JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE

JUBILEUM 125 TAHUN  HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE
Jubileum

Selasa, 22 September 2009

"Renungan Tahun Diakonia HKBP Oktober 2009"

Renungan Tahun Diakonia
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)

Kamis 01 Oktober 2009
Belas kasih karena Uang
Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. (Amsal 19:17)

Banyak di antara kita yang berpikir, kalau kita sudah memiliki banyak uang maka hidup ini akan aman dan terasas damai. Itulah juga yang membuat suatu perkumpulan seperti “arisan” atau bahkan sebuah keluarga tidak berarti dan kehilangan makna persekutuan karena semua kegiatan ujung-ujungnya sekitar uang. Menolong orang berpikir untung dan rugi. Hanya sebatas rasa kasihan. Dampaknya dalam kehidupan nyata, masalah orang yang punya uang adalah gelisah tertekan, frustrasi dan tidak bahagia. Uang adalah hamba yang sangat baik tetapi tuan yang sangat buruk. Apa bila di dewakan uang akan menggangu seperti setan.

Jumat 02 Oktober 2009
Berharap semuanya Baik
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. (Matius 9:36)

Banyak sudah tokoh dan pemikir bahkan penemu peraih “Nobel’ dari berbagai penjuru dunia yang berjasa kepada dunia ini. Mereka rela mengorbankan waktu, pikiran, bahkan perhatian mereka tidak lain untuk menjadikan suatu perubahan yang baik terjadi di dunia ini. Mereka di kenal dan dikagumi, karena mereka memiliki belas kasih sebagai dasar dari moralitasnya. Mau memahami orang lain sehingga mereka bijak, mau memahami diri sendiri sehingga mendapatkan pencerahan. Kesempurnaan dunia akan tercipta jika setiap orang mengharapkan orang lain dalam kebaikan. Kebahagiaan adalah ketika apa yang kita pikir, apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan bisa selaras.

Sabtu 03 Oktober 2009
Masih ‘Cuek’
Setiap kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka. (Hakim-hakim 2:18b)
Perilaku ‘Cuek’ atau ketidak peduliaan tidak lagi kita lihat hanya dikalangan pemuda atau remaja. Gereja-gereja kita pun saat ini sibuk dengan dirinya sendiri, bahkan lebih cuek dengan berbagai persoalan sosial dan lingkungan hidup saat ini. Bagaimana Tuhan akan mendengarkan segala permohonan kita, kalau sikap cuek pun tidak bisa kita rubah. Mungkin harus merintih, Mahatma Gandhi tokoh spiritual India pernah mengatakan,”jadilah kamu manusia yang ketika lahir semua orang tertawa karena bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum. Masih kah kita ‘cuek’?

Minggu 04 Oktober 2009
Sukses karena Kegagalan
TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya. (Mazmur 28:7)

Sampai saat ini, hati terasa pilu kalau kita menonton pertandingan sepak bola di Indonesia. Hampir disetiap pertandingan selalu kerusuhan karena ada saja yang curang. Indonesia tidak pernah belajar dari kegagalan. Bagaimana bisa masuk Piala Dunia, melawan Vietnam saja kalah. “Lebih baik gagal secara terhormat daripada sukses dengan kecurangan”, walaupun banyak gagal, kita harus banyak belajar dari kegagalan-kegagalan itu untuk semakin tabah. Dan yakinlah bahwa orang yang sukses adalah orang yang sebelumnya telah melewati kegagalan. Jadi kesuksesan kita adalah bagaimana kita belajar dan bangkit dari kegagalan itu. Tuhan adalah kekuatan dan perisai kita.

Senin 05 Oktober 2009
Kehendak baik membuat dunia berputar
Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu. (Mazmur 5:12)

Saat ini banyak orang yang sudah pesimis dengan kehidupan ini, pandangannya ‘semua orang itu jahat.’ Tapi kita sebenarnya cukup beruntung telah mengenal beberapa di antaranya. Sebenarnya kehidupan kita berjalan karena masih banyak yang berkehendak baik seperti para pegawai negeri, sektor swasta, karena kalau tidak sudah lama mereka berhenti di kantor mereka masing-masing. Ketika mereka yang menjaga lalu lintas, mengajar nak-anak, mengobati pasien, memadamkan kebakaran. Orang-orang yang berkehendak baik adalah orang-orang yang membuat dunia berputar dan manusia hidup di dunia ini.

Selasa 06 Oktober 2009
Dari Dia, Oleh Dia, Bagi Dia
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36)

Saat ini sudah lebih banyak para Hamba Tuhan yang takut akan keadaan hidupnya dan keluarganya, dibandingkan dengan jemaat yang dikhotbahinya. Mereka khawatir anak-anaknya nggak bisa sekolah, isteri dan keluarga tidak bisa hidup enak. Akhirnya banyak pelayanan berpusat pada diri sendiri, bukan kepada Tuhan dan sesama. Jalanilah hidup dengan penuh cinta. Cita-cita yang ditempuh dengan penuh semangat dan kekuatan cinta akan berujung pada keberhasilan. Jangan khawatir uang akan mengalir dengan sendirinya sebagai konsekuensi ketika kita mencintai pekerjaan, pelayanan kita dan kehidupan kita.

Rabu 07 Oktober 2009
‘Hidup’ pelajaran yang Panjang
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)

Selalu gagal, ditolak, menderita, ditindas dan tidak dihargai, haruskah mengucap syukur? Seringkalai membuat kita tidak ingin hidup lebih lama lagi di dunia ini. Rasa kecewa dan ingin mundur. Hidup ini adalah sebuah pelajaran panjang dalam kerendahan hati. Perjalanan kita tidak sampai hanya di sana saja. Orang yang pengecut tidak pernah bisa memahaminya karena kekuatan yang baru dan perubahan yang baru hanya dapat dilakukan orang-orang berjiwa besar dan tegar. Sadarilah bahwa sesuatu yang dicintai, dimilki, dikejar di dunia ini dapat hilang.

Kamis 08 Oktober 2009
Membuatnya Kawan
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya TUHAN, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari pada-Mu! (Mazmur 85:8)

Ambisi yang tinggi dan luar biasa adalah baik, tetapi seringkali harapan dan impian kita itu tidak berjalan baik dan mulus sekalipun itu tujuannya benar, karena kita ditekan, dihambat, dibenci bahkan di cut. Hal ini menjadi tantangan yang luar biasa dalam hidup kita, mereka memusuhi kita dan terus menyingkirkan kita. Cara terbaik untuk menghancurkan mereka dalam hidup kita adalah dengan membuatnya menjadi kawan. Jangan hanya merepotkan diri kita hanya untuk menjadi lebih baik daripada mereka atau pendahulu kita. Mari kita mencoba lebih baik dari diri kita yang ada sekarang dan terus mencintai mereka dalam perkataan dan perilaku.

Jumat 09 Oktober 2009
Malang dan Mujur dijadikan Allah
Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya. (Pengkotbah 7:14)

Takdir, nasib, rezeki jelas tidak ada dalam ajaran kita. Itulah yang membedakan kita dengan saudara-sauadara kita yang beragama lain. Karena hidup kita di dunia ini tidak ada yang hina selama kita berjalan dan bekerja di dalam Tuhan. Tuhan memberikan hidup kepada kita untuk bisa merasakan semua perjalanan dan pergumulan hidup. Baik suka cita maupun duka cita. Mahatma Gandhi mengatakan, “Kekuatan tidak datang dari kemampuan fisik dia datang dari kemauan yang tidak dapat ditaklukkan. Ubahlah pemikiran kita, maka kita akan mengubah dunia kita. Siapa yang memiliki kesabaran akan mendapatkan apa yang diharapkan. Berusalah tidak hanya manusia yang sukses tetapi juga manusia yang bernilai.

Sabtu 10 Oktober 2009
Indah dalam Kebanaran dan Kasih
Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu (Mazmur 17:8)

Orang Indonesia dari berbagai pulau bahkan orang asing dari berbagai Negara datang setiap saat dan berulang-ulang ke Pulau Bali tidak lain untuk melihat dan menikmati keindahan alam dan budaya Bali. Di mana-mana sekarang mahasiswa Demo dan mogok makan menutut kebenaran dan banyak orang yang menjenguk keluarga, sahabatnya ke Rumah Sakit karena mereka mengasihinya. Harus kita sadari bahwa setiap keindahan ada mata yang melihatnya, setiap kebenaran ada telinga yang mendengarnya, setiap kasih sayang ada hati yang menerimanya. Jadilah indah, lakukan kebenaran dan miliki kasih.

Minggu 11 Oktober 2009
Masalah kecil menjadi Besar
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. (Yohanes 13:16)

Kebanyakan dari kita menyimpan sedikit kebencian yang mungkin merupakan hasil perselisihan,kesalah pahaman, atau beberapa kejadian menyakitkan lainnya. Dengan keras kepala, kita menunggu orang lain menghampiri kita-percaya bahwa inilah satu-satunya cara agar kita dapat memaafkan, membangun kembali persahabatan atau hubungan kekeluargaan. Kapan pun kita terus bertahan pada kemarahan kita mengubah masalah kecil menjadi masalah besar dalam pikiran. Kita mulai mempercayai bahwa kedudukan kita lebih penting daripada kebahagiaan kita.

Senin 12 Oktober 2009
Kreatif dan berdaya Cipta
Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (1 Timoteus 4:12)

Belajar itu tidak pernah berhenti, tua tidak menjadi ukuran kepintaran. Justru anak-anak muda sekarang yang mampu menciptakan dan melakukan hal-hal baru, tidak hanya mengulangi apa yang telah dilakukan orang-orang, menjadi manusia yang kreatif dan memilki daya cipta. Bukan generasi muda namanya jika kita hanya melakukan apa yang kita ketahui bisa lakukan, kita tidak akan pernah bias melakukan sesuatu yang lebih. Jangan takut gagal dan membuat kesalahan, namun pastikan kita tidak membuat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Itulah kenapa Bangsa dan Gereja berharap banyak kepada generasi muda untuk terus semangat dan berjuang. Karena perubahan itu di tangan generasi muda.

Selasa 13 Oktober 2009
Ego kecil, Ego besar
Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. (Matius 5:13)

Saya pernah mengenal seseorang yang mulai dari hari senin sampai hari minggunya, ekspresi wajahnya selalu gelap, mendung dan murung. Bagaimana kita bisa menjadi garam dan terang untuk senyum saja sulit. Sebuah senyuman memberi arti yang sangat dalam dan keindahan bagi kehidupan. Ego yang kuat akan membangun, ego yang besar akan menghancurkan. Menjadi garam dan terang dunia kita awali dengan melakukan hal-hal kecil tetapi bermanfaat dan berdampak besar bagi semua orang.

Rabu 14 Oktober 2009
Perubahan yang Baik
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. (Amsal 13:20)

Long life Education sebuah filosofi pendidikan yang sering kita dengar. Sudah Sarjana masih ingin kuliah lagi untuk mendapatkan Master, sudah Master kuliah lagi untuk mengambil Doktor. Sudah Doktor ingin kuliah lagi mengambil bidang yang lain. Sesungguhnya semua Ilmu dan pendidikan itu, tujuan utamanya bukanlah ilmu pengetahuan melainkan aksi nyata. Tidak ada sesuatu yang hebat selain ketika kita berhasil mengubah suatu tempat yang sulit berubah dan menemukan jalan perubahan yang baik. Memiliki Integritas, karena Integritas tanpa pengetahuan akan lemah dan tidak berguna sebaliknya pengetahuan tanpa integritas menjadi berbahaya dan mengerikan.

