang berbagai dewan pendidikan sekolah, yayasan pendidikan di HKBP dan 23 sekolah asuhan Kantor Pusat di Sipoholon pada tanggal 22-24 September 2009. Diharapkan dari hasil konsultasi tersebut dapat terwujud adanya managemen terpadu untuk seluruh sekolah HKBP, baik kelembagaan, terlebih mutu, standarisasi dan kualifikasi sekolah HKBP. Akreditasi masing-masing sekolah sudah saatnya dibenahi. Kelima, juga oleh BPP telah dibangun sekolah TK di Pematangsiantar sebagai pusat percontohan dan menjadi pusat latihan guru-guru TK HKBP. Keenam, juga telah diadakan rekruitmen ketenagaan untuk mendukung sekolah Zending di Pulau Rupat.

2.Unit pelayanan Biro Caritas Emergency telah mengembangkan berbagai jenis ketrampilan bagi anak-anak Elim. Demikian juga telah mengembangkan model pertanian terpadu di Hepata. Selain itu di unit ini juga sudah sedang dikembangkan konsep pelayanan baru terhadap Lansia. Tanggal 17 April 2009 telah diadakan konsultasi kepedulian merespon masalah kehidupan kaum Lansia di Pematangsiantar. Selain itu CE sudah melakukan tugas pelayanannya untuk merespon masalah bencana kebakaran di Lawe Sigalagala,distrik Tanah Alas. Member sembako untuk jemaat korban banjir di Sei Naetek, distrik Aslab. Juga secara khusus telah turut melayani korban gempa bumi di Padang sampai sekarang . CE diharapkan ke depan dapat membentuk unit khusus pelayanan penanganan korban bencana alam. Karena itu lembaga ini juga perlu diberdayakan untuk membangun infrastruktur ketenagaan, baik untuk tim penyaluran sembako, juga bekerjasama dengan tim medis, tim trauma healing dan tim mengembangkan pelayanan rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai kebutuhan. Sehingga kehadiran HKBP sesuai kemungkinan tidak hanya dalam kondisi darurat, tapi jika memungkinkan sebagai misi pelayanan berkelanjutan. Dari yang terdaftar di Padang untuk dilayani kebutuhan Sembako sampai Desember tercatat 707 kk warga jemaat HKBP dan Kristen serta kurang lebih 400 kk warga Muslim yang kebetulan berdekatan dengan jemaat di Gunung Tigo. Dalam kaitan lembaga Peduli Kasih Aceh turut ambil bagian untuk need assessment dan menggalang bantuan asing untuk membantu pengadaan sembako bagi warga korban bencana. Bantuan sembako ini perlu dilakukan mengingat kondisi lapangan kerja warga yang rata-rata pedagang mengalami kesulitan menagih hutang dari nasabah.

3.Unit pelayanan Pengembangan Masyarakat telah mengadakan berbagai pelatihan pertanian dan peternakan baik kepada para pelayan, maupun kepada warga jemaat. Selain pada tahun ini tetap dilakukan koordinasi memantapkan dan membenahi CUM yang ada ( sudah ada 21 Distrik yang mendirikan CUM ), juga patut disyukuri bahwa inisiatif beberapa distrik dan bahkan wilayah telah merespon perlunya memahami dan karena itu mensosiliasasi gerakan ekonomi yang mensejahterakan jemaat dan masyarakat atau CUM. Sehingga pada tahun ini ada beberapa CUM yang berdiri dan sedang dalam kebangkitan menjalankannya.

Karena demikian pesatnya perkembangan permintaan untuk mendirikan CUM ini, maka pada tahun ini juga sudah dikembangkan diskusi antar manager CUM untuk memikirkan perlunya Badan Koordinasi CU dan CUM. Dan untuk menopang keberlanjutan sumber daya manusia dan pengembangan managemennya, maka pada tahun ini tetap juga diadakan pelatihan terhadap para calon manager, ada 3 angkatan dilakukan . Juga pada tahun ini sudah ada beberapa CUM yang menyelenggarakan RATnya (Rapat Anggota Tahunan) . Kini diperhitungkan sudah ada kurang 15 miliar dana CUM yang disalurkan kepada anggota-anggotanya diseluruh HKBP. Patut pula disyukuri adanya kemampuan CUM Distrik Jambi untuk memikirkan perlunya pusat pembinaan generasi muda dengan membeli lahan 7.5 Ha. Selain CUM juga di unit ini telah dilakukan 3 kali latihan pertanian bagi para pelayan di Berastagi, sekaligus orientasi terhadap peternakan lembu, tanggal 11-13 Maret, 28-30 April, tanggal 28-30 mei 2009. Juga telah dikirim 7 orang pelayan untuk belajar khusus peternakan sapi perah ke Malang tanggal 20-28 April. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan jemaat HKBP Malang mengingat wilayah pedesaan di malang yang sudah surplus menyediakan susu untuk anak-anak pedesaan, bahkan pemerintah Kodya malang telah berhasil memasukkan pengadaan susu untuk anak dari APBDnya. Juga di unit pelayanan ini sudah dilakukan percakapan tentang konsep bantuan rumah murah dari lembaga Habitat for humanity.

4.Unit pelayanan kesehatan. Sudah terbentuk yayasan Kesehatan HKBP dan dengan demikian sudah ada program yang diharapkan dapat memajukan pelayanan kesehatan medis HKBP ke depan. Namun juga patut didukung inisiatif Jawa Kalimantan yang berupaya menghimpun para Dokter dan pelayan medis lainnya untuk membentuk lembaga PETEKES, (Persatuan Tenaga Kesehatan HKBP) dan secara operasional telah melakukan pelayanan medis rutin, terlebih ke jemaat dan masyarakat pinggiran kota Jakarta wilayah pelayanan Distrik Jawa Kalimantan. Selain itu juga perlu semakin diintensifkan kegiatan pengobatan gratis yang digagas di beberapa distrik di HKBP seperti di Distrik Medan Aceh, Distrik Jakarta 2, dsb.

5.Unit merespon masalah-masalah kemasyarakatan. Pelayanan komite HIV Aids tetap melakukan program penyadaran ke sekolah-sekolah di Tapanuli, mengkordinasi kegiatan medis terhadap korban HIV Aids di Balige, pelatihan pemerhati HIV Aids yang diadakan komite HIV Aids di Hotel Siantar Parapat tanggal 26-28 Maret 2009. Juga komite ini telah mengadakan program kerjasama dengan komite HIV Aids distrik. Di unit ini juga sudah aktip dilakukan sosialisasi penanaman sejuta pohon. Program ini dikerjasamakan dengan kepala dinas kehutanan wilayah Sumatra Utara. Dalam bulan Desember yang akan datang kembali dapat diserahkan bantuan bibit pohon sebanyak 200 ribu lagi. Selain itu karena berbagai masalah penutupan gereja, tidak banyak yang dapat dialakukan selain hanya melakukan beberapa kali perkunjungan penguatan iman jemaat ke gereja yang dirusak massa atau dilarang dibangun oleh masyarakat Moslem sebagai konsekuensi SK 2 Menteri ( Meteri Agama dan Menteri Dalam Negeri ) tentang pembangunan rumah Ibadah. Itu terjadi seperti di gereja HKBP Sarolangon , Distrik Jambi, gereja HKBP Simpang Murani, Dumai, Distrik Riau. Demikian juga Gereja HKBP Parung Panjang Resort Petukangan, gerej Bekasi, berbagai gereja di wilayah Bandung dan gereja yang dilarang melanjutkan pembangunan seperti di gereja Binjai Kota, Cinere. Patut disyukuri adanya advokasi dari distrik seperti Jawa Kalimantan dan Jakarta 2 yang aktif turut membela perjuangan hak jemaat untuk mendirikan gereja. Pada kesempatan ini tim bantuan hukum di Distrik Jawa kalimantan dan Distrik Jakarta II, sangat membantu dan sudah berhasil membela izin bangunan gereja seperti Cinere. Ke depan barangkali tim advokasi ini perlu ditingkatkan kualifikasinya untuk mendampingi seluruh gereja HKBP yang bermasalah untuk mengurus izin bangunan, lobby, dsb. Inventarisasi gereja yang mengalami kasus yang demikian dan advokasi maksimal belum dapat dilakukan secara terpadu. Tapi dari pertemuan dengan jemaat ini, solidaritas dalam bentuk bantuan moral dan material sangat dibutuhkan juga ke depan. Dalam kaitan perkembangan demokrasi yang nampaknya masih diskriminatip ini, patut juga disyukuri adanya minat HKBP untuk menyelenggarakan percakapan teologis seputar hubungan gereja dan negara sebagaimana dilakukan oleh Distrik Silindung yang dibicarakan dalam konteks pemantapan tahun diakonia, tanggal 16 Juni 2009 di Hotel Panesa, Ambarita. Tema yang sama juga dibahas pada rapat Pendeta Distrik Humbang di Samosir tanggal 2 Juli 2009 dan pada rapat Pendeta Distrik Toba di Sapadia Parapat serta pada rapat Pendeta Distrik Riau di Pekanbaru tanggal 15 Juli 2009. Selain itu di bidang ini juga sedang dirintis pelayanan Pastoral ke Lembaga Pemasyarakatan di Siborongborong bekerjasama dengan Distrik Humbang Habinsaran.

V.Capaian target sesuai acuan buku panduan dan hal baru yang dikembangkan distrik dan resort

Pada umumnya target belum bisa sepenuhnya dicapai, namun tanda-tanda untuk mewujudkannya ke depan menjadi sangat terbuka. Tercatat ada beberapa PAUD (penitipan bayi, play group, kursus intensif untuk anak-anak sikola minggu dan TK) yang telah didirikan di berbagai distrik . Ada banyak komisi beasiswa yang terbentuk. Ada 7 distrik yang telah mewujudkan perpustakaan bekerjasama dengan BPP HKBP. Hampir setiap distrik sudah melakukan program penanaman pohon, dicatat kurang lebih 500 ribu pohon telah tertanam. Yang menarik dari program penanaman pohon ini agaknya telah menjadi kebiasaan pesta gereja saat ini di berbagai distrik untuk mengintegrasikan kampanye penanaman pohon, baik di kompleks gereja maupun di kompleks unit pelayanan diakonia dengan menanam pohon tanaman produktif. Ada beberapa distrik yang sudah mengembangkan industri rumah tangga dan jahit menjahit. Bahkan untuk memeriahkan pencanangan tahun diakonia Distrik Jakarta 2 sengaja Ibu Ephorus diundang untuk mempertunjukkan kebolehan menjahit. Berbagai distrik sudah mengadakan pengobatan gratis ke berbagai kalangan masyarakat, bahkan ada beberapa distrik yang menganggas berdirinya klinik rumah sakit seperti distrik Jawa Kalimantan. Ada beberapa distrik yang sudah menseminarkan pentingnya gereja HKBP mengembangkan kepedulian terhadap lansia, seperti Distrik Sumatera Timur, Tebing, Aslab dan Tanah Jawa. Juga sudah ada beberapa gereja yang tertarik untuk mendirikan center pembinaan untuk generasi muda. Selain itu ada satu program unggulan yang terjadi di tahun diakonia ini, yakni munculnya animo distrik dan wilayah di distrik untuk mendirikan Credit Union Modifikasi. Ada juga 15 distrik yang sudah tertarik untuk membicarakan perlunya ansuransi jaminan sosial, ansuransi kematian, kecelakaan, dan hari tua, bukan hanya kepada para pelayan tetapi juga kepada para penatua dan warga jemaat HKBP.

Namun selain dari kegiatan yang sudah dilakukan tersebut, ada beberapa kegiatan penting yang belum dapat dilaksanakan, yakni kegiatan Perjamuan kudus yang seyogianya dilakukan serentak dalam upaya pemahaman hubungan Perjamuan Kudus dengan pelayanan Diakonia pada perayaan turunnya Roh Kudus. Juga belum terlaksanakan upaya mengadakan pertemuan warga jemaat HKBP di aras Nasional (Communio Sanctorum) yang seyogianya dapat diharapkan agar warga jemaat HKBP turut memahami dan mewujudkan kewajiban semua warga untuk menjadikan gereja HKBP yang berdiakonia. Sebab jika masyarakat sejahtera, maka gereja pun sejahtera sesuai tema Tahun Diakonia HKBP.

Juga belum sepenuhnya dapat dilakukan kerjasama program untuk menata percontohan pertanian terpadu di Jetun Silangit dan Baniara Tele bekerjasama dengan Departemen Koinonia,. Karena berbagai alasan, termasuk karena kegiatan departemen Koinonia mempersiapkan rapat Pendeta dan pelayanan kategorial. Demikian juga belum dapat sepenuhnya dikerjasamakan program terpadu dengan departemen Marturia untuk melakukan pelayanan holistik di wilayah pelayanan Zending. Walaupun sudah dilakukan perkunjungan lapangan ke Pulau Rupat dan sudah menlakukan sosialisasi awal pengembangan ekonomi kerakyatan, namun belum sempat dilakukan program memperlengkapi para pelayan zending dan proyek khusus upaya mensejahterakan warga jemaat.

VI.Rencana Tindak Lanjut

Sesuai arahan Ephorus HKBP dalam buku panduan, agar diakonia tidak hanya dilaksanakan pada tahun 2009 ini, melainkan sampai terujudnya pelayanan yang holistik. Sehubungan dengan itu, maka apa yang sudah digagas dalam tahun diakonia 2009 ini, kiranya dapat dilanjutkan, dikoreksi, ditingkatkan dan bahkan dimodifikasi sesuai kebutuhan konteks yang dialami di masing-masing aras ke depan ini. Sehingga diakonia jemaat, distrik dan di aras hatopan dapat mempersembahkan sesuatu pelayanan diakonia secara monumental dan hidup menjelang dan pada acara puncak Jubileum 150 tahun HKBP 2011 yang akan datang.

Momentum persembahan pada Jubileum 2011 yang akan datang menjadi sangat penting, karena momentumnya yang hanya terjadi satu kali dalam setiap lima puluh tahun. Gagasan yang dilakukan di aras diakonia berbasis jemaat nampaknya butuh dimotivasi lebih giat dan jika kegiatannya sudah melembaga butuh pengkordinasiaannya di aras distrik dan bahkan pada akhirnya perlu percakapan koordinasinya di aras Hatopan/departemen, sehingga pelayanan diakonia dari aras jemaat hingga hatopan dapat bersatu padu agar dapat diperhitungkan menjadi kekuatan kehadiran HKBP di tengah masyarakat bangsa dan negara.

Dalam kaitan ini sudah ada beberapa pelayanan diakonia yang perlu peningkatan, dan pembaharuan pelayanan seperti pelayanan unit pendidikan HKBP. Demikian juga di bidang pengembangan ekonomi kerakyatan sudah dibutuhkan badan koordinasi CUM dan CU, kordinasi pelayanan komisi beasiswa, dan program penanaman pohon berkelanjutan baik untuk menata kompleks gereja, maupun untuk program penyadaran warga dan bangsa.

Dari aras jemaat, resort, distrik dan pusat agar pelayanan yang sudah dimulai dapat berkelanjutan dan terjamin managemennya ke depan, maka menjelang Jubileum 150 tahun HKBP perlu dikaji tentang managemen kelembagaan yang lebih tersusun rapih disatu pihak, tapi dipihak perlu pemberdayaan, independensi yang akuntable sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sekarang ini. Ada peluang demokrasi di satu pihak serta adanya kebangkitan gerakan diskriminasi di tengah masyarakat kita dilain pihak telah mendorong kita untuk melakukan kajian kritis, sehingga peluang kelembagaan HKBP yang berkelanjutan dapat dipikirkan dan dikembangkan ke depan. Antara lain nampaknya sudah dibutuhkan inisiatif masing-masing distrik untuk mendirikan panti-panti asuhan lansia atau sejenisnya, mendirikan PAUD, mendirikan CUM, klinik, bahkan bukan tak mungkin mendirikan center pembinaan holistik di setiap distrik atau propinsi di Indonesia, dsb.

Selain itu untuk mengadvokasi seluruh usaha dan doa HKBP ditengah bangsa dan negara ini barangkali sudah tiba saatnya HKBP mendirikan Kantor besarnya atau perwakilannya di Jakarta, sehingga merespon masalah-masalah kemasyarakatan dapat dilakukan secara terpadu dan terorganiser dari arus jemaat dan pusat. Karena masalah mendirikan rumah ibadah tidak hanya menyangkut teknis, tapi juga sangat sarat dengan pertimbangan politis, maka penanganan kasus semacam ini membutuhkan pengorganisasian lobby, advokasi, dialog di tingkat lokal, regional dan nasional serta internasional.

Ada beberapa kegiatan sesuai buku panduan yang belum dapat dilakukan, karena berbagai benturan jadwal program, maka diusulkan untuk dicari waktu dan di over ke tahun depan, yakni kerjasama departemen diakonia dengan departemen Marturia dan Koinonia. Sesuai buku panduan mestinya departemen diakonia dan koinonia perlu mengadakan pelayanan bersama menata kebun percontohan di Jetun Silangit dan Baniara Tele.

Atau jika mungkin melakukan persiapan rekruitmen pelayan untuk diutus melayani di center-center baru di distrik atau Propinsi yang sudah dan sedang menggagas pusat pembinaannya saat ini. Karena kedua center ini sangat potensil baik untuk kebutuhan pemuda dan petani serta para pelayan, maka kiranya dua tahun ke depan ini kedua center ini sekaligus digiatkan agar dapat menjadi pusat pembinaan dan sebagai percontohan pertanian terpadu yang handal. Kemudian kerjasama dengan departemen Marturia untuk menata pelayanan zending yang terpadu dengan gerakan pelayanan holistik dengan diakonia.

Pada tahun ini sudah dilakukan perkunjungan ke wilayah zending dan sudah ada konsultasi bersama dengan para pelayan zending, maka ke depan perlu dijajaki pelayanan terpadu yang lebih konkrit di Pulau Rupat dan pulau-pulau lainnya. Selain kerjasama memperlengkapi para pelayan, juga diharapkan join program untuk memadukan pelayanan holistik mensejahterakan jemaat . Dengan adanya program yang mensejahterakan jemaat, maka diharapkan jemaat HKBP di wilayah Zending kembali merevitalisasi pelayanannya sebagaimana di era missionar, tapi juga sekaligus dapat mendorong partisipasi jemaat menjadi garam dan terang di wilayah masyarakat Pulau Rupat.

Saat ini wilayah zending Pulau Rupat sedang diancam pengaruh masuknya pengusaha asing membuka perkebunan kelapa sawit serta adanya program khusus pemerintah untuk kembali membuka lahan untuk transmigrasi. Marginalisasi masyarakat suku Akit saat ini sudah diambang batas yang sangat rentan dan memperihatinkan. Mereka butuh pendampingan yang serius dan butuh dukungan moril agar mereka masih mampu untuk eksis dan dapat menampakkan kasih Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Selain itu juga pada tahun-tahun mendatang ini dalam rangka menjelang Jubileum 150 tahun semakin dibutuhkan pertemuan intens para tokoh warga jemaat HKBP di semua aras pelayanan. Juga sangat perlu agar percakapan tentang jaminan sosial tidak hanya difokus pada para pelayan saja, tetapi dibutuhkan percakapan untuk seluruh penatua dan jika mungkin bagi seluruh warga jemaat HKBP. Untuk itu diskusi dengan lembaga Negara Jamsostek dapat dilakukan, minimal untuk memahami sejauhmana program jaminan kecelakaan, kematian, kesehatan dan hari tua mulai dipercakapkan disemua ras kejemaatan kita.

Untuk mewujudkan tindaklanjut program diakonia ini, maka dukungan dana Tahun Diakonia dari setiap distrik sesuai dengan komitmen yang telah disepakati pada Rapat MPS dan rapat praeses yang lalu agar disetor ke kas keuangan diakonia HKBP yang dibuka oleh sekretariat kantor pusat HKBP.

VII.Penutup

Tema Tahun Diakonia HKBP 2009 diambil dari Yeremia 29:7 yang berbunyi, ”usahakan dan doakan kesejahteraan kota/desa dimana kamu Aku buang, karena ksejahteraan mereka adalah kesejahteraanmu”. Dan dengan moto ”sejahtera masyarakat sejahtera gereja”, maka relevansi program diakonia sejak awal tahun diakonia sampai pada masa yang akan datang, kiranya disinari oleh tema dan motto tahun diakonia tersebut, minimal hingga menjelang Jubileum 150 tahun HKBP. Sehingga seluruh ruang gerak pelayanan HKBP terarah pada pelayanan koinonia yang bermarturia dan berdiakonia dapat terwujud. Sebab dengan arah pelayanan koinonia yang bermarturia dan berdiakonia, maka kehadiran HKBP hendaknya senantiasa diuji sejauhmana pelayanan HKBP dapat mensejahterakan warganya. Sebab dengan sejahteranya jemaat, maka dampaknya akan terjadi peujudkan gereja yang inklusip dan dampak selanjutnya akan mensejahterakan gereja.

Solidaritas pelayanan dari jemaat kota, dari warga jemaat yang diberkati Tuhan kiranya pula dapat dirasakan pengaruhnya oleh jemaat yang masih berkekurangan. Solidaritas tersebut kiranya secara gradual dapat diujudkan, bukan supaya yang miskin dan berkekurangan menjadi pengemis dan butuh belas kasihan, melainkan agar dengan adanya gerakan solidaritas mensejahterakan warga jemaat miskin terujud keseimbangan, 2 Korintus 8.15. Untuk itu lembaga bantuan untuk dari kurang mampu, subsidi silang untuk jaminan sosial, usaha-usaha CUM dapat mememberdayakan mereka yang berkekurangan. Ini jugalah makna tahun Yobel, agar gereja kita sadar akan tanggungjawabnya untuk membayar hutang mereka yang miskin, bodoh dan serba berkekurangan (Imamat 25).

Pearaja – Tarutung, November 2009
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
Kepala Departemen Diakonia HKBP

CATATAN KAKI "LAPORAN KEGIATAN DIAKONIA 2009"

CATATAN KAKI DARI LAPORAN KEGIATAN DIAKONIA 2009
Oleh: Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar

1. Penjemaatan tahun diakonia Distrik Medan Aceh tanggal 16 Februari. dan tanggal 16 Maret kepada para Pendeta dan Penatua. Tanggal 9 Februari sosilaisasi tahun Diakonia di Toba Porsea. Distrik Silindung

2. Distrik Medan Aceh yang dilakukan bersama dengan Panitia pencanangan tahun diakonia HKBP. Seminar diakonia resort Padang Bulan tanggal 25 April 2009. Bersama praeses Pdt. Marudur Tampubolon mengadakan Seminar diakonia di Batam tanggal 19 Februari 2009 sekaligus syukuran awal tahun. Serta tanggal 22 Februari menjadi pencanangan tahun diakonia di Distrik Kepri. Launching Tahun Diakonia di Distrik Jakarta II dihadiri Ephorus dan Kadep Diakonia di gereja HKBP Jatiwaringin tanggal 2 Maret 2009, sekaligus dalam pencanangan ini dilantik pengurus produk tas dari limbah plastik dan program jahit menjahit. Tanggal 20-22 Maret masing-masing diadakan penjemaatan tahun diakonia di Batubara, di resort Dolok Masihol dan di Resort Simalingkar. Tanggal 26 Maret pencanangan penanaman pohon Distrik Silindung di Simorangkir.

3. Distrik Kepulauan Riau, Distrik Jawa Kalimantan dan Distrik Tebingtinggi

4. Pesta diakonia wilayah distrik Humbang di Pakkat yang dihadiri bersama praeses Pdt. Bonar H. Nababan dan bupati Humbang bapak Drs. Madin Sihombing

5. Tanggal 18-19 Juli pembinaan pelayan wilayah Bengkulu bersama Praeses Sumbangsel Pdt. R.T. Munthe, mengadakan pembinaan dan sosialisasi Tahun Diakonia.

6. Resort Manyar dan resort Surabaya telah mengadakan sosialisasi tahun diakonia Kadep Diakonia bersama dengan Praeses, tanggal 28 Februari.. Tanggal 1 Oktober di Surabaya juga diadakan sosilisasi tahun diakonia ke Mahasiswa di gereja HKBP Manyar. Penjemaatan tahun diakonia di Semarang Barat tanggal 3 September dan di Bandung Timur tanggal 5 September di Distrik Jabertdy. Juga di Bandung diadakan percakapan tentang bantuan terhadap korban gempa di Tasikmalaya.

7. Sosialisasi tahun diakonia serta pencanangan pada pertemuan syukuran awal tahun Distrik Silindung. Kegiatan ini juga sudah diawali ketika diadakan perayaan Natal para tukang Becak yang bernuansa pelayanan diakonia. Pencanangan tahun diakonia di HKBP Hutabarat persis pada tanggal 1 Januari 2009.

8. Sosialisasi tahun diakonia ke peserta Sinode awal tahun Sumatera Timur di Parapat yang saat itu dipimpin oleh praeses Pdt. Piter Hutapea, M.Th.
Sosilisasi Tahun Diakonia di Distrik Labuhan Batu bersama praeses Pdt. Efendi Purba

9. Distrik Langkat sosialisasi ketika mempersiapkan rapat Pendeta di Tor Nauli Parapat, tanggal 30 Juni 2009.

10. Sosialisasi tahun diakonia sekaligus latihan CUM dan pembentukan CUM di Distrik Tapsel di Padang Sidimpuan. Pelantikan Pengurus CUM tanggal 30 Mei 2009.
11. Distrik Tebingtinggi telah mengadakan perlombaan Pargodungan sesuai kriteria di era missionar dan penataan lingkungannya yang asri. Program dilakukan dengan memberi kesempatan kepada pemerintah setempat untuk turut menilainya. Peresmian Taman kanak-kanak di Tebing dari tanggal 4-6 April 2009. Distrik Jawa Kalimantan mengadakan malam dana untuk mengusahakan adanya rencana mewujudkan center terpadu untuk pembinaan generasi muda. Distrik Jambi yang sudah mengundang beberapa tokoh dan membuka upaya agar distrik bekerjasama dengan CUM dapat mendirikan center. Kini mereka telah berhasil membeli lahan seluas 7.5 ha.

12. Resort Jatiwaringin Distrik Jakarta 2, secara specifik telah mendirikan komisi bantuan hukum tanggal 29 Maret 2009 dan komisi pengembangan ekonomi kerakyatan. Tanggal 30-31 Maret penjemaatan tahun diakonia di resort Mekar sari dan Tanjung Periok Jakarta. Sosialisasi tahun diakonia di Sipodang, resort Pasaribu Dolok, Distrik Sibolga tanggal 26-27 September 2009.

13. Pemantapan program tahun diakonia untuk mensejahterakan jemaat diadakan dalam rapat Pendeta Distrik Humbang di Sopo Toba, tanggal 2 Juli dan 3 Nopember 2009 di Hotel Dumasari Tuktuk Samosir. Evaluasi tahun daikonia Distrik Samosir tanggal 29 September 2009 di Pangururan..

14. Kuliah umum tentang program tahun diakonia di Sekolah Bibelvrow tanggal 1 Augustus 2009 yg saat itu menjabat sebagai direktris adalah Biv. Roslinda Sihombing,M.Si. Kuliah umum ke Mahasiswa STT dan memberikan ceramah ke seluruh civitas akademika STT HKBP.