Kamis 15 Oktober 2009
Jangan menyalahkan Kemiskinan
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! (Filipi 4:4-5)

Kita akan tetap merasa miskin kalau kita tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki saat ini. Orang miskin tidak akan pernah merasa puas. JIka kita merasa hidup miskin, jangan menyalahkan kemiskinan itu, salahkan diri sendiri dan katakan kita bukan orang yang mampu meraih kekayaan. Namun bagi orang yang kreatif tidak ada istilah kemiskinan dan tidak ada orang miskin di mana pun tempatnya. Jika ingin mengambil kita harus memberi lebih dahulu. Kita akan kaya jika kita merasa puas dengan apa yang kita miliki saat ini.

Jumat 16 Oktober 2009
Orang optimis punya Kesempatan
Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana. (Amsal 19:20-21)

Kalau kita mau berhasil jadilah orang yang Optimis, bukan orang Pesemis. Karena setiap orang yang pesimis selalu menemukan kesulitan dalam setiap kesempatan, tetapi orang optimis selalu menemukan kesempatan dalam setiap kesulitan. Orang yang optimis selalu mau membuat inovasi dan berani bereksperimen. Orang-orang optimis melihat bunga mawar bukan durinya, orang-orang pesemis terpaku pada duri dan melupakan mawarnya. Semua impian kita bias menjadi kenyataan, jika kita memiliki keberanian untuk mewujudkannya.

Sabtu 17 Oktober 2009
Hebat di Dunia
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
(1 Korintus 15:33-34)

Seorang pelatih football yang terkenal pernah mengatakan, “Cara bermain sebuah tim sangat menentukan kesuksesan mereka. Kita boleh saja memilki sederet pemain bintang yang paling hebat di dunia. Tapi jika mereka tidak bisa bermain bersama tim tidak akan menghasilkan. Kalau kita hanya menojolkan kehebatan kita yang secara individu, itu artinya kita hanya hebat di dunia. Apakah di mata Tuhan kita juga hebat? Kita bisa saja memilki pikiran, kepintaran, ide cemerlang namun jika itu menyesatkan tidak akan pernah membawa diri kita kemanapun.

Minggu 18 Oktober 2009
Memiliki visi Harapan
Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." (Keluaran 4:10)

Siapa yang tidak mengenal Bill Gates pendiri Microsoft Corporation, dia pernah mengatakan,”Semakin besar sukses yang saya raih, semakin mudah pula saya dihancurkan olehnya. Artinya dia menyadari, sehebat apapun dia ternyata tidak ada yang perlu disombongkan, dan ternyata tidak ada apa-apa karena ternyata justru sebaliknya. Seorang Intelektual tidak hanya cakap menggunakan pikirannya tetapi juga harus cakap mengendalikannya. Pandanglah hari ini kemarin sudah menjadi mimpi dan esok hari hanyalah sebuah visi. Tapi hari ini yang sungguh nyata, menjadikan kemarin sebagai mimpi kebahagiaan dan setiap hari esok sebagai visi harapan.

Senin 19 Oktober 2009
Hal yang Penting
Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.(1 Korintus 9:16)

Pemuda dan remaja sekarang begitu mudahnya stress dan gampang jatuh, sebagai generasi muda cobalah kita mulai melakukan hal yang penting dan memungkinkan. Maka segera kita akan sadar telah mampu melakukan hal yang tampaknya sulit. Orang biasa hanya percaya pada hal yang mungkin. Orang luar biasa mampu menggambarkan dengan jelas banyak hal yang tidak mungkin kemudian mampu mengubahnya menjadi mungkin. Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin bahwa kita telah berhasil melakukannya. Mari kita coba dan tetap semangat.

Selasa 20 Oktober 2009
Menemukan Dirinya
Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.
(1 Samuel 12:23)

Betapa ingin rasanya membantu sesame dan teman-teman yang ada disekitar kita. Dan berharap ada perubahan besar dalam dirinya untuk menjadi lebih baik. Tetapi kita tidak bisa mengajari sesuatu kepada seseorang, kita hanya dapat membantu orang itu menemukan sesuatu dalam dirinya. Memberi penyadaran bahwa kebebasan itu bukan terkandung dalam tindakan-tindakan yang kita sukai, tetapi ada pada hak kita saat mengerjakan sesuatau yang seharusnya kita lakukan. Karakter kita sendiri tidak datang lewat ilham atau mimpi. Tetapi dibentuk melalui usaha keras dan masa penempaan yang panjang.

Rabu 21 Oktober 2009
Sekolah dan Kehidupan
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (1 Petrus 5:2)

Seseorang pernah bertanya seperti ini kepada saya, “Apa bedanya sekolah dengan kehidupan?” Karena agak lama tidak aku jawab, dia mengatakan, “Di sekolah kita mendapat pelajaran kemudian baru diberi ujian. Dalam kehidupan kita diberi ujian yang memberikan pelajaran.” Tuhan telah mengajari kita dari kehidupan untuk menjadi gembala yang sesuai dengan kehendak Allah. Saya berpikir benar juga Memiliki pikiran yang indah mungkin hal yang baik tapi anugerah yang lebih besar adalah menemukan hati yang bersih.

Kamis 22 Oktober 2009
Mati Berarti
Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. (2 Timoteus 4:17)

Mungkin kita masih ingat tokoh yang satu ini Carazon Aquino, dia adalah pemimpin dan mantan presiden Filipina yang terkenal, dia pernah mengatakan,”Saya pilih mati berarti daripada hidup tanpa arti.” Sebuah motto hidup yang sangat berkesan. Sebagai orang Kristen, adakah kita yang masih memilki motto yang sama seeprti dia? Sebagai orang yang dipilih Tuhan untuk mengabarkan Injil kita harus yakin dan mampu menanggung beratnya krisis sebab dalam proses menahan penderitaan itulah jalan Tuhan akan nampak.

Jumat 23 Oktober 2009
Tercermin dari Tindakan
Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
(Ibrani 13:7)

Tanpa guru yang mengajari kita sejak kecil, kita tidak akan ada apa-apanya. Sekian banyak guru yang mengajari kita sejak kecil mungkin di antaranya pasti masih ada yang kita ingat karena sangat berkesan bagi kita secara pribadi. Saya pernah baca buku mengatakan,”Guru yang biasa-biasa berbicara, Guru yang bagus menerangkan, Guru yang hebat mendemonstrasikan, Guru yang agung memberi inspirasi. Jika tindakan-tindakan kita mengilhami orang lain untuk bermimpi lebih, belajar lebih, bekerja lebih dan menjadi lebih baik maka kita adalah seorang pemimpin. Kepimpinan tercermin dari tindakan bukan dari kedudukan.

Sabtu 24 Oktober 2009
Menjadi Segalanya
Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan. (Ulangan 32:2)

Seorang pemimpin terkenal mengatakan, “Janganlah berjalan di depanku aku tidak akan mengikutimu. Jangan pula berjalan di belakangku akau tidak akan memimpinmu. Berjalanlah disampingku aku akan, menuntunmu.” Jiwa Seorang pemimpin yang ingin menyatu dengan anak buahnya. Yang mengerti kebutuhan anak buahnya, yaitu bimbingan dan pendampingan pengajaran supaya anak buahnya juga bisa melakukan hal yang sama kelak kepada anak buahnya. Berharap menjadi segalanya bagi setiap orang dan menjadi sesuatu bagi seseorang.

Minggu 25 Oktober 2009
Mati karena Sanjungan
Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi. (Yosua 1:7)

Hidup tidak selalu seperti yang kita inginkan, dan seringkali kita merasa karena sesuatu hal tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita rencanakan, kita menganggap dan melewatkan itu sebagai hal yang tidak berguna. Kita maunya yang senang-senang saja yang terjadi seturut hati kita. Kita lebih senang hancur dengan sanjungan daripada selamat melalui kritikan. Untuk mewujudkan mimpi jangan dulu membayangkan sukses besar yang mungkin diraih, tapi jauh lebih penting menyusun rencana secara detail untuk membuat sukses-sukses kecil.

Senin 26 Oktober 2009
Sadar di Puncak
Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! (Matius 22:29)

Sekarang ini banyak yang mengaku-ngku dirinya adalah seorang pendeta, dengan berbekal kursus Alkitab satu tahun dan rajin ke gereja sudah merasa banyak tahu dan menjadi pendeta. Bersaksi sukses menobatkan ribuan orang, dan berhasi menjadi pengkhotbah panggilan. Pada saat ini dia bersaksi telah mencapai puncak, tetapi pada saat itulah dia harus sadar tengah menghadapi ujian yang sulit. Bijak adalah sikap yang tersisa setelah kita dengan rendah hati mengesampingkan kepentingan pribadi. Karena tindakan yang benar memerlukan kekuatan yang besar.

Selasa 27 Oktober 2009
Khawatir hari Esok
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! (Lukas 24:25)

Semua ingin berhasil dan semua ingin sukses, tetapi tidak banyak orang yang mau berani memulai dan berusaha mengerjakan harapan dan cita-citanya itu. Lebih banyak berpikir, menghayal dan membuang waktu hari-hari dengan mengkhawatirkan hari esok. Sadarkah kita bahwa Gunung pun terasa datar ketika kita sampai ke puncaknya. Sukses akan datang pada mereka yang berani bertindak dan jarang menghampiri penakut yang tidak mengambil konsekuensi.

Rabu 28 Oktober 2009
Ingat setelah Pergi
Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. (Yohanes 2:22)

Kebahagian dan sukacita itu selalu ada di sekitar kita bahkan selalu menghampiri kita. Tetapi kita selalu berpikir kebahagiaan itu selalu hal-hal yang besar dan mewah. Kebahagian itu selalu tampak kecil saat kita mendapatkannya, tapi coba biarkan kebahagiaan itu pergi. Saat itulah kita akan merasakan betapa besar dan berharganya kebahagiaan itu. Seperti kebesaran Yesus tidak terlihat ketika dia berdiri dan memberi perintah. Tetapi ketika dia berdiri sama tinggi dengan kita, orang lain dan membantu kita untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri kita guna mencapai hidup yang lebih baik.

Kamis 29 Oktober 2009
Miskin Hati
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. (2 Timoteus 3:15)

Saya yakin dan percaya bahwa setiap kita yang percaya dan yakin kepada Yesus Kristus diberikan kekayaan, kepintaran dan hikmat dari padaNya. Tetapi sayang tidak semua kita bisa merasakan dan memahaminya. Kekayaan adalah milik mereka yang hatinya kaya, demikian juga kemiskinan hanya milik mereka yang miskin hatinya. Seseorang mungkin membayangkan berbagai hal yang salah tapi dia hanya dapat memahami hal-hal yang benar. Jika berbagai hal banyak yang disalahkan berarti pengertian dari berbagai hal itu tidak dipahami. Apalah arti hidup jika tidak banyak memberi manfaat kepada orang lain.

Jumat 30 Oktober 2009
Tidak dilihat tapi Dirasakan
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timoteus 3:16)

Sebuah film berjudul a walk to remember menceritakan makna cinta, cinta diungkapkan seperti angin. Cinta itu tidak bisa di lihat tapi bisa diraskan. Seperti Firman Tuhan yang telah diilhamkan selalu bermanfaat untuk mengajar menyatkan kesalahan dan mendidik orang dalam kebenaran, walaupun Firman itu tidak terlihat. Sesuatu yang paling indah dan cantik di dunia tidak bisa dilihat atau disentuh. Ia hanya bisa dirasakan oleh hati.

Sabtu 31 Oktober 2009
Mengenal Perdamaian
Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri. (2 Petrus 1:20)
Dalam kehidupan saat ini sudah semakin bertambahnya profesi sebagai hakim. Semakin banyaknya orang yang suka menghakimi sesamanya. Pernahkah terpikirkan oleh kita jika kita mengadili orang mungkin kita tidak akan punya waktu untuk mencintai mereka. Ketika kekuatan cinta mengalahkan kecintaan terhadap kekuasaan dunia maka kita akan mengenal perdamaian. Cinta adalah satu-satunya kekuatan yang mampu mengubah seorang lawan akan menjadi kawan. Persatuan merupakan syarat utama terpeliharanya kebebasan. Cinta kita harusnya membuat kita, menjaga orang lain.
By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan
-Sekhus Kadep Diakonia HKBP-
(maruasasnainggolan.blogspot.com)

Sabtu, 19 September 2009

Program Diakonia HKBP 2009 Distrik XII Tanah Alas

PROGRAM TAHUN DIAKONIA 2009
HKBP DISTRIK XII TANAH ALAS
Oleh: Pdt.T.P Nababan


Dengan memperhatikan Tema Tahun Diakonia HKBP 2009, Jeremia 29,7, dan keputusan Sinode Distrik tanggal 30 Desember 2008 di HKBP bandar Purba, Panitia Tahun Diakonia HKBP Distrik XII Tanah Alas bersamasama dengan semua Pelayan Penuh Waktu di Distrik XII Tanah Alas menyusun program Distrik XII Tanah Alas tahun 2009 berbasis Diakonia.


A. Sosialisasi Tahun Diakonia
Januari – Maret
1. Sosialisasi.

Dalam rangka sosialisasi Tahun Diakonia HKBP di Distrik XII Tanah Alas, tanggal 30 Januari 2009 diadakan kebaktian Sosialisasi Tahun Diakonia dan Pelantikan Panitia Tahun Diakonia Distrik XII Tanah Alas di Gereja HKBP Kutacane. Sosialisasi Tahun Diakonia dilakukan disemua jemaat melalui surat edaran, brosur, pamplet, spanduk,dll. Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh Pangula full time, Panitia Tahun Diakonia Distrik, Parhalado di tingkat Huria, ressort, puncaknya dalam Pertukaran Mimbar Minggu 8 Maret 2009.
Tujuan : Supaya semua warga jemaat HKBP Distrik XII Tanah Alas dari tingkat Huria, Ressort, Distrik memahami tentang pelaksanaan Tahun 2009 sebagai tahun Diakonia HKBP. Semua warga jemaat harus terlibat dalam segala kegiatan tahun diakonia. Sosialisasi dimulai Februari 2009.


2. Re-organisasi/Evaluasi kegiatan Pokja Distrik.
Tujuan, menata kembali program, kepengurusan pokja di tingkat Distrik hingga Huria.
Jadwal : Rabu 25 Februari 2009. Tempat : HKBP Lawe Sigalagala. Pelaksana : Panitia/ Kabid Diakonia


3. Penanaman Sejuta pohon.
Tujuan : agar warga jemaat menyadari pentingnya Keutuhan Ciptaan dalam tatanan kehidupan.
Waktu, 14 Maret 2009. Tempat : HKBP Maranatha Ressort Kuta Cane. Peserta : Full Time, perwakilan Parhalado, Utusan Ama, Ina, Remaja/NHKBP. Pelaksana Panitia Tahun Diakonia Distrik.


4. Pemberdayaan Pargodungan
Pencanangan pargodungan sebagai pusat Diakonia. Tema : Pargodungan yang Asri dan sumber inpirasi. Tujuan : mengkaji ulang fungsi pargodungan sebagai pusat pelatihan.
Kegiatan : Lomba kebersihan, keindahan dan keasrian pargodungan. Kegiatan mulai Februari- Juni 2009


B. Pemberdayaan Warga Jemaat.
April –Juni
1. Umum/jemaat.
Kebaktian Passion-Paskah. Di semua jemaat dibuat satu tata Ibadah Yang sama untuk Passion dan Paskah, dan Penelaahan Alkitab remaja dan pemuda. Melakukan Gotong royong di pargodungan bersama anggota jemaat
Waktu : 7–14 April 2009 Tempat Kegiatan : Semua jemaat.
Pelaksana : Di Ressort : Pendeta Ressort dan Panitia Tahun Diakonia Distrik yang ada di Resort setempat. Di Huria : Uluan Huria dan seksi Diakonia Huria. Peserta : semua Parhalado dan warga jemaat.


2. Remaja/Pemuda
Seminar – lokakarya sehari. Tema : “Membangun Generasi Muda yang peduli masa depan”.
Tujuan : membangun generari yang takut akan Tuhan dan bertingkah laku yang baik, dan kreativ
Waktu : 19 April 2009. Tempat : HKBP Lawe Petanduk.
Peserta : 10 orang remaja, pemuda dan paniroi Remaja/ Naposo Bulung dari setiap ressort
Pelaksana : Kabid Koinonia/ Panitia/ Kabid Diakonia.


3. Wanita (Parompuan)
Pemotivasian/Pemberdayaan wanita se-Distrik Tema : Memberdayakan parompuan sehingga mampu membangun kesejahteraan keluarga melalui home industri. Tujuan : Membantu kaum perempuan menata keuangan keluarga.
Waktu : 20 Mei 2009. Tempat : HKBP Maranti.
Peserta : 10 orang Utusan Parompuan/seksi dan Dewan setiap Resort. Pelaksana : Kabid Koinonia/ Panitia/ Kabid Diakonia.


4. Kaum Bapak (Ama)
Pemotivasian/pemberdayaan ama se-Distrik. Tema : Ama adalah soko guru dalam keluarga.
Kegiatan : Seminar sehari tentang pengenalan pertanian selaras alam (Mix Farming).
Tujuan : Membangun kembali fungsi bapak dalam keluarga, menambah khazanah dan pengetahuan kaum bapak dalam pengembangan produktifitas.
Waktu : 26 Juni 2009. Tempat : Ressort Lawe Deski.
Peserta : 10 orang Utusan setiap ressort . Pelaksana : Kabid Diakonia/Panitia.


5. Majelis Jemaat (sintua).
Pelatihan dan pemotivasian Majelis Penatua jemaat se-Distrik. Tema : Pelayanan yang berbasis Diakonia
Tujuan : Mengarahkan peran penatua jemaat dalam pelayanan yang holistic. Waktu : 06 Maret 2009
Tempat HKBP Lawe Deski.
Peserta : Tenaga Full Time, 10 orang Utusan setiap ressort
Pelaksana : Kabid Koinonia/ Panitia/ Kabid Diakonia.



6. Pelayan Penuh Waktu.
Melatih Pelayan Penuh Waktu menjadi pelatih (training of trainer – ToT) dalam bidang Credit Union, pengembangan swadaya Jemaat (Pertanian Selaras Alam, Peternakan (Babi), Pengorganisasian rakyat. Peserta : Semua Junior Pelayan Penuh Waktu. Tujuan : Membangun motivasi bagi kader pelayan penuh waktu di jemaat dalan rangka menghadapi perobahan zaman. Waktu : 6 Maret 2009. Tempat : Ressort Lawe Deski. Pelaksana : Panitia/Kabid Diakonia




C. PESTA DIAKONIA
Juli - September
1. Penggalangan dana.
Pengumpulan dana untuk tahun Diakonia 2009 se-Distrik XII Tanah Alas. Tempat : Semua Huria. Tujuan : Dengan dana yang terkumpul, Distrik Tanah Alas dimampukan membangun solidaritas terhadap orang yang dimarginalkan atau “orang-orang yang menderita”.


2. Pesta parheheon Ama
Kegiatan : Festifal Koor dan Vokal Group
Waktu, Agustus 2009. Tempat : HKBP Kuta Cane.
Pelaksana : Kabid Marturia, Koinonia, dan Panitia.
Tujuan : Membangun kembali indahnya persekutuan sebagai orang-orang kudus yang menyadarkan kembali fungsi Bapak sebagai imam di dalam keluarga.


3. Pengobatan Cumacuma.
Tempat : 3 Gereja, ditentukan kemudian.
Pelaksana : Dokter, Perawat warga Jemaat, dan Panitia.
Waktu : Ditentukan kemudian.






4. MONITORING & EVALUASI
Oktober – Nopember
1. Monitoring, Evaluasi dan membuat laporan kegiatan Tahun Diakonia ditingkat Huria, Resort, Distrik.
2. Tujuan : Melihat grafik dalam segala kegiatan, untuk dapat dievaluasi seksi/bidang mana yang perlu dikembangkan kelak.

Ditetapkan pada tanggal 30 Januari 2009 di Kutacane setelah dibahas Panitia Tahun Diakonia Distrik dan Pelayan penuh Waktu HKBP Distrik XII Tanah Alas.

Praeses HKBP Distrik XII Panitia Tahun Diakonia
Tanah Alas Distrik XII Tanah Alas
Ketua,

Pdt.T.P. Nababan, STh Pdt.Junarsah Siahaan, STh

Selasa, 15 September 2009

"Penghancuran Sumber Hidup dan Adat Batak"

Penghancuran Sistematis
Identitas dan Sumber Hidup Masyarakat Adat Batak
Studi Kasus: Perampasan Tombak Haminjon oleh TPL di huta Pandumaan dan Sipitu Huta
Oleh: Suryati Simanjuntak

Meskipun hak-hak masyarakat adat secara nasional diakui dan dilindungi dalam Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 18b dan 28i, Ketetapan MPR No. 9 Tahun 2001 mengenai Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan secara universal Hak-Hak Masyarakat Adat diakui dan dilindungi oleh Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Masyarakat Adat, namun perampasan hak-hak masyarakat adat tetap marak di negeri ini.

Salah satunya adalah perampasan Tombak Haminjon (hutan kemenyan) yang sudah dimiliki dan dikelola secara turun temurun hingga berpuluh generasi oleh masyarakat adat dua huta (desa) yakni Pandumaan dan Sipitu Huta, kecamatan Pollung, kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, oleh PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL). PT TPL adalah sebuah perusahaan pulp (kertas) yang sebelumnya bernama PT Inti Indorayon Utama (PT IIU atau Indorayon) yang didirikan 26 April 1983 di Sosor Ladang, Porsea, kabupaten Tobasa. Indorayon pernah tutup/dihentikan operasionalnya atas kuatnya aksi-aksi warga Porsea dan sekitarnya dalam menentang pencemaran dan pengrusakan lingkungan yang dilakukan perusahaan ini. Meskipun untuk perjuangan ini, korban di pihak rakyat tak terhitung lagi, materi bahkan nyawa. Namun kuatnya pengaruh pemilik modal perusahaan ini, yang salah satunya adalah Sukanto Tanoto, membuat perusahaan ini dibuka kembali, meskipun satu pabrik rayon ditutup hingga sekarang.

Keluarga Sukanto Tanoto sebagai pemilik saham terbesar di PT IIU/TPL dan memiliki berbagai perusahaan properti seperti PT Nusantara Puspa Utama, PT Raja Garuda Mas Lestari, PT Supra Uniland Utama, PT Kawasan Industri Belawan, United City Bank, dan berbagai bisnis keuangan mereka. Kelompok Raja Garuda Mas milik keluarga Tanoto ini bersama kongsinya Sinar Mas dan Salim, merajai produksi pulp dan kelapa sawit di Indonesia.

Walaupun berhutang kredit macet sebesar 1,22 milyar dollar AS kepada BPPN, Bank Mandiri, dan BNI, Raja Garuda Mas (RGM) tetap berekspansi ke selusin negara. Di Singapura RGM membentuk holding company baru, Asia Pacific Resources Holding Limited (APRIL), yang 60 % dimiliki oleh RGM. Selanjutnya, APRIL didaftarkan di bursa saham Singapura dan New York. Ketika sahamnya pertama kali ditawarkan di New York, bulan April 1995, APRIL berhasil memobilisasi 150 juta dollar AS yang kemudian digunakan untuk membiayai ekspansi internasionalnya. Termasuk mendirikan perusahaan perdagangan yang bebas pajak di Laut Karibia, yakni Direct Holdings Ltd di Kepulauan Bahama, Elixir Investments Ltd dan Rawolf Corporation Ltd di U.K. dan koloninya, British Virgin Islands.