15. Tanggal 8 September diadakan di Universitas HKBP Nomensen untuk 15 distrik di Sumatera Utara. Tanggal 6 Oktober di Jakarta untuk wilayah distrik Jawa Kalimantan, Jakarta 2 dan Jakarta 3, serta distrik Jabertdy. Tanggal 30 Oktober 2009 untuk distrik Riau, Jambi, Tapsel dan Lab batu.

16. Karena kondisi kedua gereja HKBP di Padang dan Muara, maka Kadep diakonia telah meminta jasa St Pinondang Simajuntak yang turut didukung oleh gereja HKBP Menteng untuk mencek kekuatan kedua bangunan tersebut. Apakah layak untuk tetap memakai struktur bangunan yang masih ada terlebih di gereja HKBP Padang, atau lebih baik untuk membangun gedong gereja yang baru. Atas usulan gereja Padang telah diusulkan agar dibangun bertingkat. Dengan demikian selain perlu membantu sembako sampai bulan September, juga masih perlu bantuan untuk pembangunan gereja.

17. Tanggal 30-31 Mei 2009, seminar CUM dan pembentukan pengurus serta pelantikan Pengurus CUM distrik Tapanuli Selatan di Padang Sidempuan. Tg 14 Juni sosiaalisasi CUM di gereja HKBP Martoba, Medan. Tanggal 20-21 diskusi CUM di gereja HKBP Cilegon, distrik Jakarta 3. Tanggal 27-28 Juni diskusi 2009 CUM di wilayah Lampung, distrik Sumbagsel. Tg 11 September 2009 pertemuan jemaat Distrik Medan Aceh di Medan membicarakan sosialisasi CUMTg 11 Oktober seminar CUM di Jatiwaringin dan menyaksikan pelantikan komisi ekonomi kerakyatan resort Jatiwaringin, Jakarta 2. Tg 17-18 Oktober seminar CUM, pengumpulan dana dan pelantikan Pengurus CUM di wilatah Distrik Kepulauan Riau di Batam. Tg 23 Oktober 2009 Sosialisasi CUM di Siak, Riau. Tg 24 Oktober sosialisasi CUM di Ujung Batu. Tg 27-29 Oktober sosiliasasi CUM di Pulau Rupat
18. Tanggal 10-12 Maret 2009 telah diadakan di Elim konsultasi para manager CUM HKBP, bersama dengan Pengmas HKBP, dan telah berhasil merumuskan bahwa pengelolaan CU diserahkan pengorganisasiannya ke Pengmas HKBP. Sedangkan koordinasi CUM dikelola oleh satu badan koordinasi , yang untuk sementara dibawah koordinasi departemen diakonia. Ke depan mungkin perlu diberi kelembagaan yang terkoordinasi khusus.

19. Tanggal 11 Juli, RAT CUM di Pardomuan Duri. Tg 18 Augustus RAT CUM di Leidong. Tanggal 9 September RAT CUM diakonia di Elim,. Tanggal 18-20 September RAT CUM di Tanah Alas, Tanggal 14 Oktober 2009 RAT CUM di distrik Sumatera Timur, Tanggal 26 Oktober, RAT CUM di Dumai.

21. Sudah tiga kali disuruh dibangun dan bongkar kembali oleh Pemda kabupaten Sarolangon karena adanya warga masyarakat Moslem yang menolak pembangunannya. Kini kembali mereka diberi izin untuk membangunn gereja mereka di wilayah terisoler.

22. Antara lain ada 7 Tk yang didirikan di Distrik Tapsel, ada 3 didirikan di Tebing, ada 7 di Distrik Riau, ada 2 Di Distrik Kepri, ada 2 di distrik Jawa Kalimantan, ada 2 di Medan Aceh, dll.

REKOMENDASI PERTEMUAN KONSULTASI DAN EVALUASI DIAKONIA 2009

REKOMENDASI PERTEMUAN KONSULTASI DAN EVALUASI
TAHUN DIAKONIA HKBP 2009
Lembur Pancawati, Caringin – BOGOR, 25 s/d 27 Nopember 2009



Segala puji dan kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja yang telah menyertai HKBP sejak mulai berdirinya 7 Oktober 1861 sampai pada saat ini memasuki persiapan perayaan Jubileum 150 tahun Injil di Tanah Batak, 2011 yang akan datang.

Tidak terasa pelaksanaan Tahun Diakonia HKBP 2009 telah hampir berakhir pada penghujung tahun. Di dalam Buku Panduan Tahun Diakonia terdapat target-target program yang akan dicapai mulai dari tingkat huria sampai ke tingkat pusat (hatopan). Untuk mengevaluasi dinamika pelayanan yang terjadi selama satu tahun ini maka pada tanggal 25 - 27 Nopember 2009 bertempat di lembur Pancawati, Caringin - Bogor, 16 orang praeses dari 26 Praeses telah melakukan konsultasi dan evaluasi tahun diakonia HKBP 2009. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan berarti pelayanan diakonia akan berhenti sampai pada tahun ini saja, melainkan berlanjut terus sampai gereja HKBP dapat meujudkan pelayanannya yang holistik, sepanjang gereja ada di tengah-tengah dunia ini untuk membawa pembaharuan dan pembebasan bagi masyarakat yang termarginalkan, tertindas, memberitakan Tahun Rahmat Tuhan kepada bangsa-bangsa.

Dari dinamika yang terjadi Para praeses menyadari dan menggumuli bahwa program tahun diakonia HKBP telah membawa perubahan dan dampak yang positif bagi pertumbuhan kesadaran gereja memberdayakan masyarakat dan jemaat HKBP khususnya. Oleh karena itu, setelah melalui proses sharing dari masing-masing apayang dilakukan Distrik. Kemudian dikompilasi setelah melalui proses diperkaya dengan sharing pengalaman bapak Frans Tumiwa pendiri Pusat Pelatihan Lembur Pancawati. Hasil kompilasi telah didiskusikan dalam tiga kelompok ( kelompok inventarisasi kegiatan sesuai atau kegiatan baru yang dilakukan. Kelompok kelembagaan dan kelompok program menjelang Jubileum 150 tahun HKBP). Para Praeses juga mengadopsi rekoendasi yang dirumuskan oleh konsultasi dan evaluasi para Kabid Diakonia distrik ( terlampir ). Dari hasil kelompok kemudian disepakati beberapa pokok pikiran penting untuk dilaksanakan, demi terwujudnya pelayanan HKBP yang holistik dan konprehensif , yakni :

1. Agar Logo Tahun Diakonia HKBP 2009 dipakai menjadi logo pelayanan diakonia HKBP. Tentang logo jubileum 150 Tahun HKBP direkomendasikan kepada panitia perayaan jubileum agar logo tersebut menggambarkan ketiga tugas panggilan gereja dalam kaitannya dengan makna Tahun Yobel memberitakan tahun rakmat pembebasan dari Tuhan.

2. Agar departemen diakonia memfasilitasi tim Theolog HKBP untuk mengkaji
Teologi Diakonia yang Kristologis eklesiologis, sehingga gereja HKBP konsisten menjadi gereja yang mewarisi pemahaman diakoni Yesus Kristus. (Perkataan Yesus ”gabe parasiroha ma hamu songon Amamuna parasiroha i”). Pandangan dari Dr Afliften Sihombing yang mengusulkan agar Diakonia menjadi Ilmu pengetahuan dan memperjuangkan ide itu agar masuk dalam kurikulum di semua pendidikan sekolah theologi , sehingga kapasitas pelayan dapat semakin memahami diakonia yang holistik dan lebih terampil ke depan.

3. Untuk meneruskan program tahun diakonia menjadi program yang berkelanjutan di seluruh bidang pelayanan diakonia, antara lain: pelayanan usaha peningkatan ekonomi jemaat melalui program CU, CUM, Pertanian dan Peternakan, dll. Demikian juga dengan kegiatan lain seperti perpustakaan, komisi beasiswa, pelayanan penjara,dll. Secara khusus juga agar setiap resort diusulkan dapat mendirikan PAUD sebagai tanggungjawab gereja terhadap pendidikan anak. Dan kepada distrik direkomendasikan agar mendirikan panti-panti bagi anak yatim, yang memiliki kemampuan khusus dan juga pelayanan lansia sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayah masing-masing.

4. Karena berbagai kejadian bencana, maka direkomendasikan agar setiap distrik berupaya memperlengkapi diri, sehingga dapat terjadi pelayanan tanggap darurat/ tanggul bencana yang mempunyai akses cepat terhadap korban.

5. Dari hasil sharing dari pendiri Lembur Pancawati, maka setiap distrik dapat melangsungkan kegiatan belajar melalui proses orientasi ke beberapa pusat pelatihan di berbagai tempat, secara khusus ke Lembur Pancawati tempat diadakannya konsultasi dan evaluasi tahun diakonia HKBP 2009. Jika memungkinkan, maka direkomendasikan agar setiap distrik dapat mendirikan pusat pelatihan yang holistik yang dimulai dari kondisi dan fasilitas yg paling sederhana, membeli lahan yang kemudian dapat digunakan maksimal menjadi tempat pembinaan dan pelatihan bagi seluruh kategorial jemaat bahkan yang terbuka untuk umum.

6. Semangat merevitalisasi pelayanan kesehatan yang mempromosikan serta membangun informasi di bidang kesehatan, serta adanya semangat distrik untuk mendirikan klinik kesehatan agar dilanjutkan di masing-masing distrik sesuai kebutuhan. Secara khusus agar Rumah Sakit Balige digiatkan minimal mempersiapkan general check up kesehatan yang setara dengan rumah sakit di Penang.

7. Untuk menjamin keberlanjutan dan peningkatan kegiatan diakonia yang sudah terbangun di semua, maka perlu dikaji rancangan melembagakan pelayanan diakonia. Kajian itu diharapkan agar sesuai dengan Aturan Peraturan HKBP, serta dalam kaitan formal terhadap Negara agar ikut mengkaji Undang-undang No 28, tahun 2004 tentang pendirian Yayasan. Tentu secara feleksibel tetap disesuaikan berdasarkan kebutuhan. Tujuannya adalah agar pelayanan diakonia dapat berkesinambungan secara sustain, dinamis dan regeneratif.

8. Untuk merajut semua dinamika diakonia holistik dan join program dengan departemen koinonia dan marturia, maka perlu diadakan strategic planning sehingga tersusun program terpadu, holistik dan konprehensip. Dalam kerangka itu peserta SP ini perlu melibatkan ketiga departemen, distrik, kabid dari ketiga departemen, CDS, serta undangan dari gereja-gereja tetangga. Out put dari SP tersebut diharapkan dapat menjadi jelas keterpaduan program, join program dan institutional building pelayanan diakonia. Selain dalam joint program dengan departemen Koinonia secara khusus agar secara bersama merancang program menjadikan Centrum Jetun dan tele menjadi pusat pelatihan yang handal dan berawawasan lingkungan.

Demikian juga dengan Departemen Marturia agar secara bersama dapat merancang pelayanan yang holistik dan transformatif dalam pelayanan marturia di pusat-pusat pelayanan yang sudah ada dan yang baru. Kemudian Para Praeses juga merekomendasikan agar program departemen diakonia turut melakukan join program meujudkan tahun penatalayanan, agar departemen diakonia lebih informatif, memiliki data base yang lengkap dan dapat membangun fund reising yang lebih melambaga disemua sasaran pelayanan kategorial, sektoral da fungsional.

Demikianlah beberapa pokok pikiran yang telah disepakati untuk dapat diwujudkan di dalam aksi bersama. Kiranya melalui pelayanan yang terrencana dan terfokus, HKBP dapat mewujudkan visinya sebagai gereja yang inklusif demi pemberitaan Injil kepada seluruh makhluk, sehingga setiap makhluk dapat merasakan kehadiran Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia ini dan dampaknya dalam kehidupan berjemaaat dan bermasyarakat di Indonesia ini.

Nama Peserta :
1. Pdt. Marolop P. Sinaga, M.Th (Praeses HKBP Distrik I Tapsel-Sumbar)
2. Pdt. Manogari Silitonga, S.Th (Praeses HKBP Distrik II Silindung)
3. Pdt. Bonar H. Nababan, DPS (Praeses HKBP Distrik III Humbang)
4. Pdt. Parulian Sibarani, S.Th (Praeses HKBP Distrik IV Toba)
5. Pdt. Elieser Siregar (Praeses HKBP Distrik VI Dairi)
6. Pdt. Debora Sinaga, M.Th (Praeses HKBP Distrik Humbang Habinsaran)
7. Pdt. Tionggar P. Nababan (Praeses HKBP Distrik Tanah Alas)
8. Pdt. Marudur Tampubolon (Praeses HKBP Distrik Kepulauan Riau)
9. Pdt. Bihelman D. F. Sidabutar (Praeses HKBP Distrik Tebing Tinggi Deli)
10. Pdt. Saur Simanjuntak (Praeses HKBP Distrik Langkat)
11. Pdt. Sunggul Sirait (Praeses HKBP)
12. Pdt. Tendens Simanjuntak (Praeses HKBP Distrik Tanah Jawa)
13. Pdt. T. Hasugian (Praeses HKBP Distrik Jabartengdiy)
14. Pdt. Efendi Purba (Praeses HKBP Distrik Labuhan Batu)
15. Pdt. Victor Sihotang (Praeses HKBP Distrik Asahan Labuhan Batu)
Juga diikuti:
16. Pdt. Samuel Sihombing (Kabid. Diakonia HKBP Distrik VI Dairi)
17. Pdt. Maruasas Nainggolan, S.Si (Teol) (Staf Dep. Diakonia HKBP)
18. Pdt. Morrys S. Marpaung (staf Dep. Diakonia HKBP)




Bogor, 27 Nopember 2009
Disetujui:
Kepala Departemen Diakonia HKBP

Pdt Nelson Siregar

LAPORAN KEGIATAN DIAKONIA BERSAMA PRAESES

SHARING PROGRAM DIAKONIA BERSAMA PRAESES


1. Pdt. B.D.F. Sidabutar
Distrik Tebing Tinggi Deli
- Telah berdiri 4 Taman Kanak-kanak.
- Ada satu SD di Seibelutu yg selama ini tidak dikelola dengan baik, satu SMP di Bandar Kalifah
- Ada komunikasi yg kurang jelas dengan kantor pusat HKBP tentang status dan hubungan sekolah-sekolah yang ada di huria-huria. Jemaat berpikir semuanya akan diambil alih oleh kantor pusat.
- Upaya pembelian 1 ha tanah. Jika sudah dibayarkan akan datang ke peraraja utk konsultasi pendirian lembaga2 yang perlu, a.l: kel petani (china yg menentukan harga), komite HIV Aids, CUM.
- Program bersih sehat. Asri. Tujuan agar berbudaya bersih dan sehat. Di Tebing Tinggi Deli ini ada istilah ”bajo’ yg artinya batak jorok, karena pinahan (ternak babi) berkeliaran. Bahkan ternak itu pernah beranak dibelakang rumah pak haji.
- Melibatkan tim kesehatan dan kebersihan lingkungan pemda. Tidak memakan banyak biaya. Natal nanti supaya bergotong royong membersihkan gereja dan menghias gaba-gaba (Hiasan di pohon natal). Bukan hanya di dalam gereja, tetapi juga ikut di luar gereja, seperti pohon natal yang dijalan siantar, tetapi disetiap lingkarannya di gantungkan tanaman-tanaman di dalam pot.
- Gereja pemenang perlombaan Pargodongan ”Bersih Sehat” ini juga ditingkatkan di perayaan paskah. Dikaitkan dengan kegiatan pendirian CUM dengan jalan membuat hadiah yg diperoleh menjadi modal awal pendirian CUM.
- Tidak ada Kabid. Diakonia yang fulltime melayani

2. Pdt. BH Nababan
Distrik Humbang
- Penanaman pohon sedang berjalan dan dalam proses evaluasi
- PAUD sudah berdiri tiga
- TPA di dolok sanggul
- Telah didirikan Yayasan yang bertugas dalam bidang Pertanian. Telah dicoba mempraktikan penggorengan kopi yang harum, dan penanggulangan hama kopi khususnya bekerjasama dengan distrik siborongborong. Bernama Yayasan ”Kana”.
- Akan didirikan koperasi serbaguna, termasuk CUM bahkan pembangunan SPBU di Pakkat.
- Kursus B.Inggris dan komputer di dua huria, pencarian dananya dengan cara mengajak kerjasama para perantau yang motivasinya hanya membanguntugu.
- Mengelola Bukit Krefel seperti Taman Eden

3. Pdt. Tendens Simanjuntak
Distrik Tanah Jawa
- Para pemuda atau naposo bulung mendapat perhatian serius, mereka begitu mudah mendapatkan uang dari kebun sawit yang dimilki bahkan juga dari sawit yang bukan miliknya dengan jalan mencuri.
- Begitu mudah mendapatkan Narkoba, Rayon Tanah. Jawa, Pasir mandoge. Membuat seminar dengan mengundang pembicara dari kapolres dan Komite HIV AIDS tentang bahaya narkoba.
- Sosialisasi kesehatan keluarga kepada kaum ibu
- Pengembangan CUM gereja, bersaing dengan CU yg sudah ada kian yg berasal dari CU katolik di siantar. Ada perkembangan yang baru dan cepat setelah ada manager yang ditugaskan dan tetap melakukan sosialisasi ke resort, huria bahkan partangiangan lingkungan.
- Melakukan pengembangan pertanian peternakan mengundang Pengmas, hanya saja justru menjadi pendeta yg giat beternak. Hampir setuiap resort telah diutus belajar ke LSIRA di Tiga Dolok. Mudah-mudahan peternakan dari pelayan dapat diteruskan kepada jemaat.
- Pargodungan: areal gereja luas-luas dan dipenuhi dengan sawit. Diharapkan 5 tahun mendatang dapat memberikan dampak yg signifikan khususnya mendukung keuangan gereja.

4. Pdt. Parulian Sibarani
Distrik Toba
- Tanggal 27 akan mengadakan perlombaan pargodungan yang dihasuhutkan (dikordinir) oleh Naposo Bulung. na manghasuhuthon bergantian kepada setiap perkumpulan kategorial
- Sudah ada 16 kelompok tani yg didampingi KSPPM. Ada 2 (hasahatan dan lumban lobu) dalamhal ini ada pemikiran untuk satu bulan mereka tidak diberi meminjam uang pangkal. Melainkan dipakai utk membeli ternak dan dibagikan kepada anggota.
- Kerjasama dengan jemaat perantau dalam pengembangan usaha bambu yang banyak di toba dan mengirimkannya ke Jakarta, selain itu juga mengolah batu menjadi marmer di Cianjur.
- CU yg bertumbuh ada 9 dan itu semua di huria-huria. CUM yang distrik telah ada, mereka mengkontrak rumah selama 5 tahun di pajak, sosialisasinya melalui partangiangan.
- Untuk mensejahterakan pelayan, distrik bekerjasama dengan seluruh pangaranto (perantau) wajib membayarkan pelean taonnya (iuran tahunan)
- Membangun kantor distrik sebagai jati diri distrik.

5. Pdt. Sunggul Sirait
Distrik Samosir
- Kendala: kabid tidak ada fulltimer
- Pesta Diakonia distrik sebagai jalan pemenuhan target tanggungjawab distrik. Pertanggungjawaban dari panitia belum ada sampai sekarang.
- CU berjalan secara sporadis di huria-huria. Tidak bisa di evaluasi perkembangannya.
- Perlombaan Penataan pargodungan yang akan dinilai akhir desember ini.
- Pembangunan gedung serbaguna yg sekaligus menjadi pusat pembinaan. Dananya dari pemkab 500jt, pangaranto 400jt. Awal desember telah dimulai pembangunannya, biaya total 4 M. Diusahakan tidak hanya untuk pembangunan fisik saja.
- Pendidikan. Ada sekolah SMK HKBP di pangururan tetapi dikontrakkan
- PAUD tetapi masih kalah bersaing dengan katolik
- SMP dan SMK Ambarita masih dalam bentuk yayasan.
- Pertanian, belum ada pelatihan yg bertahap kepada masyarakat.
- Dalam rangka kota wisata akan diadakan pembinaan kepada pedagang sekitar tomok, tuktuk dan parapat. Tahun 2010 samosir menjadi kab. Pariwisata. Mudahmudahan tahun depan dapat terlaksana.

6. Pdt. Victor Sihotang
Distrik Asahan Labuhan Batu
- Sangat menggugah istilah tahun Diakonia terlebih melalui khotbah awal tahun yg mendorong agar berbelas kasih. Unttk itu program diakonia sangat berarti untuk terus dilakukan.
- Pada festival koor di medan menelan biaya dan perhatian yg cukup besar, sehingga banyak program diakonia tidak bisa berjalan dengan baik.
- Di Gambir baru, Aek kanopan telah berdiri TK.
- Di resort-resort melaksanakan pesta Tahun Diakonia yag meliputi penanaman pohon yang menjadi bagian penataan pargodungan.
- Penguatan kelompok tani. Pertanian padi beralaih menjadi perkebunan Kelapa Sawit.
- CUM masih mengalami kendala karena ada masalah dari manager.

7. Pdt. M. P. Sinaga, M.Th
Praeses Distrik Tapsel-Sumbar
- Di tahun diakonia ini sudah delapan TK yg baru berdiri, 170 sekian muridnya
- Mulai bulan April yang lalu kerjasama dengan primagama membuat tryout kepada kelas 6, 3SMP, 3SMU
- Bidang Ekonomi, bulan Juni telah berdiri CUM. Simpanan 260 juta – oktober.
- Bidang Perikanan sedang mengembangkan budidaya belut dan lele dumbo Utk membuat ikan sale. Mengingat di tapsel suka membuat ikan sale.
- Bidang Kesehatan, semua gereja yang ada tenaga kesehatan membuat program mengukur tensi
- Mengusahakan dan memulai agar semua resort ada tanahnya untuk mengembangkan program pelayanan gereja sedikitya 3 hektar, yang sudah memiliki tanah tiga resort sampai saat ini.masa depan menjadi pusat retreat. Program ini akan terus dilanjutkan.
- Pada festival koor dan napak tilas menguras dana dan menghambat pemberian dana ke pusat dukungan dana diakonia.
- Gempa di padang banyak gereja yg mendukung, sehinga terkumpul sekitar 300 sekian juta.

8. Pdt. Marudur Tampubolon
Distrik Riau
- Berdoa sama-sama agar bisa membuat center seperti Pancawati.
- Usul: kelembagaan itu sangat tepat ada di bawah naungan Dep. Diakoni HKBP.
- Perlu adanya pelayanan migrant worker. Sangat setuju Emergency Fund ada di tingkat distrik dan pusat. Penghijauan melalui program satu pohon buat satu keluarga.
- Kalau tidak salah di bah jambi atau kerasaan dulu pernah ada penelitian yg membuat daun dan batang sawit menjadi pakan ternak. Bagaimana kalau itu dikembangkan.
- CUM sudah diresmikan dan pada minggu pertama Desember rumah manager sudah dapat ditempati.

9. Pdt. Manogari Silitonga
Distrik Silindung
- PAUD cukup bertumbuh namun jumlahnya tidak bisa disebutkan
- Masalah sekolah di Pangaloan. Telah berjalan beasiswa dan kerjasama dengan Camat (Pangaribuan dan Garoga)
- Beberapa pelayan telah mengikuti pelatihan manager
- Bagaimana kepemilikan CUM Anugerah?? Karena ada pembaharuan di struktur dan AD/ARTnya
- Penanaman pohon telah dilaksanakan kerjasama dengan Dep. Marturia dan koinonia.
- Bekerjasama dengan Univ. Nommensen dalam hal pengembangan peternakan
- Pembinaan terhadadp napi (100 ex buku ibadah), pembinaan terhadap pegawai pemkab (1x 1bln). Telah dibentuk FKUB yang dimotori oleh Distrik.
- Hub gereja dan negara perlu ditingkatkan.
- Tgl 13 akan ada penilaian perlombaan pargodungan na dihasuhuthon ina.
- Belakang rumah praeses tanahnya longsor agar ada gerakan caritas emergency

10. Pdt. Togar Hasugian
Distrik Jabartengdy
- Manambah tanah100 meter pun sangat susah.
- Sangat sulit mendirikan TK
- Tahun koinonia dan marturia setelah dievaluasi banyak dana yang habis tak menentu. Memenuhi target dilakukan dukungan distrik dengan cara gugu
- Klinik di beberapa huria sudah berdiri.
- CUM tidak berjalan karena situasi, 2,5 juta dananya sampai sekarang statis.
- Pada masa Natal ini gereja banyak melakukan program yg berkaitan dengan diakonia 11 Desember di Bandung.
- Gagasan: telah mencoba mensosialisasikan di gereja agar mendirikan ”Elim yang baru”
- Dengan menghimbau jemaat dan pelayan agar kelak ketika tua bisa meninggalkan, menyumbangkan bahkan wariskan hartanya pada gereja.
- Kami melihat pekerjaan Diakones tidak dapat dibedakan dengan Biv? Agar ada kejelasan.

11. Pdt. T.P. Nababban
Praeses Tanah Alas
- Sudah melakukan penanaman pohon disemua pargodungan
- Pemberdayaan pelayan dalam pertanian dan peternakan
- Penataan pargodungan (HKBP Kotacane)
- Perpustakaan mini (pardamean), perpus keliling dari BPP agar menambah buku-buku.
- Sudah berdiri PAUD di Selang baru dan Pardomuan
- Program Jamsostek sudah berjalan
- Dengan bantuan bupati dan dinkes pengobatan cuma-cuma di empat titik
- 2010: melaksanakan pelatihan pertanian di HKBP deski dan HKBP Sigalagala kerjasama dengan Univ. Nommensen dan Pengmas
- Memakai ruangan diski menjadi TK
- 1 juta bibit utk penanaman pohon. 27 Desember penyerahan simbolis dari pemkab
- Menanam tanaman keras (diski)
- Melatih jemaat dibidang kerajinan tangan penggunaan rotan
- Sering terjadi kebakaran (2 kali tahun ini di HKBP lau sigalagala) akan dibuat tim penanggungan bencana.
- Yang perlu ditingkatkan: CUM walaupun masih perlu dibenahi. Ternyata di TK yg sudah ada diakones terkesan kurang mampu mengajar, perpustakaan keliling dan mini. Perlu dilakukan dan pelatihan buat mereka.

12. Pdt. Saur Simanjuntak
Distrik Langkat
- Mata pencaharian jemaat umumnya: pegawai, guru, pedagang, petani dan nelayan
- Jamsostek disambut baik oleh pelayan
- Direncanakan mendirikan PAUD, tetapi menjadi tantangan bahwa tanah yg diharapkan di Pangkalan Berandan ternyata dijual. Direncanakan di distrik melaksanakan kursus matematika dan mendirikan perpustakaan.
- Penyuluhan kesehatan dengan mengikutkan dokter relawan telah dimulai sejak bulan 3 yg lalu. Ini masih khusus di Binjai.
- Diupayakan melalui natal sedistrik (27 Desember) program: donor darah, kunjungan ke panti asuhan.
- Pembinaan kepada parhalado tentang teologi persembahan dan kepemimpinan. Pemberdayaan pemuda juga dilakukan (langkat hilir. Sudah ada TPA dan TK walaupun agak macet setelah Pdt. Efendi pindah).
- Pembuatan papan bunga menjadi usaha mandiri pemuda.
- CUM agak gagal, modal ada 2 juta dan itu terus sampai sekarang. Dikarenakan jemaat banyak yag bekerja menjalankan uang. Walaupun begitu masih tetap diupayakan terus.
- Masih mengupayakan pengadaan lahan.
- Tentang kebersihan lingkungan gereja sudah lama dibudayakan oleh gereja, sehingga tidak dipertandingkan.
- 27-29 Nov 2009 pesta puncak tahun diakonia distrik sebagai upaya pemenuhan target dukungan distrik terhadap pesta Tahun Diakonia HKBP 2009.