Direct Holdings Ltd pada gilirannya memiliki 5,9% saham PT TPL. Jadi tidak mustahil berbagai perusahaan lain seperti Brilliant Holdings Ltd, Supreme Good Ltd, Horstley International Ltd, Edmond Assets Ltd, Elegant Glory Holdings Ltd, dan Gain Century Holdings Ltd, bersama-sama dengan Direct Holdings Ltd menguasai saham mayoritas (50,5%) PT TPL, hanya merupakan kiat bisnis keluarga Tanoto untuk menghindarkan membayar pajak kepada pemerintah Indonesia. Sebab secara formal, hanya PT Adimitra Rayapratama, yang hanya 5% sahamnya milik Sukanto Tanoto, adalah perusahaan Indonesia yang terdaftar sebagai pemegang saham PT TPL. Selebihnya, adalah milik Koperasi Karyawan PT TPL (1%) dan publik (43,8%). Anehnya lagi, 95% pemegang saham PT. Adimitra Rayapratama adalah mitra asing.

Dengan berbagai bisnisnya itu, sewaktu hijrah ke Singapura tahun 1997, Sukanto Tanoto dan keluarganya telah menjadi orang No. 87 terkaya di Asia. Berarti, pengangkatan tokoh-tokoh Batak ke tampuk pimpinan PT TPL hanya sebagai ‘bumper’ menghadapi perlawanan rakyat.

Pada tahun 1992, tanpa sepengetahuan Masyarakat Adat di kabupaten Humbahas ini, Tombak Haminjon telah dirampas pemerintah dengan menyatakan bahwa areal Tombak Haminjon tersebut merupakan hutan negara (Register 41) dan memberikan tanah adat tersebut kepada Indorayon melalui SK Menteri Kehutanan No. 493/Kpts-II/1992 tentang pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri kepada PT IIU seluas 269.060 Ha. Sehingga pada tahun 1998, PT. IIU/TPL sudah merambah Tombak Haminjon berkisar 50 Ha yang berada di Tombak Simonggo. Pada saat itu masyarakat melakukan perlawanan dengan menghadang para pekerja PT TPL, namun tidak berdaya menghadapi senjata ABRI (TNI/POLRI) yang disewa PT IIU. Tombak Haminjon seluas 50 Ha itu kini telah berubah menjadi areal eucalyptus yang ditanami oleh PT.IIU/TPL.

Selanjutnya Tahun 2005, Menteri Kehutanan melalui SK No. 44/Menhut-II/2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di wilayah Propinsi Sumatera Utara seluas + 3.742.120 Ha dan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 201/Menhut-II/2006, tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan Tanggal 16 Februari 2005 dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara; dan pada tahun itu juga, Menteri Kehutanan mengeluarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.354/Menhut-VI/BPHT/2005 tanggal 10 Maret 2005 Tentang Persetujuan dan Pengesahan Rencana Kerja Lima Tahun Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKLUPHHK) Pada Hutan Tanaman Tahun 2004 s/d 2008 Atas Nama PT Toba Pulp Lestari, Tbk di Propinsi Sumatera Utara dan diteruskan dengan penerbitan Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara No: 522.21/684/IV tentang pengesahan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKTUPHHK) pada hutan tanaman tahun 2006 PT TPL Tbk.

Penerbitan Surat Keputusan Menteri Kehutanan ini tentunya atas usulan Kadis Kehutanan Provinsi Sumut, Kadis Kehutanan Kabupaten Humbahas dan Samosir sehingga telah memberikan kebebasan kepada PT TPL untuk melakukan penggundulan hutan termasuk hutan lindung dan konservasi di kecamatan Pollung dan Harian Boho (daerah Tele) serta tanaman kemenyan yang berada di atas Tanah Adat ”Tombak Haminjon” Raja Ihutan Bius Marbun (Februari 2006).

Padahal Kawasan hutan ini merupakan daerah hulu sungai-sungai yang mengalir ke kecamatan Pakkat, Tarabintang, Parlilitan, Onan Ganjang, Sijamapolang, Doloksanggul, dan Bakti Raja. Selain daerah hulu sungai, kawasan ini juga merupakan DTA Danau Toba. Sebagai dampak penggundulan hutan alam yang dilakukan PT TPL di kecamatan Pollung dan Tele, telah menimbulkan bencana banjir bandang di kecamatan Pakkat, Tara Bintang, dan Parlilitan (22 Januari 2007). Peristiwa ini menelan korban jiwa akibat tertimpa tanah longsor dan terseret air bercampur lumpur dan batu-batuan. Selain korban jiwa, + 29 rumah hanyut dan 23 rumah dengan kondisi rusak berat akibat terjangan longsor dan banjir bercampur lumpur. Bahkan ratusan hektar sawah milik penduduk rusak parah karena tertimbun tanah longsor bercampur batu, sedikitnya 200 hektar lahan persawahan penduduk yang sudah siap tanam akhirnya gagal tanam. Ratusan ternak peliharaan hilang terbawa arus sungai, bahkan ada kerbau yang terseret arus sungai hingga 4 kilometer.

Berkaitan dengan penebangan ini, telah banyak penolakan dan aksi protes dari warga (petani kemenyan) atas penebangan Tombak Haminjon ini. Tercatat aksi protes petani kemenyan dari sebelas desa di kecamatan Pollung (awal November 2006); aksi protes masyarakat adat Huta Godung dan Simataniari, kecamatan Parlilitan (2007-2008); dan masyarakat adat lainnya di kabupaten ini. Namun aksi protes ini dapat diredam dan dibungkam dengan pola-pola penjajah, politik pecah-belah, intimidasi dengan memakai kekuatan aparat, manipulasi hukum adat dan dengan memunculkan istilah baru “par si pisang na tonggi” yang sebelumnya tidak dikenal dalam kebiasaan adat Batak, dll. Akhirnya Tombak Haminjon di kabupaten ini boleh dikatakan sebagian besar sudah habis dibabat TPL dan digantikan dengan tanaman eucalyptus.

Kembali ke kasus Pandumaan dan Sipitu Huta, sebagai umumnya masyarakat adat, warga dua huta ini mengelola Tombak Haminjon dengan kebiasaan-kebiasaan yang sudah berlangsung cukup lama dan mereka taati hingga sekarang. Dalam menentukan batas-batas kepemilikan diantara mereka maupun dengan masyarakat adat di luar huta mereka, dilakukan berdasarkan kebiasaan atau hukum adat. Tidak seorang pun diantara mereka yang boleh menjual areal yang mereka miliki dan usahai kepada pihak lain di luar komunitas dua huta ini. Kalaupun ada yang akan mengalihkan kepemilikan, harus dialihkan kepada sesama komunitas dari dua desa tersebut. Demikian halnya dengan menentukan batas-batas areal dengan areal milik huta lainnya, mereka memiliki
kebiasaan dan ketentuan yakni perbatasan Tombak Haminjon milik huta Pandumaan dan Sipituhuta ditentukan berdasarkan tumbuhnya jenis rotan. “hatubuan hotang lamosik ma tombak ni Pandumaan dohot Sipituhuta, hatubuan hotang pulogos ma tombak ni

Parlilitan” (tempat tumbuhnya sejenis rotan yang diberi nama lamosik adalah Tombak milik huta Pandumaan dan Sipituhuta, sedangkan tempat tumbuhnya rotan pulogos merupakan milik masyarakat adat di kecamatan Parlilitan).
Pengetahuan akan sejarah pembukaan kampung dan tombak haminjon, dimana mereka (masyarakat adat dua huta) sudah ada yang hingga lima belas generasi tinggal dan mengelola Tombak Haminjon, merupakan bukti kepemilikan yang paling kuat. Marga-marga yang sejak awal membuka perkampungan dan Tombak Haminjon di dua huta ini dan hingga sekarang tinggal di dua huta ini terdiri dari komunitas marga yakni: Turunan dari marga Marbun yakni Lumban Batu yang hingga sekarang sudah 13 generasi; Lumban Gaol (13 generasi); Borubus atau sebagai marga boru (anak perempuan) yakni Nainggolan dan Pandiangan (13 generasi); Turunan Siraja Oloan yakni marga Sinambela, Sihite, Simanullang (masing-masing 13 generasi); dan marga-marga yang datang kemudian yakni: Munthe dan Situmorang (3 generasi).

Kemenyan termasuk tanaman endemik (hanya ada di tempat tertentu di bumi). Menurut mereka, tidak semua tanah/tempat bisa ditumbuhi kemenyan dengan baik. Kemenyan ibarat putri malu yang harus dilindungi. Itu sebabnya pohon/kayu alam yang tumbuh disekitarnya berfungsi sebagai pelindung. Sehingga menebang pohon/kayu alam tersebut sama hal nya dengan membunuh pohon kemenyan. Sesuai pengalaman mereka, apabila tanaman pelindung ditebang maka pohon kemenyan tidak akan menghasilkan getah dan perlahan-lahan akan mati dan tumbang. Haminjon merupakan anugerah khusus, spesies endemik yang diberikan Tuhan.

Dari sektor pertanian/perkebunan, haminjon merupakan komoditi unggulan daerah bagi Kabupaten Humbang Hasundutan, dengan jumlah produksi + 60 ton/bulan.1 Sedangkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan menyatakan produksi tanaman kemenyan pada tahun 2004 sebesar 1.129,30 ton dan 4.559,28 ton pada tahun 2005.

Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan umumnya hidup dari sektor pertanian/perkebunan. Dalam hal ini lebih dari 60 persen warga Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, bekerja di sektor perkebunan kemenyan dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp 2,1 Miliar tiap minggunya. Hal ini disebabkan tanaman kemenyan dapat tumbuh dengan baik hanya di daerah Kabupaten Humbang Hasundutan khususnya di kecamatan Pollung3.
Untuk kecamatan Pollung, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Humbang Hasundutan menyatakan Produksi Tanaman kemenyan tahun 2005 sebesar 14, 64 ton4.

Dari data di atas terlihat bahwa sumber penghasilan utama masyarakat di daerah ini adalah kemenyan. Data ini juga menunjukkan betapa kemenyan sangat dibutuhkan dan sangat berguna bagi banyak orang/pihak. Ntah untuk kepentingan obat, bahan kosmetik, acara ritual adat dan keagamaan, dll. Dapat dibayangkan apabila Tombak Haminjon punah, berapa banyak orang atau pihak yang terganggu dan dirugikan karena kesulitan dalam mencari kemenyan.

Karena itu dapat dikatakan perjuangan masyarakat adat dua huta ini dan masyarakat adat lainnya yang ada di kabupaten Humbahas dalam mempertahankan Tombak Haminjon di samping sebagai sumber penghasilan utama adalah juga dalam rangka mempertahankan identitas orang Batak sekaligus sebagai upaya pelestarian bio diversity. Tanpa mereka sadari mereka turut memperjuangkan "the integrity of God's creation", yaitu menjaga pemusnahan plasma nutfah.

Dengan cekatan mereka bisa menunjukkan yang mana jenis kemenyan yang sudah siap panen dan baik untuk bibit. “Inilah yang disebut haminjon jalangan yang ditanam Tuhan untuk masyarakat Pandumaan. Anakan pohon inilah yang kami ambil dan kami kembangkan”, kata Pdt Sinambela sambil mengambil satu anakan pohon kemenyan. Ia juga menunjukkan bunga pohon kemenyan yang berguguran di sekeliling pohonnya. Menurutnya, kalau bunga kemenyan sudah berguguran, ini pertanda pohon kemenyan tersebut sudah dapat dipanen atau di sige.