13. Pdt. Efendi Purba
Distrik Labuhan batu
- Yang dilakukan masih hanya sebatas sosialisasi. Hanya Koor Tahun diakonia yang dilanjutkan.
- Membuat tema Natal sedistrik: gabe parasiroha (Berbelas kasih), Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja.
- Dari Sinode Distrik merekomendasikan agar setiap resort mendirikan PAUD
- Kotak diakonia gereja yg dikumpulkan ke distrik sehingga hidup kembali “poti parasian”.
- Tgl 29 pesta puncak tahun diakonia



14. Pdt. Elieser Siregar
Distrik Dairi
- Distrik mengikuti kegiatan tahun diakonia yg dilakukan oleh pusat
- Kegiatan di distrik: penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis di beberap resort.
- Sebelumnya sudah ada beberap CU di resort namun belum terkordinasi dengan baik, perlu penanganan lebih lanjut pada tahun berikut. Perlu penegasan pembedaan CU dan CUM. Ada 6 CUM sampai saat ini.
- selama tahun 2009 ada 6 PAUD yang berdiri, lanjutannya tahun depan minimal setiap resort ada PAUD.
- Perpustakaan keliling berjalan dan disambut baik. Melayani 3 resort. Butuh buku tambahan.
- pelatihan pemakaian pupuk organik
- 220 uluan huria dan parhalado parartaon dibina
- 15 okt 15 nov: seminar dgn tema diakonia berbasis jemaat, penanaman pohon, memberikan bantuan ke 60 jemaat yg sangat berkekurangan.
- perlu dikembangkan banyak dan yg tidak dapat dilaksanakan tahun ini akan dilanjutkan tahun depan.
- Tgl.04 desember akan ada sosialisasi jamsostek kepada para pendeta
- berencana mendirikan yayasan diakonia tahun depan. Bulan februari pada ultah distrik diharapkan dana yag dapat nantinya akan digunakan membeli lahan utk dikelola yayasan.

15. Pdt. Debora Sinaga
Distrik Humbang Habinsaran
- Ada pikiran konsultasi dan evaluasi Tahun diakionia adalah tahunnya Pdt. Nelson sehingga segala kegiatan yag dilakukan sering terjadi perbedaan pendapat.
- Sudah terbentuk tim komisi beasiswa di distrik dan sudah berjalan bantuan kepada keluarga pelayan dan jemaat yg berprestasi tetapi ekonomi lemah, perpustakaan di distrik dan juga di resort (lintong).
- Sudah dilakukan penanaman pohon di beberapa resort
- Pendirian PAUD telah dijejaki bahwa tahun yg akan datang berdiri di Resort. Siborongborong
- Tentang Jamsostek akan lebih dikhususkan kepada parhalado. (tahun depan). Utk pelayan penuh waktu lebih condong kepada asuransi kesehatan.
- Sejak 2005-tahun ini dana 355 jt
- Penditribusian bibit kopi, tahun depan meliputi tiung
- Pengiorganisasian kembali kelompok tani khusus di tingkat resort yg berpayung ke distrik. Bergerak di bidang kopi. Akan melakukan sertifikasi organik.
- Penting penyederhadaan adat. Tahun depan implementasinya diharapkan dapat terlaksana.
- Pelayanan ke penjara
- Ada rencana pembelian tanah
- Pelayanan terhadap lansia perlu mendpatkan perhatian yg sangat serius. Ada baiknya bekerjasama dengan Pelkesi.
REKOMENDASI PERTEMUAN KONSULTASI
TAHUN DIAKONIA HKBP 2009 BERSAMA KABID DIAKONIA HKBP
Di Lembur Pancawati, Caringin – Bogor, 18-21 Nopember 2009

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, kami peserta Konsultasi Tahun Diakonia HKBP, yakni para Kepala Bidang Diakonia atau yang mewakili dari setiap Distrik, telah membahas kegiatan dan pelaksanaan program dalam rangka evaluasi Tahun Diakonia HKBP 2009, pada tanggal 18-21 Nopember 2009 di Lembur Pancawati, Caringin, Bogor. Kesan mendalam kami peroleh selama berada di lokasi Outdoor Training ini, baik karena suasana lokasi asri maupun muatan program pelatihan/pendidikan outdoor di alam terbuka. Kami diperkaya oleh penceramah dari STT HKBP Dr. Apeliften Sihombing yang menekankan perlunya Diakonia sebagai sebuah bidang Ilmu yang perlu dijadikan Kurikulum Formal.

Mengingat pentingnya Jubileum 150 Tahun HKBP di tahun 2011, dan sehubungan dengan program diakonia di berbagai tingkat dan unit pelayanan dalam rangka Tahun Diakonia HKBP 2009 ini, terutama motivasi yang disampaikan oleh Pimpinan HKBP, baik dalam khotbah Tahun Baru Ompu I Ephorus HKBP pada 1 Januari 2009, maupun Kata Sambutan dalam Buku Panduan Tahun Diakonia HKBP 2009, demi kesiapan HKBP secara umum (Hatopan) memasuki Tahun Sekretariat HKBP 2010, kita diajak untuk membangun kembali dan mengembangkan kelembagaan dan jatidiri HKBP.

Di bawah terang Tema dan Motto Tahun Diakonia HKBP, “Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja” (Yer 29:7), kita disadarkan bahwa HKBP adalah Tubuh Kristus yang terpanggil untuk mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar sebagai pewujudan pemberitaan Injil. Dengan kekayaan institusi maupun potensi yang dikaruniakan Tuhan kepada HKBP, Jubileum 150 tahun harus kita lihat sebagai momen khusus untuk membebaskan masyarakat dan bangsa kita dari berbagai persoalan yang ada melalui program peningkatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.

Setelah melalui proses sharing dan kompilasi yang diperkaya oleh Penceramah dan Peserta dari Lembaga Pendidikan Teologi HKBP dan Unit Ekonomi serta diskusi kelompok, kami perlu menyampaikan beberapa pokok pikiran kepada pihak-pihak terkait demi terwujudnya pelayanan HKBP yang holistik sebagaimana diuraikan dalam Buku Panduan Tahun Diakonia HKBP 2009. Maka dengan ini, dalam kerendahan hati, kami menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Kepada seluruh jajaran pimpinan maupun Warga HKBP:
a. Supaya program Tahun Diakonia HKBP 2009 dievaluasi dan disempurnakan menjadi program yang berkelanjutan untuk selamanya sebagai sebuah identitas dan jatidiri HKBP.
b. Sehubungan dengan itu kami merekomendasikan agar kepanitian Tahun Diakonia yang ada dilanjutkan sampai dengan Jubileum 150 Tahun HKBP dengan sungguh-sungguh memberdayakan dan melibatkan semua Kabid Diakonia di setiap Distrik dalam operasionalisasi program.
c. Agar membangun monumen-monumen Diakonia dalam rangka Tahun Diakonia HKBP berupa antara lain:
- Mendirikan Museum Sejarah HKBP, Panti-panti Diakonia (Panti Asuhan, Panti Karya, Panti Jompo, dan lain-lain) di berbagai tempat menurut kebutuhan lingkungan luas masyarakat.
- Menjadikan CUM sebagai Lembaga Keuangan HKBP yang bertaraf nasional untuk mendukung pendanaan bagi pengembangan pelayan.
- Mengupayakan terwujudnya “HKBP Center” di berbagai wilayah sebagaimana lokasi fasilitas dan program Outbond Training Lembur Pancawati tempat berlangsungnya Konsultasi ini.

2. Kepada Pimpinan HKBP dan Sinode Godang HKBP: Supaya Agenda HKBP tentang Tohonan Diakones dapat disempurnakan untuk memberi peluang bagi kaum laki-laki menerima tahbisan Diakon sebagai pelayan penuh waktu HKBP. Demikian pula dalam hal penugasan supaya sungguh-sungguh dikhususkan sesuai isi agenda penahbisannya.

3. Kepada STT HKBP: Agar memperjuangkan Bidang Studi Diakonia sebagai sebuah cabang Ilmu Teologi dan menjadikannya sebagai Mata Kuliah Wajib dalam Kurikulum Pendidikan Teologia dengan bobot SKS tertentu.

4. Kepada Lembaga Pendidikan Diakones: Agar meningkatkan strata akademis Pendidikan Diakones HKBP menjadi S1 dan bersama STT HKBP memperjuangkan Bidang Studi Diakonia sebagai sebuah Ilmu.
Demikianlah kami sampaikan sebagai buah iman dan kasih demi kecintaan pada HKBP sebagai Tubuh Kristus yang hidup di dalam konteks dunia yang terus berubah dan berkembang. Kiranya nama Tuhan Yesus semakin ditinggikan.

Lembur Pancawati, Caringin – Bogor, 21 Nopember 2009


Peserta Konsultasi:
1. Pdt. Enig Aritonang (Distrik VIII Jawa-Kalimantan)
2. Pdt. Bernard Siagian (Distrik XXV Jambi)
3. Pdt. Sabam Silitonga (Distrik XXVI Labuhan Batu)
4. Pdt. S. Bagariang (Distrik XIV Tebing Tinggi-Deli)
5. Pdt. B.Simamora (Distrik III Humbang)
6. Pdt. Duat Manullang (Distrik IV Toba)
7. Pdt. G.Purba (Distrik XII Tanah Alas)
8. Pdt. M.P Silitonga (Distrik II Silindung)
9. Pdt. Nirwana.S (Distrik XXIV Tanah Jawa)
10. Pdt. Sumurung Samosir
11. Pdt. Dr. Apeliften Sihombing (STT HKBP)
12. Pdt. S.Manullang (Distrik I Tapsel-Sumbar)
13. Pdt. Osten Matondang (Panti Karya Efata)
14. Pdt. Selamat P Hutagaol (Distrik XVI Humbang Habinsaran)
15. Pdt. S.P Hutahaean (Sekolah Bibelvrow)
16. Pdt. Morrys Marpaung (Sekretaris JPIC-Departemen Diakonia)
17. Pdt. Maruasas SP Nainggolan (Staf Departemen Diakonia)
18. Pdt. Nelson Siregar (Kepala Departemen Diakonia).

Distrik yang belum hadir dan belum memberikan laporan:

1. Distrik I Tapsel (Peserta hadir, laporan kegiatan tahun diakonia belum)
2. Distrik V Sumatera Timur (Laporan sudah diberikan tapi tidak hadir)
3. Distrik VI Dairi
4. Distrik VII Samosir
5. Distrik IX Sibolga
6. Distrik X Medan Aceh
7. Distrik XI Toba Hasundutan
8. Distrik XIII Asahan Labuhan
9. Distrik XV Sumbagsel
10. Distrik XVII Indonesia bagian Timur
11. Distrik XVIII Jabertengdiy
12. Distrik XIX Jakarta-2
13. Distrik XX Kepulauan Riau
14. Distrik XXI Jakarta-3
15. Distrik XXII Riau
16. Distrik XXIII Langkat

LAPORAN KEGIATAN DIAKONIA OLEH LEMBAGA BIBELVROW HKBP

1. Konsep Biblis Pelayanan Diakonia dan Gerakannya
2. Visi Misi dan Program Pembenahan Serta Program Kerja
3. Aksi Gerakan Tahun Diakonia 2009 oleh Lembaga Sekolah Bibevrouw HKBP

Pengantar
Allah tidak pernah menutut lebih dari kita, tetapi dalam segala kelebihan kita Allah berharap kita berlaku lebih dari orang lain. Inilah yang dapat barangkali kita simpulkan dalam pemberitaan para nabi yang mengkritisi mengenai polarisasi peribadatan Israel. Ibadah yang benar adalah ibadah yang dianonis.

Kita boleh belajar dari keberhasilan pelayanan Nehemia. Kunci keberhasilan pelayanan Nehemia adalah takut akan Tuhan (Nehemia 5:15). Dalam Nehemia 5:14-19, Nehemia tidak menyalahgunakan kekuasaan dan tidak mengambil keuntungan (kepentingan diri), menjauhi kecurangan, melalui jabatan dan senantiasa bertanggung jawab kepada Tuhan, karena dia takut akan Tuhan dan mencintai bangsanya. Dalam masa 12 tahun sebagai pejabat negara, Nehemia dimotivasikan (didorong) untuk melakukan tiga langkah Alkitabiah : Takut akan Tuhan dan menghormati Allah (ayat 15), mengasihi dan melayani kepentingan bangsanya (ayat 17-18) dan mendoakan bangsanya (ayat 19).
Orang Kristen harus memberi tumpangan. Berkali-kali disebut dalam PB ditegaskan kewajiban untuk membukakan pintu (Ibr. 13: 2; 1 Tim. 3: 2; Tit. 1: 8; 1 Petr. 4: 9). Tyndale memakai suatu kata yang tepat ketika ia menerjemahkannya, bahwa orang Kristen seharusnya mempunyai watak seperti pelabuhan. Rumah tangga tidak pernah akan bahagia apabila hidup untuk diri sendiri.

Kekristenan adalah agama dari tangan-tangan yang terbuka, hati yang terbuka, dan pintu yang terbuka. Di tengah dunia yang bertekad mencari untung, orang Kristen bertekad untuk memberi, karena ia tahu bahwa: ”apa yang kita simpan akan hilang, dan apabila kita memberi, kita akan mendapat.”

Kita harus saling mengasihi dalam kasih persaudaraan. Kita harus saling mengasihi karena kita adalah anggota dari satu keluarga. Kita bukan orang-orang asing dalam jemaat Kristen; kita juga bukan kelompok-kelompok yang saling mengisolir; kita adalah saudara-saudara, karena kita mempunyai satu Bapa, yaitu Allah.
One love anothers, istilah Inggris yang berarti seorang mengasihi yang lain. Selanjutnya istilah Yunani disebut: ’ta etna’, dalam rangka pengutusan yang artinya bagi bangsa-bangsa. Dengan kata lain bagi dunia ini.

Sehubungan dengan itulah kami mencoba memahami Tahun Diakonia HKBP 2009 dengan tema yang dikutip dari Yer. 29: 7. Ada dua kata kunci yang menjadi klik perhatian di sana, yaitu: Usahakanlah dan berdoalah dalam bingkai mensejahterakan. Kata Iberani yang menjelaskan kata ’ Usahakanlah’ adalah shalom. Dalam konteks ini kata shalom berarti kedamaian, persatuan, keselamatan, kesejahteraan, kesehatan, keadilan dan persekutuan. Shalom berarti semua kekacauan dalam hidup manusia diatur, semua perpecahan dipersatukan kembali, semua penyakit disembuhkan, semua gangguan diatasi.

Shalom adalah kata pokok yang menggambarkan visi Alkitab tentang suatu persekutuan yang mencakup seluruh ciptaan (band. Imamat 26 : 4 - 6 ; Yehezkiel 34 : 25 - 29). Shalom tidak hanya berarti ketiadaan permusuhan. Shalom melebihi hubungan yang baik. Shalom berarti menikmati berbagai bentuk hubungan baik, antara lain :

• Hubungan baik dengan Tuhan. Kita hidup dalam hubungan baik dengan Tuhan, karena karya Tuhan Yesus Kristus ( Roma 5 : 1 ). Shalom disini berarti kepercayaan disandarkan kepada Allah saja, bukan kepada sesuatu yang lain.

• Hubungan baik dengan sesama. Harus membangun kehidupan bersama dengan sesama, pihak-pihak yang terpisah dipersatukan. Ketidakadilan, perang dan penindasan harus ditiadakan ( Galatia 3 : 28 ; Epesus 2 : 14 – 15)

• Hubungan baik dengan lingkungan hidup (Yesaya 11 : 6 - 8; Markus 4: 37 - 39)

• Hubungan baik dengan diri sendiri. Disini shalom berarti kepuasan dan ketenangan batin. Lawannya adalah ketamakan yang mengakibatkan kekuatiran (Yesaya 57 : 19 – 21 ; Matius 11 : 28 – 29)

Sedangkan ’berdoalah’ artinya jauh lebih dalam artinya dari sekedar lipat tangan, tutup mata lalu mengungkapkan kata-kata ucapan pujian syukur dan permohan. Bedoalah atau doakanlah artinya adalah menjadikan pekerjaan kita adalah ibadah kita. Hal ini kemudian yang dijadikan oleh Martin Luther dengan sebutannya yang sangat terkenal: Laborare et orare.

Pengulasan
Dasar Biblis tentang pelayanan Diakonia
Sebelumnya kita harus menyepakati lebih dulu bahwa Tahun Koinonia dan Tahun Marturia yang telah selesai kelender penahunannya dalam pelayanan penyebutannya di HKBP, dan kini Tahun Diakonia 2009, itu bukan berarti diskontinuitas, bahkan menjadi suatu pelayanan yang kontinuitas dalam tahun diakonia. Atau dengan kata lain dapat dikatakan dengan tepat bahwa Koinonia, Marturia dan Diakonia adalah pelayanan ’segi tiga sama kaki’. Satu sama lainnya memiliki hubungan mutual = kesalingan yang integratif dan komprehensif. Hal ini dapat dibuktikan dengan dasar biblis sebagai berikut.

Dalam cerita penciptaan disebutkan bahwa ’dunia belum berbentuk apa-apa’, lalu kemudian Allah ’membentuknya’ dan selanjutnya mengisinya. Baru setelah itu diserahi tugas kepada manusia untuk mengelolanya. Allah tidak menginginkan kesemberautan, Allah mau ada keteraturan, keindahan. Dengan bahasa sekarang, Allah menginginkan dunia ini termenage, tertata rapi.

Adam, seorang diri disadarinya tidak dapat melakukan semuanya itu. Dan kesadaran diri yang dalam dinyatakan Adam bahwa tidak ada yang seperti dia. Dia butuh ada yang seperti dia. Kalau tidak hanyalah kesunyian yang mengitari hidupnya. Dia butuh ada teman persekutuan, yang boleh diajak untuk menyaksikan semua ciptaan Allah dan sekaligus menjadi mitra tetapnya. ”Ndang denggan sasadasa baoa i punjung .... bahen pangurupi/angkupna. Makna teologis yang diukir di sini dalam konteks pelayanan gereja adalah setiap orang adalah pastor, gembala terhadap sesamanya, pelayan (Bahasa Latinna: Offiosum).

Barulah kemudian kita dapat melihat bahwa wujud dari pelayanan diakonia itu adalah bersedia memberi demi suatu pelayanan kehidupan. Contoh: Perempuan Janda di Sarpat. Analogi mengenai persembahan ibu janda dengan persembahan seorang kaya.
Sesungguhnya visi daripada pelayanan diakonia itu adalah: Hendaknya segala lidah mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruslamat (Bnd. Pil. 2: 11) dan Memberi kepada Allah (Mat. 25). Berdasar dari prinsip itulah maka aksi atau misinya dengan melakukan pelayanan Tri Tugas Gereja.

Hakekat Diakoni
Istilah diakonia dipopulerkan dalam era Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Baru. Ada dua kata yang berhubungan erat dengan diakonia yaitu diakoneim dan diakonos. Diakonia berarti pelayanan ; diakoniem berarti melayani; dan diakonos berarti pelayan. Pada mulanya, diakonia bermakna pelayanan secara terbatas pada pelayanan firman. Dalam perkembangannya, diakonia sering digunakan dalam berbagai konteks.

a. Dalam II Kor. 5:18-19 ; diakonia digunakan dalam konteks pelayanan perdamaian yaitu pelayanan yang dilakukan oleh Allah di dalam dan melalui diri Yesus Kristus untuk mendamaikan diri-Nya dengan manusia. Jadi Yesus Kristus adalah diakonos perdamaian.

b. Dalam Wahyu 2:19 ; diakonia digunakan dalam konteks tugas atau pekerjaan yang harus dikerjakan oleh orang-orang percaya. Pelaksanaan tugas tersebut dikaitkan dengan kesabaran, iman ,dan ketekunan.

c. Dalam Kolose 4:17; diakonia digunakan dalam konteks tugas pelayanan yang diterima dari Tuhan.

Dilihat dari pemakaian awal dan pemakaian dalam beberapa konteks di atas dapat dikatakan bahwa diakonia adalah tugas pelayanan dari Allah untuk kesejahteraan manusia. Sekalipun tidak menggunakan kata diakonia, melalui peristiwa Pembagian Roti kepada lima ribu orang (Yoh. 6:1-15; Matius 14:13-21), Yesus Kristus memperlihatkan aspek kesejahteraan fisik dari pelayanan yang dilakukanNya. Hal ini mengindikasikan bahwa kecukupan pangan merupakan tugas yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh murid-murid. Kata Yesus, “Tidak perlu mereka pergi kamu harus memberikan mereka makan. Penggunaan kata harus menggambarkan sikap Tuhan Yesus terhadap palayanan kesejahteraan (Diakonia). Orang-orang yang datang kepada-Nya tidak cukup dilayani dengan khotbah yang menyenangkan secara spiritual tetapi juga perlu dikenyangkan secara material.

Dalam Kisah. 6:1-17, dengan jelas diadakan pembedaan dua macam pelayanan (diakonia) yaitu dikonia meja dan diakonia firman. Diakonia meja dimaksudkan pelayanan yang mengeyangkan secara material sedang diakonia firman merupakan pelayanan yang mengeyangkan secara spiritual.

Haruskah Gereja Berdiakonia?
Secara ringkas, pertanyaan di atas dapat dijawab dengan kata ‘ya’. Gereja harus berdiakonia. Pertanyaan yang justru membutuhkan uraian adalah, “mengapa gereja harus berdiakonia?” Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus memasuki pembahasan tentang hakekat Gereja. Gereja tidak dapat dimengerti tanpa Kristus karena bagaimanapun gereja terkait dengan Kristus. Asal mula Gereja terletak pada karya penyelamatan Allah dalam Kristus. Jika tidak ada karya penyelamatan Allah dalam Kristus, maka gereja juga tidak akan ada dalam dunia. Gereja adalah persekutuan orang-orang yang menanggapi atau menjawab panggilan Allah dalam iman untuk ikut mengambil bagian dalam karya penyelamatan Allah melalui Kristus. Gereja adalah persekutuan orang-orang yang mengikut Yesus; persekutuan murid-murid Yesus. Sebagai persekutuan pengikut Yesus, gereja sering digambarkan sebagai tubuh Kristus. Gambaran itu mengandung arti bahwa Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja, Kepala dari tubuh itu, ingin menggunakan gereja untuk menyatakan dirinya serta bekerja dan melayani di dunia ini.

Berdasarkan Lukas 1:31-32 dan Yohanes 3:16, Yesus adalah Anak Allah. Anak yang dikaruniakan kepada dunia ini sebagai wujud kasih Allah bagi dunia, demi keselamatan dunia. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Juru Selamat dunia, Yesus berperan sebagai Diakonos Agung atau Pelayan Agung. Kesaksian yang paling menarik tentang hal ini terdapat dalam bagian Alkitab yang memuat kejadian-kejadian dan percakapan antara Tuhan Yesus dan Murid-Nya di sekitar perjamuan malam terakhir. Hal itu dapat dibaca dalam Lukas 22:24-30; Markus 10:3545; dan Yohanes13:17.

Kata-kata yang sangat penting adalah kata Tuhan Yesus dalam Lukas 22:27, “Sebab siapakah yang lebih besar, yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah yang duduk makan? Tetapi aku ada ditengah-tengah kamu sebagai pelayan. Markus 10:45 : “Karena anak manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam kedua nats itu telah didemontrasikan di dalam kejadian yang saksikan melalui Yohanes 13:17. Melalui perkataan dan tindakan nyata Tuhan Yesus, kita melihat bahwa diakonia atau pelayanan bukan hanya merupakan salah satu segi dari karya penyelamatan Kristus melainkan justru merupakan hal yang paling sentral dari karya penyelamatan tersebut. Kita dapat mengatakan bahwa Tuhan Yesus sendiri merumuskan karya penyelamatan-Nya sebagai diakonia atau pelayanan dimana Ia memberikan dirinya sendiri untuk keselamatan orang banyak.

Didalam kisah tentang pembasuhan kaki murid-murid, kita juga membaca kata-kata Tuhan Yesus sebagai berikut : “Mengertikah kamu apa yang telah kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan kamu itu tepat, sebab akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya seorang hamba tidak lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semuanya ini, maka berbahagialah kamu jika kamu melakukannya. Berdasarkan perkataan Tuhan Yesus itu, kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa melayani seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus itu juga berlaku bagi gereja sebagai persekutuan orang-orang yang mengikut Kristus, persekutuan murid-murid Yesus. Menjadi murid Tuhan Yesus atau menjadi pengikut Yesus berarti menjadi pelayan; bahkan pelayan yang memberikan dirinya sendiri untuk orang lain.

Diakonia yang bagaimana seharusnya pelayanan itu?
Jawabnya adalah Diakonia yang REFORMATIF.
Dasar pemikiran
Suatu jemaat atau masyarakat terdiri atas struktur yang kaya, yang menengah, dan yang miskin. Kelompok atau anggota masyarakat dapat mengalami perpindahan kelas. Kelas miskin dapat meningkat ke menengah; kelas menengah dapat meningkat ke kelas kaya dan sebaliknya. Kemiskinan pada hakekatnya dikurangi bahkan dapat dihapuskan. Kemiskinan antara lain disebabkan oleh kurangnya pendayagunaan potensi manusia dan alam. Kurangnya pendayagunaan potensi manusia dan alam disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan penguasaan teknologi. Oleh sebab itu, pengembangan dan pendayagunaan potensi manusia dan alam dalam rangka penghapusan kemiskinan, pada hakekatnya dapat diupayakan melalui peningkatan pendidikan dan penguasaan teknologi.

Tindakan :
Membangun sekolah-sekolah dan menyelenggarakan pengembangan sdm, membangun rumah sakit dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan, menyiapkan dan menyalurkan bantuan teknologi melalui penyuluhan dan pembinaan keterampilan, serta mengusahakan / menyediakan modal kerja bagi para tani dan buruh agar dapat meningkatkan produksitivitasnya.

Ciri-ciri :
a. Orientasi pelayan di bidang pendidikan, kesehatan, perkoperasian, usaha-usaha untuk peningkatan penghasilan dan pendampingan hukum.
b. Solidaritas kelompok mulai ditumbuhkan
c. Memerlukan tenaga terampil dan sesuai dengan program
d. Lebih menyentuh akar permasalahan dan dampaknya lebih bersifat jangka panjang.
e. Biasanya melengkapi program Diakonia Gereja – pelembagaan berbagai sektor pelayanan diakonia yang dianggap sentrum.
f. Sudah memberikan pancing, bukan lagi ikan
Ada empat unsur dalam kasih Kristus yang mempengaruhi pekerjaan gereja dalam jemaat dan masyarakat dalam hal diakonia yang reformatif, yaitu :

• Kasih berarti penghargaan terhadap kehidupan seseorang. Harkat seseorang (termasuk yang hina karena dosanya) ditetapkan oleh kasih Allah (bnd. Roma 5:6-8 Matius 5: 15) Kasih Kristus tak tergantung pada jasa, kelas sosial, sikap / kerja orang yang dikasihi Setiap orang adalah sesama kita yang dikasihi oleh Allah. Kasih juga tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lahiriah. Karena itu kasih tidak membedakan atau memandang muka (Jakobus 2 : 8-9; Matius 25:31-46; Lukas 12 : 12-14).