Mereka juga memiliki kearifan lokal dimana sebelum pohon kemenyan dikerjakan, terlebih dahulu semua peralatan dipersiapkan, dibersihkan dan diasah. Dilanjutkan dengan acara makan semacam sesaji yang diiringi doa. Selanjutnya, pohon kemenyan dikerjakan satu per satu. Dalam tidur, akan diperoleh petunjuk apakah pekerjaan dapat dilanjutkan atau tidak. Jika mimpi bagus, maka pohon kemenyan yang lainnya dapat dikerjakan.

Berbagai peralatan yang digunakan seperti, agak pagarit gunanya untuk membersihkan kulit pohon kemenyan yang telah kering; Guris gunanya untuk mengeluarkan semua kulit-kulit kemenyan yang tipis dan telah mengiring; Agat panuttuk gunanya untuk melukai kulit agar getah keluar dari tempat yang dilukai tersebut; Tali polang digunakan untuk memanjat pohon kemenyan; dan Bakkul digunakan sebagai tempat atau wadah getah kemenyan sebelum dituangkan ke tumpukannya.

Dalam satu hari, satu orang hanya dapat mangguris (membersihkan) rata-rata 10 batang. Saat manige, mereka melantunkan syair: “parung simardagul-dagul, sahali mamarung, gok bakkul, gok bahul-bahul” (semacam doa permohonan yang dinyanyikan dengan nada tertentu), selanjutnya dilakukan manuktuk (mengetok) sekeliling kulit yang telah dilukai. Petani kemenyan lainnya yang mendengarkan syair ini wajib menjawab “ima tutu” (semoga).

Mereka juga memiliki kebiasaan dan pengetahuan dalam memberi nama areal tersebut. Setiap nama tentu ada arti dan sejarahnya, misalnya Tombak Ri Nabongot dulunya merupakan perkampungan marga Lumbangaol yang berasal dari huta Lumbangaol Pollung. Namun karena ada perselisihan dengan saudaranya (abang), Lumbangaol (adik) ini pun pindah dan mendirikan perkampungan di Tombak ini. Suatu ketika, saat ia (Lumbangaol-adik) memanjat salah satu pohon kemenyan, ia melihat asap yang berasal dari perkampungan Pollung, tempat perkampungan abangya. Karena kesal dan takut ditemukan abangnya, akhirnya ia pun meninggalkan perkampungan ini menuju Parlilitan. Inilah awalnya di Parlilitan terdapat marga Lumbangaol. Setelah perkampungan ini ditinggalkan, ri (lalang) mulai banyak tumbuh di tempat ini sehingga areal ini diberi nama ri nabongot (lalang yang tumbuh menumpang dengan lebat).

Sehingga perampasan dan penebangan Tombak Haminjon yang dilakukan PT TPL menimbulkan kemarahan warga dua huta ini. Pada tanggal 23 Juni 2009, secara spontan warga berangkat ke Tombak Haminjon dan menahan peralatan TPL yang dipergunakan untuk menumbangkan pepohonan di atas tanah adat mereka. Tidak hanya itu saja, 29 Juni 2009, ribuan warga melakukan aksi protes ke kantor Bupati dan DPRD Humbahas. Aksi protes ini berhasil memaksa Bupati dan DPRD membuat surat agar PT TPL menghentikan penebangan di areal Tombak Haminjon milik dua desa. Namun pihak TPL tetap melakukan penebangan sehingga pada tanggal 14 Juli 2009, warga kembali ke Tombak Haminjon dan membakar tumpukan kayu tebangan TPL. Esok harinya, 15 Juli menjelang siang sekitar 200-an polisi dan brimob memasuki huta Sipituhuta dan Pandumaan. Aparat negara ini mengobrak-abrik sebagian rumah warga yang mereka anggap pimpinan kelompok dari warga dua huta.

Polisi menciduk seorang bapak yang sedang membunyikan lonceng gereja, panggilan agar warga berkumpul. Polisi juga menciduk seorang bapak yang sedang bekerja di ladangnya demikian juga seorang bapak yang masih dalam perjalanan pulang usai menghadiri pesta keluarga. Atas tindakan PT TPL dan aparat kepolisian ini, hari itu juga warga melakukan aksi protes ke Polres Humbahas. Setelah dua kali aksi di Polres, warga kembali melakukan aksi ke DPRD dan Bupati Humbahas sebanyak tiga kali. Namun hingga saat ini belum ada penyelesaian yang konkrit dari kasus ini. Sementara itu, warga tetap bertahan di areal dan melakukan penjagaan secara bergiliran.

Dari kasus-kasus yang terjadi di Tapanuli (Tano Batak), bukankah sudah dapat dikatakan bahwa pemberian berbagai ijin (konsesi) HPH/HTI kepada TPL adalah merupakan tindakan penghancuran identitas masyarakat adat Batak secara sistematis?. Sebab berapa banyak tanah-tanah adat yang dulunya dimiliki dan diusahai orang Batak secara adat, bebas, dan mandiri tetapi sekarang sudah menjadi areal HPH/HTI TPL. Hutan alam/adat sudah beralih fungsi dan menjadi hamparan eucalyptus PT TPL.
****
Catatan: Terimakasih buat kawan-kawan (Gurgur Manurung, Eliakim Sitorus, Limantina, George Aditjondro, dll) yang memberikan dukungan dan masukan atas perjuangan warga Pandumaan dan Sipitu Huta, sehingga saya terinspirasi menuliskannya. Terimakasih juga buat kawan-kawan staf di KSPPM khususnya Guntur Simamora yang banyak berperan untuk melengkapi data.

"Selamatkan Haminjon"

PERAN PEMERINTAH DALAM PROSES
PEMUSNAHAN HAMINJON BATAK
Limantina Sihaloho

PT TPL MERAMPAS TANAH ADAT WARGA DESA SIPITUHUTA DAN PANDUMAAN
Air mata bercucuran di wajah sekitar 400-an warga dua desa dari Sipituhuta dan Pandumaan yang mayoritas adalah para ibu ketika mereka mendatangi kantor bupati Humbahas pada tanggal 3 Agustus 2009 yang baru saja lalu. Di tengah deraian air mata warga itu, seorang ibu yang sudah tua di antara mereka sambil menangis, meneriakkan: “Bunu hamu ma hami sude parjolo; molo gabe rampason muna do tombak nami i sian hami!”; “Bunuh kami lebih dulu kalau kalian hendak merampas tombak kami itu dari kami!” Tombak adalah sebutan khas di kalangan masyarakat Batak secara khusus Batak Toba. Tombak berarti hutan.
Sehari sebelum mereka mendatangi kantor bupati pada 3 Agustus itu, gompul (beruang) telah masuk ke desa mereka mengobrak-abrik rumah beberapa warga. Kedatangan beruang ini merupakan ancaman bagi warga. Hutan rusak, beruang pun ikut terusir dari habitat aslinya. Sementara para perempuan berada di depan kantor bupati, para bapak dan pemuda berangkat ke Tombak Haminjon (Hutan/Ladang Kemenyan) mereka. Di sana mereka menemukan PT TPL sedang beroperasi; beberapa truk dan alat berat pembuat jalan dihentikan warga.
23 Juni 2009 yang lalu, warga Sipituhuta dan Pandumaan mengetahui bahwa Tombak Haminjon mereka dirambah oleh PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang dulu merupakan PT Inti Indorayon Utama (IIU) yang terkenal dengan permasalahan yang ditimbulkannya bagi warga terutama Porsea dan sekitarnya. PT IIU tutup untuk beberapa tahun sebelum beroperasi kembali pada tahun 2005. Telah banyak masyarakat yang meninggal selama perlawanan menentang operasi PT IIU di Porsea tetapi pemerintah justru mengizinkan kembali PT itu beroperasi. TPL membabat rata pepohonan di atas tanah adat Tombak Haminjon warga yang terdiri dari tiga bagian itu: Lombang Na Bagas, Dolog Ginjang dan Sipitu Rura. Luas ketiga bagian ini sekitar 4100 ha. TPL telah merusak sekitar 2000 ha dari 4100 itu; menebang semua pohon yang sebagian sudah berusia berabad-abad; eukaliptus TPL yang rakus air itu akan menggantikan pepohonan alam dan haminjon yang ditumbangkan TPL.
Pada tanggal 23 Juni itu juga, secara spontan warga berangkat ke Tombak Haminjon mereka. Di sana mereka menemukan TPL sedang beroperasi. Warga lalu menyita peralatan TPL yang dipergunakan untuk menumbangkan pepohonan di atas tanah adat mereka. Warga marah melihat pohon-pohon haminjon mereka ditebang demikian juga pepohonan yang sangat penting bagi proses pertumbuhan dan produksi getah haminjon. Pohon haminjon tanpa pepohonan lain di samping dan sekitarnya akan membuat produksi getahnya menjadi sedikit dan kering.
Ketika warga berangkat lagi ke Tombak Haminjon mereka pada tanggal 14 Juli 2009, semakin meluas areal tanah adat mereka yang dirambah oleh TPL. Kayu-kayu besar telah menjadi bentuk gelondongan yang disusun bertumpuk-tumpuk siap diangkut oleh TPL ke luar dari tanah adat warga.
Esok harinya, 15 Juli menjelang siang sekitar 200-an polisi dan brimob naik truk dan mobil polisi memasuki kampung Sipituhuta dan Pandumaan. Aparat negara ini mengobrak-abrik sebagian rumah warga yang mereka anggap pimpinan kelompok dari warga dua desa. Seorang ibu yang baru pulang dari ladang ketakutan melihat anak-anaknya yang dia tinggalkan di rumah sudah berada di halaman dalam keadaan menangis gemetaran sementara polisi beroperasi di dalam rumahnya. Seorang ibu yang sudah tua (95 tahun) yang sedang tidur di tempat tidurnya terinjak oleh polisi yang sedang membongkar-bongkar isi rumah ibu tersebut. Polisi menciduk seorang bapak yang sedang membunyikan lonceng gereja, panggilan agar warga berkumpul. Polisi juga menciduk seorang bapak yang sedang bekerja di ladangnya demikian juga seorang bapak yang masih dalam perjalanan pulang usai menghadiri pesta keluarga. Sampai sekarang, ada empat bapak yang merupakan warga dua desa itu yang menjalani tahanan luar setelah sempat dipenjarakan di LP Siborong-borong. Keempat warga yang menjadi tahanan ini akan menjalani proses pengadilan di penghujung bulan ini.
PEMERINTAH DAN PEMODAL MEMPERALAT NEGARA
Alih-alih melindungi warga pemilik tanah adat Tombak Haminjon, pemerintah malah melindungi PT TPL. TPL berlindung di ketiak pemerintah lewat Kepres No 63 tahun 2004, Permen Perindustrian RI No. 03/M-IND/PER/ 4/2005 tanggal 19 April 2005 dan Surat Keputusan Kapolri Nopol. Skep/738/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 dan berbagai surat-surat keputusan lainnya yang mengizinkan TPL beroperasi bahkan di atas tanah adat rakyat.
Pemerintah memperalat negara bernama NKRI yang adalah milik semua warga Indonesia; pemerintah mengindentikkan dirinya seolah-olah menjadi pemilik tunggal negara ini. Pemerintah menjadikan dirinya seperti besi bermagnet sedang pemilik modal dan aparat keamanan negara (polisi dan tentara) seperti serbuk-serbuk yang secara otomatis menempel pada besi itu. Mayoritas warga negara, rakyat kebanyakan laksana dedaunan kering yang gugur yang sama sekali tidak akan menempel pada besi bermagnet ini karena ion-ion di antara keduanya tidak saling tari-menarik.
Pemerintah dan seluruh jajarannya termasuk aparat keamanan merasa berhak untuk melakukan apapun atas nama pembangunan- perekonomian yang hanya menguntungkan segelintir orang yang tidak bertanggung jawab pada kelestarian lingkungan dan kepentingan rakyat banyak. Keadaan kini tak jauh beda dengan Orde Baru. Rumah warga boleh sewenang-wenang diobrak-abrik oleh aparat keamanan bahkan tanpa surat tugas/perintah yang justru membuat warga tidak aman dan menjadi trauma. Dalam kasus antara Sipituhuta dan Pandumaan, justru rakyat sebagai pemilik tanah adat Tombak Haminjon yang puluhan generasi telah bertani haminjon di Tombak Haminjon mereka yang ditangkap dan ditahan polisi. TPL yang menebangi pohon haminjon warga dan pepohonan lainnya di tanah adat warga malah dilindungi.
Pemerintah memperalat negara dan menjadikan dirinya berhak untuk memaksa dan mengeksploitasi warga dengan meminta pendataan atas tanah adat, siapa saja yang mempunyai bagian di tanah adat di Tombak Haminjon itu dan berapa luas luas tanah masing-masing warga. Pemerintah pura-pura lupa bahwa dalam tradisi Nusantara tanah adat adalah milik kolektif, bukan milik perseorangan. Menggiring warga untuk melakukan proses tidak terpuji macam itu tentu akan mempermudah pemerintah dan pemilik modal untuk melakukan proses devide et impera di kalangan warga baik itu di Sipituhuta dan Pandumaan maupun di berbagai wilayah lainnya di Indonesia. Beberapa warga di Sipituhuta dan Pandumaan sendiri telah menerima uang dari TPL seolah-olah mereka bisa menjual sebagian dari tanah adat di Tombak Haminjon dua warga desa itu. Untunglah bahwa warga masih menolerir keteledoran beberapa teman mereka atas apa yang mereka lakukan; mereka sadar itu cara-cara yang tidak terpuji untuk memecah belah mereka.
Pemerintah yang memperalat negara justru malah lebih kejam daripada Belanda yang pernah menjajah negeri ini. Belanda sebagai penjajah melakukan pemetaan wilayah Indonesia termasuk Tanah Batak demi kepentingan penjajahan mereka. Pada permulaan abad ke-20, Belanda melakukan pemetaan wilayah di Tanah Batak. Besar kemungkinan warga Sipituhuta dan Pandumaan pada permulaan abad ke-20 tidak mengetahui kalau Belanda dengan seenaknya menjadikan tanah adat mereka sebagai dari milik negara-kolonial.
Presiden, menteri dan kapolres, mungkin karena berada di Jakarta dan jauh dari daerah apalagi Sipituhuta dan Pandumaan dan sibuk dengan urusan-urusan mereka di Jakarta, dengan begitu saja bisa mengeluarkan surat-surat keputusan yang membuat PT TPL yang tadinya PT IIU itu berada di atas angin untuk beroperasi kembali pada tahun 2005 yang telah menimbulkan bencana bagi manusia dan alam.
Pemerintah bersama jajarannya justru tidak peduli pada kepentingan rakyat-banyak seperti penduduk di desa Sipituhuta dan Pandumaan. Jajaran pemerintah di daerah-daerah berlindung di balik berbagai keputusan-keputusan dari pusat (Jakarta) seolah-olah keputusan-keputusan itu adalah Tuhan yang tidak boleh dipertanyakan dan diganggu-gugat. Tiba-tiba warga di berbagai tempat di negeri ini bisa kehilangan rumah atau tanah termasuk tanah adat mereka sebab tak bisa menunjukkan sertifikat kepemilikan ketika aparat pemerintah datang menunjukkan berbagai macam ketentuan atau keputusan yang dikeluarkan atas nama negara; pemerintah dan jajarannya menjadi buta dan pura-pura buta terhadap bukti-bukti kultural dan historis yang dimiliki oleh warga.
MERAWAT NILAI KULTURAL HAMINJON
Haminjon tanah Batak sudah dikenal di dunia internasional selama ribuan tahun. Persoalan haminjon adalah juga persoalan identitas yang mengandung nilai-nilai historis dan kultural yang sangat kaya. Petani haminjon mempunyai kulturnya sendiri. Berangkat ke Tombak Haminjon, mereka harus suci dalam kata dan laku. Mereka (biasanya laki-laki) tinggal selama berhari-hari di Tombak Haminjon, mereka mempunyai gubuk di sana. Berbagai macam lagu tentang haminjon mereka nyanyikan selama berada di tombak. Mereka menyekolahkan anak-anak mereka sampai perguruan tinggi dengan haminjon. Itu sebab para ibu mengatakan kepada jajaran aparat pemerintah saat mereka mendatangi kantor bupati: “Asa boi pe hamu singkola timbo-timbo alani haminjon do!”; “Kalian bisa sekolah tinggi-tinggi adalah karena kemenyan.” Hampir semua aparat itu orang Batak. Walau orang tua mereka secara langsung bukan petani haminjon, kalau mereka punya perasaan, tentu mereka bisa menangkap arti dari kalimat itu: tanpa haminjon anak-anak Sipituhuta dan Pandumaan, sekarang dan di mana yang akan datang akan teramcam putus sekolah; warga desa akan terpuruk jatuh miskin.
Pemerintah memperalat negara, menjadikan dirinya identik dengan negara. Pemerintah menyokong dan melindungi pemilik modal melakukan tindakan-tindakan memonopoli perekonomian termasuk dengan cara merampas tanah adat warga mirip VOC di zaman penjajahan yang berakhir dengan kebangkrutan itu. Sistem perekonomian hanya bisa langgeng kalau ada nilai-nilai kultural yang menopangnya, tanpa itu akan ambruk dan berujung menjadi bencana.
Warga Sipituhuta dan Pandumaan tidak ada yang kena asam urat seperti banyak warga kota sebab mereka biasa berjalan kaki menginjak berbagai macam akar pepohonan. Perjalanan berpuluh km ke Tombak Haminjon adalah juga sebuah spiritualitas, latihan mental dan daya tahan. Berada di tengah tombak membuat jiwa mereka dekat dengan alam dan Pencipta; ini nampak antara lain lewat syair-syair yang mereka senandungkan saat bekerja atau berada di tombak. Dari generasi ke generasi mereka memelihara tradisi bahwa setiap orang yang berangkat bekerja ke tombak harus suci dalam kata dan laku; sebuah pendidikan karakter luhur yang bahkan di sekolah-sekolah dan universitas- universitas di negeri kita sudah sulit atau tidak bisa kita jumpai lagi. Kesucian dalam kata dan laku memberi mereka kekuatan bersahabat dengan alam di mana binatang-binatang buas seperti harimau dan beruang juga bertempat tinggal. Cara masyarakat berinteraksi dengan hewan-hewan buas ini juga merupakan kekayaan kultural tersendiri; mereka tidak menjadikan alam dan hewan sebagai objek tapi sebagai subjek.
Ada banyak unsur yang musti kita lindungi berkaitan dengan haminjon di Tanah Batak. Di samping haminjon sebagai mata pencaharian utama warga yang berprofesi sebagai petani haminjon, kita juga perlu mendukung mereka merawat nilai-nilai khas yang ada dalam tradisi bertani haminjon. Nilai-nilai ini sangat berharga, ibarat nafas bagi tubuh manusia. Tanpa nafas, apalah jadinya manusia kecuali sebagai mayat? Itu sebab mengapa paling tidak setiap orang yang punya akal dan hati nurani perlu mendukung perjuangan warga Sipituhuta dan Pandumaan. Kalau mereka kalah berhadapan dengan TPL maka ini akan menjadi tanda buruk bahwa pemerintah bersama jajaran dan aparat keamanannya serta pemilik modal akan terus melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji berikutnya yang mirip di tempat-tempat lain. Sebaliknya, kalau warga menang dalam mempertahankan apa yang menjadi milik mereka, tanah adat Tombak Haminjon mereka, maka ini menjadi tanda positif bahwa pemeritah dan konco-konconya harus menahan dan menghentikan langkah-langkah serupa dalam mempersulit, mengelabui dan menyiksa rakyat.*** 18 08 2009
Catt: saya sengaja mempergunakan kata: haminjon dan tombak dalam tulisan saya karena saya suka kata-kata itu. Saya juga senang dengan kemauan warga Sipituhuta dan Pandumaan dan para pejuang lainnya di Tanah Batak melawan PT IIU (TPL) yang mempergunakan bahasa Batak dalam berhadapan dengan aparat pemerintah. Terimakasih untuk Suryati Simanjuntak dari KSPPM untuk semua informasi yang telah disusunnya berkaitan dengan kasus yang terjadi di Sipituhuta dan Pandumaan; seorang pendamping rakyat paling baik yang kita miliki hari ini. Saya terkesan dengan bagaimana ia melakukan pekerjaannya; ia mengerti detak jantung warga desa Sipituhuta dan Pandumaan

Selasa, 08 September 2009

"Kegiatan Diakonia Distrik VIII Jawa Kalimantan"

LAPORAN PELAKSANAAN TAHUN DIAKONIA 2009
HKBP DISTRIK VIII JAWA-KALIMANTAN
“Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja”

I. KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN

1. Sosialisasi dan Penjemaatan Tahun Diakonia
Sosialisasi dan Penjemataan Tahun Diakonia di HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan telah dilaksanakan secara bersamaan pada hari Minggu, 05 April 2009 di jemaat gereja HKBP se Distrik VIII. Bersamaan dengan itu dilakukan Pertukaran Mimbar dan Pengumpulan Persembahan untuk mendukung kegiatan Tahun Diakonia HKBP Distik VIII Jawa Kalimantan.
2. Bakti Sosial Kesehatan Diakonia
Sebagai wujud atas rencana panitia untuk berperan dalam mendukung pelayanan kesehatan di tingkat jemaat dan warga sekitar gereja, Panitia Tahun Diakonia HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan telah melaksanakan kegiatan Bakti Sosial Kesehatan Diakonia di beberapa gereja yaitu:
No Tanggal Lokasi Kegiatan Keterangan
1. 24 Februari 2009 HKBP Kandang Roda Berjalan dengan baik, diikuti oleh jemaat dan masyarakat sekitar gereja lebih kurang 250 orang kerjasama dengan LCMS dari USA
2. 28 Maret 2009 HKBP Limo Berjalan dengan baik, diikuti oleh jemaat dan masyarakat sekitar gereja lebih kurang 110 orang
3. 23 Mei 2009 HKBP Tridarma Berjalan dengan baik, diikuti oleh jemaat dan masyarakat sekitar gereja.
4. 13 Juni 2009 HKBP Depok Timur Berjalan dengan baik, diikuti oleh jemaat dan masyarakat sekitar gereja.
5. 20 Juni 2009 HKBP Parung Panjang Berjalan dengan baik, diikuti oleh jemaat dan masyarakat sekitar gereja.
6. 04 Juli 2009 HKBP Limo Berjalan dengan baik, diikuti oleh jemaat dan masyarakat sekitar gereja.
7 18 Juli 2009 HKBP Cileungsi Berjalan dengan baik, diikuti oleh jemaat dan masyarakat sekitar gereja.
Diperkirakan lebih dari 1000 orang pasien yang telah dilayani pada baksos ini.
3. Seminar Kesehatan
Kegiatan seminar kesehatan dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2009 di HKBP Kebayoran Baru. Seminar kesehatan ini dilaksanakan oleh Panitia bekerjasama dengan Rumah Sakit Pantai Mutiara Penang (Malaysia) yang menampilkan 4 orang dokter spesialis RS Pantai Mutiara Penang sebagai pembicara. Seminar ini dibuka oleh Preases Pdt. Mori Sihombing, MTh dan diikuti oleh jemaat, para pendeta dari Distrik VIII Jawa Kalimantan. Jumlah peserta yang hadir mencapai 400 orang.