• Kasih bukan hanya sikap batin tetapi perlu dinampakkan dalam perbuatan konkrit. Pada satu sisi, kasih tidak sama dengan perbuatan baik (amal), karena kasih harus lahir dari kesadaran yang dalam (bnd. I Kor.13:1) Akan tetapi pada sisi lain, kasih yang berhenti pada sebatas menaruh belas kasihan kepada orang lain, bukan kasih sejati (bnd Lukas 6 : 27). Kasih berarti keinginan menolong dengan perbuatan nyata (Lukas 10 : 25-37, I Yohanis 3 : 17-18).

• Kasih berarti kepekaan kepada kebutuhan dan penderitaan sesama (Roma 12 : 12). Kasih berarti solider dengan orang lain. Kalau kita mengasihi seseorang, kita akan merasa sakit hati jika ia dihinakan. Kita merasakan ketidakadilan yang dialaminya.

• Kasih sejati tidak terbatas pada kerabat dan teman kita. Kasih sejati harus menjangkau semua orang / sesama kita tanpa kecuali. Makna sesama sangat berbeda dengan teman. Teman adalah orang yang kita pilih karena kita menyukainya. Sesama kita bukan yang kita pilih tetapi orang yang diberikan Tuhan antara lain : tetangga, teman seekerja, orang yang bertemu dengan kita, kapan saja dan dimana saja.
Kesimpulan

1. Diakonia tidak hanya bersifat bantuan karikatif kepada orang miskin, tetapi haruslah membimbing dan memperlengkapi masyarakat sehingga mereka dapat mandiri dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan bukan sekedar sebagai penunggu lapangan kerja dan uluran tangan orang lain. Karena itu program kemandirian teologi, daya dan dana harus mendapat perhatian yang jelas dalam program-program nyata gereja dan tidak sekedar sebagai ungkapan-ungkapan yang abstrak dari atas mimbar. Program-program konkrit tersebut antara lain program peningkatan ekonomi warga, program pendidikan motivator, pendidikan kesehatan dan lain-lain. Program-program tersebut tidak harus hanya dibatasi pada lingkup jemaat sendiri.

2. Diakonia haruslah bersifat kemanusiaan artinya, pelayanan diakonia tidak terbatas pada gereja dan orang-orang Kristen saja, tetapi kepada semua orang (bandingkan dengan ceritera orang Samaria yang murah hati dalam Lukas 10 : 25 – 37). Yesus datang dan mendirikan Kerajaan Allah dan menjadikan gereja sebagai alat atau sarana untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah di dunia ini dan sebagai alat dari kerajaan itu. Apabila gereja mengadakan pelayanan diakonia harus selalu ditujukan kepada semua orang, terlepas dari perbedaan agama, suku, budaya, golongan dan berbagai perbedaan lainnya. Disadari bahwa di beberapa tempat dan situasi, pelayanan diakonia dibatasi hanya untuk kalangan Kristen saja karena dianggap sebagai suatu kampanye kekristenan, namun sekarang ini di beberapa tempat dan dalam setiap kesempatan sering terbuka kemungkinan kerjasama dengan pihak-pihak lain. Dalam hal ini pelayanan diakonia yang tulus dapat dilaksanakan. Pelayanan diakonia yang bersifat kemanusiaan bukanlah pelayanan diakonia yang harus berbendera Kristen, tetapi suatu pelayanan diakonia yang lahir dan termotivasi dari dan oleh pelayanan Kristus yang kita alami, bahwa kita memberi karena kita telah menerima. Kita percaya bahwa Allah dapat bekerja kepada orang lain melalui kita.

3. Diakonia harus mempunyai sifat ‘saling’. Pelayanan yang benar tentu mengakui adanya gambar Allah pada diri orang lain juga. Dengan demikian maka perasaan lebih dari orang lain adalah tidak benar. Kita dalam melaksanakan tugas diakonia, menempatkan diri setara dengan orang lain yang kita layani dan tidak memandang mereka sekedar sebagai obyek. Tuhan Yesus misalnya tidak menempatkan kesetaraanNya dengan Bapa, melainkan dengan manusia. Sebagai pelayan Dia mengambil bagian dalam penderitaan manusia bahkan dalam kematian. Umat Kristen dan gereja diharapkan mengikuti hal yang telah dicontohkan oleh Tuhan Yesus termaksud.
Sekalipun setiap orang Kristen dapat bertindak sebagai diaken terhadap sesamanya, namun gereja sebagai suatu lembaga persekutuan mengenal adanya jabatan diaken. Para diaken adalah pengelola potensi yang dimiliki warga jemaat termasuk dana (harta) yang dipersembahkan untuk kepentingan diakonia. Mereka adalah pengelola milik Allah dan karena itu mereka harus mengelola bukan berdasarkan keinginan dan seleranya, tetapi berdasarkan kehendak Allah. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa tanggung jawab diaken tidak hanya semata-mata berhubungan dengan bagaimana menggunakan apa yang sudah ada tetapi juga bagaimana menggali potensi warga jemaat termasuk menghasilkan dan memperoleh harta itu untuk digunakan dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota atau dalam rangka pengentasan umat manusia dari belenggu kemiskinan.

Visi Misi Sekolah Bibelvrouw HKBP Laguboti
1. Sejarah
Elfriede Harder adalah seorang Schwester berkebangsaan Jerman, beliau salah seorang tenaga missionar yang diutus RMG datang ke tanah Batak dalam memberitakan tahun rahmat Tuhan. Elfriede Harder lahir tgl. 26 Juli 1896 desa Colmar di Elsass, Berlin, dan meninggal pada tgl. 9 Agustus 1971. Dia dibesarkan oleh neneknya setelah ibunya meninggal pada usianya kurang lima tahun. Doa neneknya mengenai Elfriede Harder adalah: “ya Tuhan, jika engkau mengijinkan dia hidup, jadikanlah dia sebagai PENGAJAR.

Elfriede Harder mengawali dan mempersiapkan dirinya sebagai Schwester setelah mengikuti pendidikan Sekolah Alkitab.
Elfrieda Harder adalah penggagas pendirian Sekolah Bibelvrouw pada tgl. 1 Agustus 1934 di Narumonda. Inisiatif pendirian sekolah ini adalah bermula dari kursus Alkitab yang dilakukannya terhadap kamu perempuan yang sudah janda sejak tahun 1930 di Laguboti. Antusias kaum perempuan saat itu terhadap aksi pendekatan Schwester Elfriede Harder sangat hebat.

Adapun latar belakang pelayanan khusus Elfriede Harder terhadap kaum perempuan Batak adalah atas perhatian yang tidak seimbang antara status laki-laki dan perempuan yang telah menikah. Perempuan yang telah janda, ada kesan pada saat itu orang yang tidak berharga. Mereka-mereka: “ina na dibolongkon”. Elfriede Harder melihat hal itu sebagai suatu masalah besar yang menjadi orientasi pelayanan yang sangat signifikan. Dia rajin mengunjungi mereka-mereka yan telah janda dan pada akhirnya mengorganisir mereka melalui suatu kursus Alkitab di Laguboti.

Banyak tantangan pelayanan terhadap ibu-ibu janda yang dilayani Elfriede Harder. Salah satunya, ketika ada persiapan pelaksanaan upacara pemanggil roh orang mati pada malam hari di suatu kampung, diumumkan supaya tidak ada satu rumah pun pada malam hari yang tidak memadamkan alat penerang di rumah masing-masing. Hal itu adalah salah satu persyaratan yang mutlak, jika roh yang hendak diundang itu mau datang. Seorang ibu janda yang telah bergabung dalam pelayanan Elfriede Harder mengabaikannya, sehingga roh yang diundang itu tidak datang. Penduduk itu memarahinya dan sambil melontarkan kata-kata bahwa dia tidak lama lagi akan kena kutuk roh orang mati, tanpa terkecuali juga terhadap Elfriede Harder. Dia tetap tabah dan kuat menghadapinya di dalam doa kepada Tuhan Yesus. Kutuk yang dinanti-nanti penduduk sekampung itu tak kunjung turun, bahkan dia semakin bersukacita hidup di dalam kasih dan perlindungan Tuhan yang diajarkan oleh Elfriede Harder.

Ada juga tuduhan selintingan yang dialami oleh Elfriede Harder dari kalangan orang Batak bahwa dia mengajarkan para perempuan Batak untuk menadakan pergerakan menentang budaya Batak tentang status perempuan. Dari kalangan para missioner, Elfriede juga mengalami hambatan hebat dengan menuduhkannya sebagai missioner yang telah keliru ajarannya. Dia disebut sebagai pengajar terhadap perempuan supaya “tondi-tondi on”. Sehingga pendanaan dalam misi pelayanannya itu tidak diberikan lagi. Para Bibelvrouw yang ditempatkan melayani di gereja-gereja yang tidak menerima ‘balanjo’ karena ketidakmampuan jemaat yang biasanya ditanggulangi oleh Elfriede Harder melalui dana RMG telah dihentikan. Namun Elfriede terus semangat melangsungkan pelayanannya dan begitu juga para Bibelvrouw.

Bahkan disituasi sulit keuangan tersebut terinspirasi baginya untuk mengarang lagu yang berjudul “Na mora tutu”, yang kemudian menjadi salah satu dari sekian nyanyian yang dikarangnya menjadi nyanyian kesukaan yang sering diperdengarkan dan dinyanyikan bersama para ibu janda yang mengikuti Kursus Alkitab kepadanya. Jiwa lagu itu ternyata memotivasi para perempuan janda untuk bertanggungjawab meneruskan perjuangan Elfriede Harder.

Di samping pengajaran Kursus Alkitab, Elfriede juga mengajarkan keterampilan ‘mar-tonun’, mengajarkan tentang hidup bersih, hidup disiplin dalam bekerja dan dalam hidup spiritualitas. Dia menganjurkan kepada para ibu-ibu yang kursu Alkitab untuk selalu menyediakan waktu untuk bernyanyi dan berdoa bagi Tuhan (baca: meditasi diri). Bagi Elfriede Harder, mulai dari pukul 18.00 – 19.00 WIB adalah waktu yang dipakainya dengan disiplin setiap harinya untuk meditasi. Waktu di mana tidak seorang pun yang dapat mengganggunya.
Nas Alkitab istimewa Schwester Elfriede Harder adalah yan tertulis dalam 2 Taw 16: 9, “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan."

Sekolah ini pernah berhenti oleh karena terjadinya perang pada tanggal 10 Mei 1940 antara Belanda dan Jerman. Elfrieda Harder ditangkap dan dipenjarakan dan tidak ada lagi yang mengelola sekolah ini.
Pada tgl. 1 Maret 1945 Sekolah ini dibuka kembali oleh Pdt. Kasianus Sirait yang melayani di HKBP Godung Laguboti. Persekutuan Zending Perempuan Distrik Toba yang memintakan kepada Pdt. Kasianus Sirait untuk membuka sekolah ini dan mereka bersedia menanggulangi segala biaya yang dibutuhkan. Ada 7 orang yang dididik selama satu tahun kala itu dan lulus pada tgl. 7 Juli 1946.

Penerimaan angkatan kedua masa kepemimpinan Pdt. Kasianus Sirait diterima pada tgl. 1 April 1947 dan diterima sebanyak 17 orang dan mereka yang lulus adalah sebanyak 14 orang pada tgl. 5 September 1948. Dari mereka yang dididik itu ada 4 orang yang berasal dari Simalungun.

Baru sejak tahun 1950 sekolah ini direncanakan untuk ditingkatkan setelah kesediaan Biv. Damaris Panjaitan menjadi tenaga pengajar dan sekaligus ibu asrama yang mendampingi Pdt. Kasianus Sirait. Tidak luput dalam penyelenggaraan pendidikan bibelvrouw ini Pdt. Sirait memintakan bantuan dari Biv. Tiarasi Lumbantobing, yang melayani sebagai Bibelvrouw Godung Laguboti. Mahasiswa yang diterima hanya sebanyak 36 orang sesuai dengan kebutuhan fasilitas yang tersedia saat itu.
Perubahan yang terjadi pada masa itu adalah masa studi berlangsung menjadi dua tahun. Penerimaan murid baru dapat dilakukan setelah pelulusan karena berkaitan terbatasnya akomodasi asrama.

2. Maksud dan Tujuan
1. Melaksanakan tugas Tri Darma Perguruan Tinggi: Belajar, Mengajar, Penelitian dan Pengembangan yang berfungsi ganda: bagi institusi dan bagi masyarakat sebagai respon terhadap visi misi HKBP: Menjadi Gereja yang inklusif, terbuka dan transfaran.
2. Membekali pengetahuan Alkitabiah sebagai landasan segala bentuk aktivitas pelayanan
3. Mengurai dimensi pelayanan Bibelvrouw HKBP.

3. Visi Misi :

Visi
1. Sekolah Bibelvrouw HKBP menuju ke arah pendidikan yang seimbang dan bermutu.
Konotasi kata ‘seimbang’ bukan berarti menandingi tetapi tidak tertinggal. Kurikulum pengajaran dapat mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan di medan pelayanan seara khusus dalam pelayanan bagi anak sekolah minggu, remaja/naposo bulung dan kaum perempuan. Kemudian seimbang dalam pengertian yang bermuatan mutu pendidikan yang disesuaikan dengan membangun ciri khas lembaga pendidikan ini yang berlandaskan pada kekuatan Firman Allah.