4. Pengenalan dan Pembekalan Koperasi
Kegiatan pengenalan dan pembekalan koperasi bagi jemaat HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2009 di HKBP Kebayoran Baru. Kegiatan ini dilakukan oleh Panitia bekerjasama dengan Kementerian Negara Koperasi dan UKM yang dihadiri oleh 70 orang peserta yang berasal dari utusan jemaat dari gereja Distrik VIII Jawa Kalimantan

5. Lokakarya Diakonia
Untuk menjaring kesamaan pemahaman dan merencanakan program-program yang ingin dicapai dalam melaksanakan Tahun Diakonia 2009 serta mendapatkan masukan-masukan dari masing-masing gereja, maka pada hari Sabtu, 25 April 2009 telah dilaksanakan kegiatan Lokakarya Diakonia HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan di Aula Ekonomi Kampus UKI Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh Preases dan para pendeta Distrik VIII serta 110 orang peserta utusan gereja di Distrik VIII JK. Kegiatan lokakarya ini berisi kebaktian, pembekalan oleh Praeses dan diskusi kelompok. Sebagai pembicara dalam lolakarya ini antara lain Praeses Mori Sihombing, Ibu Ayuningsih, MA (Praktisi/Pendidir Sekolah TK) berbasis low cost, high management and full of diakonia.

6. Kegiatan Pelatihan Daur Ulang Limbah atau 3R
Kegiatan ini diangkat guna mendukung program pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini mencerminkan sikap dan peran HKBP yang sangat mendukung pemerintah dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup. Dalam kaitannya dengan program Panitia, telah dilakukan kegiatan daur ulang limbah/sampah rumah tangga dengan model 3R (reduce, reuse, recycle). Kegiatan ini telah menghasilkan produk-produk keterampilan berupa tas alkitab sebanyak 793 buah, dimana produk ini telah dijual ke jemaat dalam lingkup Distrik VIII.
Disamping itu, panitia juga telah melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan daur ulang limbah di beberapa gereja HKBP dan sekolah yaitu:
• HKBP Limo
• HKBP Gunung Putri Sola Gratia
• HKBP Depok II
• HKBP Maranata Rawa Lumbu
• Gereja Kristus Teluk Naga Tangerang.
• SMAN 1 Depok
Dalam mendukung kegiatan daur ulang ini, beberapa orang donatur telah menyumbang beberapa unit mesin jahit kepada gereja yang membutuhkannya sebagai modal usaha yaitu;
• 4 (empat) unit ke HKBP Limo
• 1 (satu) unit ke HKBP Gunung Putri Sola Gratia


7. Pendirian CUM dan Koperasi
Sebagai kelanjutan dari pembekalan dan pengenalan koperasi, dimana telah diprogramkan akan dibentuk wadah Credit Union Modification (CUM) dan koperasi di tingkat jemaat, maka dalam kaitan ini pada tanggal 7 Juni 2009 telah terbentuk sebuah CUM Sejahtera Distrik VIII Jawa Kalimantan beralamat di HKBP Limo dan Sebuah Koperasi Serba Usaha (KSU) di HKBP Kebayoran Baru pada bulan Juli 2009.

8. Pelatihan Keterampilan Merangkai Bunga & Payet (Bidang Ekonomi)
Pada bulan April 2009, Panitia Tahun Diakonia HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan telah melakukan kegiatan pelatihan keterampilan merangkai bunga dan pembuatan payet bagi ibu-ibu jemaat HKBP di Pontianak. Hal ini dilakukan sesuai dengan rencana panitia yang ingin membantu mengembangkan ekonomi rumah tangga jemaat melalui berbagai bentuk keterampilan ibu-ibu dalam usaha ekonomi kreatif dan produktif agar jemaat semakin sejahtera.

9. Pendirian Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) “Sejahtera”
Sekolah Taman Kanak-kanak telah berdiri di HKBP Imanuel Kandang Roda dan HKBP Parung Panjang. Taman Kanak-Kanak ini diresmikan pada tanggal 24 Juli 2009. Hal ini dapat terwujud berkat kerjasama yang baik antara Panitia dengan Pimpinan dan Jemaat HKBP Immanuel Kandang Roda dan HKBP Parung Panjang. Jika Tuhan Yesus berkenan maka Kedua TK inilah yang merupakan sekolah pertama milik HKBP di Pulau Jawa, yang tentunya akan terus dikembangkan baik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan kebutuhannya. Secara jangka panjang, sekolah TK ini akan dikelola oleh HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan.

10. Persiapan Balai Pengobatan
Semangat mendirikan Klinik Kesehatan milik HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan masih terus dilanjutkan. Sebagaimana rencana Panitia untuk mendirikan Balai Pengobatan (BPU), telah ada seorang donator yang meresponnya dengan memberikan (menghibahkan) lahannya seluas 200 M2 di Desa Buni Bakti Kecamatan Teruna Jaya Bekasi. Direncanakan luas lahan mencapai 400 M2, dimana tambahan 200 M2 akan dibeli oleh Panitia. Sampai saat ini Panitia masih melakukan studi dan kajian serta perencanaan teknis pendirian Klinik Kesehatan tersebut.

II. RENCANA KEGIATAN SELANJUTNYA
Secara umum, Panitia akan terus melanjutkan kegiatan sesuai rencana yang telah diputuskan seperti kegiatan-kegiatan yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

A. Kegiatan bersifat Jangka Pendek yaitu:
1. Bakti Sosial Kesehatan Diakonia
Bakti sosial akan terus dilaksanakan sekali dalam satu bulan.
2. Pelatihan Keterampilan Ibu-ibu
3. Kegiatan Daur Ulang Limbah 3R.

B. Kegiatan bersifat jangka panjang dan perlu pengelolaan khusus yaitu:
1. Melanjutkan Pengelolaan Sekolah TK: Pembentukan Lembaga atau Yayasan.
Untuk mengelola TK secara profesional maka akan didirikan lembaga atau yayasan. Diharapkan TK ini akan semakin berkembang dan berkualitas. Diupayakan juga untuk mendirikan TK lainnya di daerah yang membutuhkan di Distrik VIII Jawa Kalimantan
2. Mendirikan Balai Pengobatan dan Pengelolaannya
Untuk pemeliharaan dan pengobatan jemaat dan masyarakat akan diupayakan pendirian Balai Pengobatan di daerah Cilincing. Balai pengobatan ini akan dikelola secara profesional dan sekaligus menjadi pendukung disaster managemen atau intervensi bencana alam.
3. Pengadaan Tanah untuk Pusat Retreat dan Pembinaan SDM HKBP.
Telah merencanakan dan tinjau tempat pusat retreat dan pelatihan SDM HKBP yang berlokasi di Jonggol, Bogor Barat. Diharapkan pada tahun diakonia 2009, Distrik VIII telah dapat memiliki lahan seluas 1-2 hektar. Pembangunan tempat retreat akan dimulai pada tahun 2010. Diupayakan juga agar jemaat dan pendeta dapat memiliki lahan di sekitar pusat retreat.

III. TARGET USAHA PENCARIAN DANA DAN PESTA DIAKONIA
Dalam rangka mensukseskan kegiatan Pelaksanaan Tahun Diakonia HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dana baik untuk program jangka pandek maupun program jangka panjang. Berbagai usaha akan dilakukan panitia untuk memenuhi target dana, sehingga dana yang dibutuhkan tercukupi. Secara khusus adalah usaha yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan dana untuk melanjutkan program TK, Pendirian Klinik Kesehatan dan Pengadaan Tanah untuk Pusat Retreat dan Pengembangan SDM HKBP.
3.1. Mengadakan Malam Dana Diakonia
Malam Dana Diakonia direncanakan akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 28 Agustus 2009
Pukul : 19.00 Wib - Selesai
Tempat : Central Restoran , Bulungan Blok M

3.2..Pesta Raya Diakonia.
Untuk mensyukuri penyertaan Tuhan, maka akan dilaksanakan pesta raya diakonia yang mengundang seluruh jemaat HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan, yang dilaksanakan pada bulan 08 November 2009.

Demikian laporan kegiatan Diakonia Distrik VIII Jawa Kalimantan. Kami mohon doa dan dukungan agar kegiataan selanjutnya dapat berjalan dengan baik.


Pelaksana Kepala Bidang Diakonia
HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan
Pdt. Enig. S. Aritonang, MTh

Rabu, 02 September 2009

"Dikonia HKBP yang Inklusif"

Diakonia HKBP yang Inklusif
By: Pdt. Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)


Islam – Kristen Esklusif

Berangkat dari masalah-masalah dan konflik-konflik besar yang terjadi di Indonesia antara Islam dan Kristen. Adian Husaini menulis sebuah buku dengan judul “Solusi Damai Islam Kristen di Indonesia” mencoba memberi paparan dan fakta-fakta Konflik SARA-khususnya antara Islam dan Kristen di Indonesia yang tetap berlangsung sampai saat ini. Perlu dicari jawaban yang benar bagaimana seharusnya umat Islam menghadapi gerakan Kristenisasi dan orang-orang nonmuslim pada umumnya. Apakah misalnya umat Islam boleh melakukan kekerasan terhadap umat Kristen yang melakukan Kristenisasi? Bolehkah kaum muslim merusak bangunan atau gereja yang dijadikan sebagai pusat pemurtadan kaum muslim? Bolehkah kaum muslim menyerang oknum-oknum pelaku misionaris? Atau umat Islam hanya disuruh menghimbau terus menerus dan berdiam diri?

Sudah lebih dari empat dasawarsa kalangan Katolik dan Protestan “membangun sikap” yang “konsisten” dan “tegar” apabila berhadapan dengan kepentingan umat Islam atau nilai-nilai Islam yang diduga berdampak dan mengurangi eksistensi ajarannya. Konsistensi sikap yang intolerans tersebut antara lain dapat dilihat pada berbagai fakta sejarah berikut ini: Dicoretnya tujuh kata dalam Mukadimah UUD 1945; Menolak apabila Islam dijadikan dasar ideologi negara; Menolak UUD 1945 dijiwai oleh Piagam Jakarta; Menolak klausal “…tidak menjadikan umat telah beragama sebagai sasaran penyebaran agama masing-masing” ; Menolak RUU Pernikahan (1976) yang didasarkan pada kaidah-kaidah hukum Islam (syariat); Menolak SK Menteri Agama No.70 Tahun 1978 tentang Penyiaran Agama karena bertentangan dengan UUD 1945 kebebasan beragama dan hak-hak asasi manusia; Menolak UU No.2 Th 1989 berkenan dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Penjelasan Pasal 28 ayat (2) yang berbunyi,”Tenaga pengajar pendidikan agama harus beragama sesuai dengan agama yang diajarkan dan agama peserta didik yang bersangkutan.”

Menurut Adian Huseini, umat Islam Indonesia sedang menghadapi masalah yang sangat serius, karena mendapat serbuan besar dari arus Kristenisasi, Liberalisasi, sekulerisasi. Tantangan itu semakin berat dengan berkolaborasinya tiga kekuatan besar di dunia, yaitu Zionis Israel, Imperialis Barat, dan Misionaris Kristen. Sikap Normatif terhadap Non-Muslim Era Globalisasi telah menjadikan dunia semakin mengecil menjadi sebuah kampung (global village) dan pergaulan lintas agama, lintas budaya, lintas etnis, lintas bangsa sudah sangat sulit dibendung. Secara tegas Al-Quran menyebut, kaum yang mempercayai doktrin Trinitas atau mempercayai Isa sebagai Tuhan adalah kaum kafir (Surat an-Anfal ayat 55). Dalam tataran keimanan, Al-Quran memberikan garis yang sangat tegas. Karena itu ketika kaum kafir Mekah mengajak Muhammad saw melakukan praktik ibadah sinkritis-menyembah Tuhan masing-masing secara bergantian dijawab tegas dengan turunnya ayat al-Kaafiruun: “Katakan (Muhammad) Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak kan pernah menyembah apa yang kamu sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”

Karena itu sangat mengherankan jika sebagian umat muslim terutama kalangan pejabat tinggi dan tokoh agama di Indonesia dalam berbagai acara seperti saat perayaan Malam Tahun Baru melakukan praktek doa bersam lintas agama. Mereka khususnya umat Islam tidak mempedulikan lagi bahwa doa adalah ibadah yang tata caranya sudah diatur dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi saw. Sejarah Nabi Muhammad saw dipenuhi dengan berbagai peperangan. Dalam perang, yang berlaku adalah hukum perang: boleh membunuh lawan. Sejumlah ayat Al-Quran juga memerintahkan kaum muslim berperang. Seperti QS. al-baqarah ayat 190-191. Setelah turun ayat itu, Nabi saw memerangi orang orang yang memeranginya dan kaum muslim diperbolehkan berperang secara ofensif dan tidak harus menunggu diserang terlebih dahulu. Perintah itu yang dijalankan oleh Rasulullah saw dan dilanjutkan oleh para khalifah dengan melakukan futuuhaat (pembukaan) wilayah Islam keseluruh dunia.

Secara sederhana dapat disimpulkan sikap kaum muslim terhadap kaum nonmuslim: ”Janganlah mengganggu Islam atau kaum muslim!” Jika kaum muslim diganggu, agama, diri, dan kehormatan mereka, maka tidak ada jawaban lain bagi muslim selain membela agama, diri dan, kehormatan mereka. Jika perlu, hal itu dilakukan dengan Jihadfiisabilah (war). Kristenisasi bukanlah soal sepele bagi kaum muslim, karena selain bertujuan mengkristenkan kaum muslim misi itu juga bertujuan menjauhkan kaum muslim dari agamanya dan menghancurkan aqidah kaum muslim. Sebenarnya tidak ada kaum muslim yang normal yang mendukung aksi Kristenisasi (pemurtadan) terhadap kaum muslim. Kristenisasi pasti dianggap sebagai suatu al-munkar dimana kaum muslim diperintahkan Allah untuk mencegah dan menghentikannya. Gerakan Kistenisasi/pemurtadan terhadap kaum muslim dikategorikan sebagai kejahatan kelas berat. Sebab, dalam pandangan Islam murtad (mengganti agama Islam menjadi agama lain) merupakan tindakan kriminal berat.

Begitu sensitif dan seriusnya persoalan murtad ini, sehingga kaum muslim menolak pasal 18 deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang memberikan jaminan hak “murtad” kepada setiap orang. Terhadap orang yang menerima konsep bebas nikah dan pindah agama dalam HAM itu sebagai hal yang universal. HAM menjadi dilema bagi kaum muslim, karena barat memaksa nilai dan makna HAM kepada dunia Islam. Dalam hal murtad, banyak kaum muslim yang sempat bertanya. Jika orang yang murtad mendapatkan sanksi pidana yang sangat berat (pidana mati) bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melakukan usaha pemurtadan, seperti kaum misionaris Kristen di dunia Islam? Pada prisipnya dalam kasus Kristenisasi (pemurtadan) terhadap orang-orang Muslim, kaum muslim memang diwajibkan untuk mencegah dan menghentikan tindak kemungkaran tersebut. Itu prinsip. Soal cara apakah dengan tangan lisan atau sekedar dengan hati adalah persoalan berikutnya.

Namun tugas untuk menegakkan Kerajaan Allah di negeri muslim yang menjadi kewajiban gereja ternyata bukan perkara mudah meskipun pahlawan-pahlawan Injil sudah mengerahkan segenap usaha mereka. Bahkan hingga kini soal gereja masih menjadi masalah besar menyusul meletusnya konflik-konflik SARA di Indonesia. Kalangan Kristen sudah menjerit melihat gereja-gerejanya dirusak dan dibakar. Seperti yang diungkapkan oleh Pendeta Eka Darmaputera, “Kehadiran kita semakin dilecehkan dan diremehkan. Kita dibiarkan seperti anjing-anjing menggonggong sementara kafilah terus berjalan. Atau anjing-anjing buduk, yang dikejar-kejar dan dilempar-lempar-just for fun. Amat menyakitkan”. Menurut JM Pattiasina, Mantan Sekjen PGI, Sidang Raya Dewan Gereja Dunia mencatat adanya perlakuan diskriminatif atas kelompok Kristen di Indonesia dengan dibakarnya lebih dari 500 gereja dalam kurun waktu 32 tahun terakhir. Dunia (Kristen) Internasional sangat gusar melihat berbagai pengerusakan gereja di Indonesia. Frans Magnis Suseno mengatakan, bahwa negara RI adalah juara dunia dalam hal pengerusakan atau pembakaran rumah ibadah.

Hasil investigsai tim yang diterjunkan KISDI dan majalah Media Dakwah keberbagai wilayah kerusuhan ketika itu, dan pencermatan terhadap berbagai fenomena sosial selama bertahun-tahun yang dapat dikatakan sebagi pemicu kerusahan SARA tersebut, adalah: Adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan pendidikan yang parah; Persoalan dalam penyebaran agama Kristen di tahun 1970-an dan 1980-an, sikap arogansi kekuasaan dan kebobrokan birokrasi pemerintah; Rekayasa pihak tertentu untuk mencapai tujuan pilitiknya. Selain itu Djohan Efendi dan Abdurrahman Wahid juga mengatakan, “Ini (pengerusakan gereja) terjadi karena selama ini para mubaligh dan media massa menanamkan rasa benci dan permusuhan kepada para penganut agama lain. Jadi rasa tidak senang terhadap kalangan itu sudah tertanam dalam di bawah sadar umat.” Selain itu Abdurrahman Wahid juga menjelaskan mengapa massa mudah mengamuk dalam kerusuhan diberbagai kota. Katanya, ”Karena selama 40 tahun ini pendidikan dan dakwah Islam bersifat memusuhi agama lain. Kalau mayoritas diajari begitu, kan lama-lama menjadi beringas.

Agama dianggap sebagi sumber konflik; Oleh karena itu dalam pemilihan Presiden dan Wakil presiden tahun ini Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt. Nelson Siregar selalu menyuarakan, “Masing-masing pihak bersepakat untuk mencari titik temu dibidang sosial kemasyarakatan dan kenegaraan tanpa mengutak-atik konsep teologis yang dianggap baku. Apa pun kenyataan yang ada, komunikasi perlu terus dijalin melalui berbagi forum komunikasi antar umat beragama. Bangsa Indonesia membutuhkan munculnya kepemimpinan yang baik, pemimpin yang memberikan teladan hidup dan sanggup mengayomi serta memberikan jalan keluar dari krisis yang dihadapi bangsa; pemimpin yang kuat yang dihormati dan disegani; pemimpin yang cerdas, jujur, amanah, dan dapat berkomunikasi dengan baik; pemimpin yang mampu mengatur dan mampu menyelesaikan berbagai konflik yang ada di tengah masyarakat; pemimpin yang mampu menjadi perekat antar komponen bangsa yang mungkin bertentangan satu dengan lainnya.

Diakonia HKBP yang Inklusif

Melihat pergumulan di atas, HKBP menetapkan Tahun 2009 menjadi tahun Diakonia. Dan telah berjalan kurang lebih enam bulan. Sesuai buku Panduan Tahun Diakonia 2009 banyak hal yang telah dilakukan dan dikerjakan HKBP mulai dari Tingkat Pusat, Distrik, Resort sampai tingkat Jemaat. Diakonia HKBP menjalankan programnya dengan iman kepada Yesus Kristus yang di dorong oleh cinta kasih memberi dan tidak pernah memaksa. Diakonia HKBP mengajak semua warga jemaat untuk bersaksi dalam hidupnya melalui kata-kata dan perbuatan dan keteladanan. Dan membiarkan orang-orang melihat, mempertimbangkan dan mengambil keputusan atas apa yang didengar dan disaksikannya melalui pelayanan tersebut.

Diakonia HKBP berusaha memberikan wacana berpikir atas semua masalah di atas semakin besar adalah karena kita semua terlalu arogan dengan pemahaman agama yang kita miliki, seolah-olah kita sudah memahami semua maksud dan kehendak Tuhan, tidak takut-takut kita mau saling mencemooh, merendahkan kitab suci dan isi ajaran, tanpa memahami betul ajaran tersebut. Kita terlalu suka menggeneralisasi akan suatu hal. Banyak hal yang terlalu digeneralisir mengenai sikap-sikap dan tindakan kekristenan yang dikutip dari sebagian topik lalu mengangkatnya menjadi penyebab utama. Diakonia HKBP menekankan perlunya saling keterbukaan dalam dialog dan komunikasi yang jujur dan baik. Kita semua harus menjadi pengayom serta mampu memberikan jalan keluar dari krisis yang dihadapi bangsa; dan mampu mengatur dan menyelesaikan berbagai konflik yang ada di tengah masyarakat; mampu menjadi perekat antar komponen bangsa yang mungkin bertentangan satu dengan lainnya.

Diakonia HKBP mengajak gereja harus bisa menunjukkan bukan saja eksistensinya tetapi manfaat dari eksistensinya itu bagi masyarakat. Berani menceburkan diri dalam masa depan ke dalam masa depan yang sepenuhnya terbuka, mengeksplorasi seluruh kemungkinan demi kepentingan kemanusiaan. Gereja harus mau berjuang demi kesejahteraan setiap dan semua orang.Yakin di dalam keanekaragaman agama tersimpan potensi perdamaian. Mampu membangun dasar-dasar teologi yang memungkinkan kita membuka diri terhadap situasi yang baru. Agama tidak menyelamatkan, yang menyelamatkan adalah Yesus Kristus. Jalan satu-satunya bukan agama, tetapi Yesus Kristus. Agama adalah jalan bukan tujuan. Jika agama menjadi tujuan akibatnya tragis, penuh kebencian, tidak bisa saling menerima apa adanya. Pada hal Yesus Kristus yang kita imani itu menerima orang seperti apa adanya.

Diakonia HKBP mengajak kita untuk mau menjadikan seluruh hidup dan karya kita sebagai bentuk pelayanan dan melakukannya dengan seluruh hati, seluruh cinta kasih. Persekutuan yang harus di bina adalah persekutuan yang bersaksi dan melayani. Kesaksian yang harus dilakukan adalah kesaksian oleh persekutuan dan kesaksian yang dibarengi oleh pelayanan. Pelayanan adalah di dalam persekutuan dan oleh persekutuan dan pelayanan merupakan kesaksian. Melakukannya dengan kerendahan hati dan penyangkalan diri, empati dan simpatik, beroreintasi kepada kebutuhan orang yang dilayani serta bersifat holistik. Yesus mendirikan gereja sebagai alat bukan tujuan. Gereja terarah ke luar tidak kepada dirinya sendiri. Terarah kepada Allah dan terarah kepada dunia. Memberikan kemauan, kesungguhan untuk bersama-sama dengan mereka mencari jawaban. Kalaupun tidak ketemu jawaban setidaknya kita bersama-sama dengan mereka dan biar mereka tidak merasa sendirian dalam mencari jawaban. Oleh karena itu identifikasi, solidaritas menjadi bagian yang sangat penting. Yesus Krsitus adalah Allah yang hidup, Allah yang memberikan harapan kepada dunia dan manusia. Mungkin kita belum menemukan jalan keluar yang terbaik, tetapi paling tidak jangan berhenti atau mundur tetapi mari kita hidup dengan pengharapan berpegang pada iman dan mengarahkan hidup ketujuan yang besar, terus berjuang tidak cepat putus asa dan menjadi berkat bagi semua orang.
Salam tahun Diakonia: “Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja”.

Penulis sekarang melayani di Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung
Sekhus Kadep Diakonia