2. Memiliki kemampaun yang inovatif dan kreatif dalam menganilisis serta pengadaan dinamika pelayanan sebagai respon terhadap Allah yang hidup.
Dunia selalu saja berpotensi dalam situasi dan keadaan yang berubah-ubah. Banyak hal yang mempengaruhinya untuk berubah. Dunia boleh saja berubah dengan segala keinginannya namun dunia sebagai tempat pemberitaan dan pelayanan Kerajaan Allah harus senantiasi tetap menjadi perhatian yang serius. Sehubungan itulah lembaga pendidikan Sekolah Bibelvrouw HKBP ini senantiasa membenahi diri dalam setiap perkembangan dan tanggap menyikapi berbagai perubahan untuk kebutuhan berbagai pelayanan yang hidup. Produk lulusan dari lembaga ini pada akhirnya menghasilkan mutu pendidikan yang ‘up to date’ atau yang kena mengena dengan situasi pelayanan yang kontekstual. Analisis studi dengan memperhatikan teologi mengenai kehidupan adalah menjadi sajian dalam membekali mahasiswi menemukan apa dan bagaimana sesungguhnya menyatakan dinamika pelayanan sebagai tanggapan terhadap Allah yang hidup. Dengan demikian lulusan sekolah ini memiliki prakarsa yang kuat dalam kemampuannya yang inovatif dan kreatif ditunjukkan dengan karakter sebagai pelayan yang takut akan Allah.

Misi :
1. Pembentukan karakter sebagai pelayan perempuan yang berbudi pekerti.
Misi pembentukan karakter adalah salah satu bagian utama dari lembaga ini melalui suatu pendekatan kehidupan berasrama guna membangun kemandirian sebagai wujud jati diri yang kuat. Hidup bersih, hidup sabar, hidup dalam doa, kerelaan yang sungguh untuk dikuasai Firman Allah serta ketergantungan hidup dipimpin oleh Roh Kudus.

2. Mempersiapkan mahasiswa memiliki kecerdasan yang edukatif, inspiratif dan produktif dalam aksi pelayanan.
Ketajaman pengetahuan berteologi sebagai sarana menjawab berbagai masalah dalam situasi kehidupan yang beraneka ragam adalah bahagian penting yang menjadi perhatian dalam pengajaran. Sehingga mahasiswi kelak di dalam pelayanannya dimampukan terinspirasi untuk mendisain model dari aksi pelayanan yang menghasilkan buah, dan buahnya itu benar sebagai ‘konsumsi’ bagi jemaat di mana dianya melayani.
Kemampuan berpikir dan bertindak secara hermeneutis dan konstruktif menjadi ciri khas mahasiswi di lembaga ini.
Kemampuan membaca dan kemampuan rata-rata untuk memergunakan berbagai alat tehnologi seperti Komputer dan Internet serta pengenalan yang cukup dalam bidang peternakan dan pertanian tidak luput dalam misi pembekalan mahasiswi kelak dalam pelayanannya.
Kemampuan berbahasa Inggris juga akan diupayakan dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan lembaga secara oikumenis.

3. Menuangkan pemahaman pendekatan teologis dan sosial budaya dalam pelayanan yang berkonsentrasi terhadap kaum perempuan, sekolah minggu, remaja dan pemuda.
Kepedulian akan pelayanan selsorge sebagai pelayanan pendampingan terhadap masalah-masalah yang dihadapi jemaat juga menjadi sorotan dalam pembekalan terhadap mahasiswi di lembaga ini. Berbagai keterampilan pendekatan (skills to approach) diajarkan baik dari sudut pendekatan teologis, psikologi, sosial dan budaya.

4. Mengajarkan penguasaan nyanyian Buku Ende HKBP dan musik gerejawi.
Kebolehan bernyanyi dan mengajarkannya menjadi salah satu ciri khas lembaga ini sama dengan kemampuan memainkan alat-alat musik secara khusus organ dan key board. Sehingga lulusan dari lembaga ini telah mampu mengiringi nyanyian-nyanyian yang bernuansa modern.


4. Program Kerja
Ada 3 fase pelaksanaan program sesuai dengan target pencapainya sesuai dengan visi misi lembaga ini, yaitu:
a. Jangka Pendek 2009 - 2010
Dalam rangka menyambut Jubileum 75 Tahun sekolah Bibelvrouw yang seyogianya dirayakan pada tgl. 1 Agustus 2009, akan tetapi telah diputuskan pelaksanaannya mulai tgl. 8-11 Oktober 2009, maka lembaga ini telah menetapkan program kerjanya sebagai berikut:
a.1 Merenovasi 3 buah Gedung Perkuliahan yang masih bangunan lama sejak tahun 1937 dan akan diberi nama Ruang Kuliah Suster Elfriede Harder.
a.2 Merenovasi Kantor Induk dan menatanya sebagai sebuah kantor yang memiliki potensi berkreatif dan berprakarsa. Keadaan bangunan ini adalah masih bangunan lama sejak didirikannya bangunan sekolah ini.
a.3 Membangun Ruang Guest House.
Hal ini sangat penting karena sarana ini akan dapat dipergunakan bagi penginapan para dosen volunteer dari luar negeri, yang akan mengajarkan bahasa Inggris.
a.4 Memperlengkapi mobiler Perpustakan yang telah selesai dibangun dan memperlengkapi berbagai buku-buku yang dianggap penting dalam kebutuhan proses belajar dan mengajar serta kebutuhan pelayanan.
a.5 Memperlengkapi kebutuhan-kebutuhan belajar mengajar, seperti 3 unit Infocus, 3 unit Lantop dan 10 unit komputer P4
a.6 Pengadaan Genset
a.7 Mengusulkan kepada Pimpinan HKBP nama-nama pelayan Bibelvrouw yang akan mengikuti studi S1 dan S2 yang akan dipersiapkan menjadi tenaga pengajar di Sekolah Bibelvrouw ini.

a.8 Studi Banding Dosen (SBD)
Untuk meningkatkan kualitas para tenaga pengajar, lembaga ini juga merencanakan memberangkatkan tenaga pengajar untuk meningkatkat ilmu pengetahuan teologi dan ilmu terapan baik melalui studi akademik maupun melalui studi banding, atau kursus.
a.9 Membangun hubungan kemitraan terhadap lembaga kekristenan baik dalam maupun luar negeri serta bagi perseorangan.
a.10 Pengadaan Mars Sekolah Bibelvrouw HKBP

b. Jangka Menengah (2011-2013)
b.1 Mengusulkan kepada Pimpinan HKBP yang menjadi Ibu Asrama dari kalangan pelayan Bibelvrouw yang memiliki Atribut pendidikan S1.
b.2 Menyediakan 20 unit fasilitas Musik seperti organ dan Key Board
b.3 Mendirikan bangunan ruang musik
b.4 Studi Banding Mahasiswa (SBM). Para mahasiswa diutus melakukan pelayanan singkat enam bulan dan atau satu tahunan ke luar negeri bekerjasama dengan komisi-komisi pelayanan di UEM dan LWF

c. Jangka Panjang (2014-2016)
c.1 Masalah Tenaga Pengajar
Diharapkan dalam program jangka panjang ini, sudah akan dicapai bahwa tenaga pengajar di lembaga ini sesuai dengan keahliannya atau disiplin ilmu masing-masing.
c.2 Membangun Gedung Lab Bahasa
c.3 Peran Ganda
Lembaga ini akan membuka Kursus Bina Vocalia dan Instrument (Organ) bagi anak-anak Sekolah Minggu dan Remaja (khusus yang diutus oleh gereja-gereja).
c.4 Telah ada satu orang tenaga Dosen yang menangani Ilmu Psikologi, dua orang tenaga Dosen Musik Gerejawi dan satu orang tenaga Dosen Bahasa Inggris dari unsur pelayan Bibelvrouw HKBP.
c.5 Membangun Gedung Lab Bahasa
Lembaga ini membuka kursus Bahasa Inggris terbuka untuk umum (siswa SD, SMP dan SMA).

4. Kurikulum dan Buku Panduan
Lembaga ini tengah menggodok kurikulum demikian juga dengan Buku Panduan sesuai dengan visi misinya bekerjasama dengan BPP HKBP yang dipimpin oleh Dewan Kuratorium Sekolah Bibelvrouw HKBP. Diharapkan telah rampung pada Desember 2009.

5. Struktur dan Bidang Pelayanan pada saat ini
Struktur :
Direktur:
Pdt. Manarias P. Sinaga, MTh
Wadir Bidang Akademik:
Pdt. Demak Simanjuntak, MTh
Wadir Bidang Administrasi dan Keuangan:
Pdt. Joksan Simanjuntak, MTh
Wadir Bidang Kemahasiswaan:
Biv. Roslinda Sihombing, MSi
Bidang Pengembangan dan Penelitian :
Ketua :
Pdt. Siman P. Hutahaean, MTh
Bidang Kemitraan :
Ketua:
Biv. Roslinda Sihombing, MSi
Sekretaris:
Pdt. Siman P. Hutahaean, MTh
Bendahara:
Pdt. Santawaty Sirait, MTh
Administrasi dan Keuangan
Anggiat T. Hutahaean
Pegawai : Hokkop Samosir
Ibu Asrama : Biv. N. Siallagan
6. Tenaga Pengajar Tetap:
Biblika:
Pdt. Siman P. Hutahaean, MTh
Dogma & Teologi Sistematika :
Pdt. Demak Simanjuntak, MTh
Praktika :
Pdt. Joksan Simanjuntak, MTh
Pdt. Santawaty Sirait, MTh
Biv. Roslinda Sihombing, MSi
Pdt. Togar Simanjuntak, STh
Musik Gerejawi
Biv. Nurdiana Sihaloho, SSn

Penutup
Mengingat arah Sekolah Bibelvrouw ke depan sehubungan dengan visi misinya sudah barang tentu hal itu adalah suatu tugas berat bagi lembaga ini. Namun atas kepedulian dan kebutuhan gereja yang hari silih berganti menuntut ‘lebih’ dari para pelayan secara khusus pelayan Bibelvrouw tidak ada yang mustahil bagi Allah. Berdasarkan kenyakinan yang demikian lembaga ini dan para jemaat HKBP ditantang untuk mewujudkannya.
Lembaga ini sudah harus mensosialisasikan segala bentuk program dan mencari hubungan kemitraan baik dalam dan luar negeri dengan memilihara prinsip “kasih dan terpercaya”.
Akhirnya, kami sangat mengharapkan tanggapan dan doa bapak/ibu, saudara/i untuk menyikapi terrealisasinya program yang tertuang di atas.


Aksi Gerakan Tahun Diakonia 2009 oleh Lembaga Sekolah Bibevrouw HKBP

Kuliah Umum oleh Kadep Diakonia mengawali tahun ajaran baru 2009/2010 menjadi referensi lembaga ini menyikapi pelayanannya, sebagai berikut.
1. Menyelenggarakan Laguboti Bersih bekerjasama dengan PEMKAB Tobasa diselenggarakan pada tgl. 2 Oktober 2009 yang langsung dipimpin oleh Kadep Diakonia, dihadiri Bupati Tobasa, Drs. Monang Sitorus, SH, MBA
2. Mengadakan Master Agreement dengan PEMKAB tentang hal-hal apa yang dapat dilakukan oleh lembaga ini bagi masyarakat Tobasa, dan Pemerintah memfasilitasinya. Diharapkan tahun 2010 lembaga ini telah mendapat anggaran pemerintah.
3. Menjadi Bibelvrouw Lembaga Pusat Bahasa dan MUSIK. Dalam hal ini direncanakan pada tahun 2010 telah berdiri Geust House sehingga dapat menjadi tempat pemondokan dosen volunter
4. Jamsostek. Sekali pun tidak bersifat atas nama lembaga, para dosen telah menjadi anggota jamsostek, jaminan kerja secara resmi dimulai pada tgl. 2 Oktober 2009.
5. Konsep Beasiswa yang dibangun adalah: membangun hubungan emosional lewat pelayanan pribadi. Landasan teologi saling berbagi adalah: Lidia dalam Kisah 16, Jemaat Makedonia, yang secara ekonomi sedang mengalami kemerosotan keuangan, namun mereka memiliki ketergerakan hati yang konstan dapat memberi kepada Paulus dalam aksi pelayanannya.

Strateginya
a. Bekerjasama dengan para pelayan penuh waktu, secara khusus dengan para Bibelvrouw
b. Menawarkan tiga pilihan kepada warga jemaat HKBP dalam hal kerelaan memberi tiap bulannya sebagai berikutnya:
• 130 orang Rp. 50.000,- = Rp. 6.500.000,-
• 50 orang Rp. 100.000,- = Rp. 5.000.000,-
• 20 orang Rp. 300.000,- = Rp. 6.000.000,-
Total : Rp. 17.500.000 x 10 bulan = Rp. 175.000.000,-

Planning Realisasi : diharapkan 2010

6. Perpustakaan Sekolah Bibelvrouw telah berdiri mewah namun mobilernya masih relative miskin. Perpustakaan ini diberi nama: Pdt. Kasianus Sirait
7. Menganilisis pelayanan Bibelvrouw ke depan, sehingga disimpulkan bangunan kurikulum yang perlu direvitalisasi mengacu kepada Agenda HKBP pelayanan education, : EduChurch, EduBuntu
8. Menjadikan PK. Hephata menjadi salah satu tempat mengenalan lapangan pelayanan di HKBP sebagai tanggapan terhadap pengenalan lingkungan pelayanan
9. Lembaga ini akan mengadakan hubungan kerjasama dengan DEL Sitolu Ama, direncanakan mulai tahun 2010.
10. Mengkaji apakah penting didirikan Yayasan Pelayanan Musik Sekolah Bibelvrouw di TOBASA?