JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE

JUBILEUM 125 TAHUN  HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE
Jubileum

Kamis, 03 Desember 2009

"LAPORAN KEGIATAN DIAKONIA 2009"

LAPORAN KEGIATAN DIAKONIA 2009
oleh: Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar

I.Pengantar

Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Raja Gereja yang memberikan tahun 2009 ini menjadi Tahun Diakonia sebagai lanjutan dari tahun Koinonia dan tahun Marturia menjelang persiapan Jubileum HKBP 2011 yang akan datang. Kita juga bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan melindungi ( manangannangan ) Ephorus HKBP, Ompu boru, dan 2 orang anak asuhnya dari musibah pada waktu yang lalu.

Dalam arahan ompui Ephorus HKBP Pdt. Dr. Bonar Napitupulu, baik dalam kotbah awal tahun sebagaimana dapat dibaca dalam Almanak HKBP tahun 2009, maupun terlebih dalam kata sambutan buku panduan tahun diakonia HKBP dengan jelas menyatakan bahwa :“Kami percaya dan berharap buku panduan ini akan memandu kita, dari mulai jemaat lokal hingga tingkat Pusat HKBP dan semua unit pelayanan yang menjalankan program pelayanan diakonia dalam tahun Diakonia ini. Semua Program dalam tahun diakonia ini bukan untuk membawa HKBP berdiakonia untuk tahun ini saja, tetapi membawa HKBP untuk selamanya melakukan pelayanan Holistik, menjadi dewasa berkoinonia, bermarturia dan berdiakonia. HKBP menjadi gereja yang semakin hangat karena persekutuan. Gereja yang semakin berakar karena pemuridan. Gereja yang semakin kuat karena ibadah. Gereja yang semakin luas karena pelayanan. Gereja yang semakin bertumbuh karena evangelisasi”,(baca: buku panduan hal 4).

Dengan demikian gerakan pelayanan diakonia HKBP ke depan membutuhkan penataan yang serius secara holistik dalam kaitannya yang tidak terpisahkan dengan Koinonia dan Marturia. Juga perlu dijamin kesinambungan dan keberkelanjutan pelayanannya melalui upaya mewujudkan program diakonia yang dapat ditingkatkan, dikerjasamakan dengan unit pelayanan lainnya dan terbuka untuk diperbaharui sampai akhirnya HKBP dapat menjadi gereja yang inklusif, dialogis dan transparan, menjadi garam dan terang di tengah masyarakat, bangsa dan dunia.

Sepanjang satu tahun ini berbagai kegiatan tahun diakonia nampaknya telah banyak mewarnai pelayanan HKBP di semua aras kehidupan berjemaat dan bermasyarakat, baik dalam kehidupan jemaat dan pelayan di aras tiap-tiap huria, resort, distrik dan hatopan. Dari semua kegiatan itu tentu membutuhkan liputan kegiatan secara detail. Karena itu sangat diharapkan informasi dari setiap jemaat, resort yang dikordinasi di aras distrik, untuk kemudian dapat menjadi acuan, kajian kita bersama dan hatopan (departemen diakonia ) untuk pelayanan lanjutan ke depan.

Berhubung karena belum ada pertemuan antar kabid. diakonia dan Para Praeses se-HKBP untuk membagi urun kegiatan pelayanan yang dilakukan baik sesuai acuan buku panduan dan atau barangkali berbagai kegiatan temuan yang diunggulkan oleh masing-masing distrik, maka dalam informasi ini kami hanya dapat urun informasi sebatas yang dapat disampaikan, itupun sepintas saja dari yang turut kami saksikan dan dihadiri oleh Ephorus, pimpinan HKBP dan oleh kami dari departemen diakonia saja, serta beberapa informasi yang kami liput dari informasi para Praeses dan Pendeta resort atau jemaat yang kami lakukan secara beraturan melalui sms.

Sistematika informasi ini dapat diurai dengan poin yang perlu diketengahkan, yakni meliputi kegiatan :
1. Pencanangan tahun diakonia,
2. Sosialisasi tahun diakonia di berbagai distrik dan wilayah
3. Partisipasi unit pelayanan diakonia merayakan tahun diakonia
4. Beberapa catatan indikator capaian target tahun diakonia sesuai buku panduan.
5. Proposal tindak lanjut
6. Penutup

II. Pencanangan Tahun Diakonia

Seyogianya pencanangan tahun diakonia diharapkan dapat disesuaikan dengan jadwal perayaan Jubileum 175 tahun Nommensen pada tanggal 15 Februari 2009 . Karena berbagai pertimbangan dari Panitia tahun diakonia yang dibentuk oleh Ompui Ephorus HKBP yang diketuai oleh Dr. R.E. Nainggolan, maka ahirnya diundur menjadi tanggal 19 April 2009. Pencanangan tahun diakonia ini dipimpin oleh Ompui Ephorus HKBP dihadiri oleh dua orang cicit Nommensen yang diadakan di Hall T.D. Pardede Medan.

Dalam menyambut perayaan pencanangan tahun diakonia telah dilakukan beberapa kegiatan yang penting. Pertama, untuk memperingati Jubileum 175 tahun DR. I.L. Nommensen dalam tahun ini tetap dilakukan dengan memberi kegiatan terhadap pemuda HKBP untuk melakukan Napak Tilas. Ephorus HKBP, selain telah menentukan Panitia Pusat juga telah diberi kesempatan pada warga HKBP dari Jakarta untuk turut memfasilitasi kegiatan Napak Tilas ini, yakni yang berhimpun dalam lembaga Gema Kryasa yang dipimpin oleh bapak Ir. Hendriks Silitonga.

Ada 4 kelompok Napak Tilas yang ditetapkan yang berlangsung dari tanggal 4-5 Februari 2009 dan pembagian itu disesuaikan dengan komitmen mengikuti jalur perjalanan Nommensen.

1.Kontingen dari arah Barus berjalan kaki menuju Tarutung melalui jalur jalan raya Sibolga, Lobu Pining dan terahir di Pearaja. Kontingen Napak Tilas ini diikuti 50 orang pemuda inti yang dipilih oleh panitia dari berbagai distrik, STT dan sekolah Diakones, Bibelvrow. Kemudian ratusan pemuda/i distrik Sibolga disetiap resort menyambut dan mengantarkannya mereka silih berganti. Praeses Distrik Sibolga dan Distrik Silindung sangat berperan aktif untuk memfasilitasi perjalanan Napak Tilas ini. Mereka diterima oleh Praeses Silindung dan pimpinan HKBP di Pearaja Tarutung.

2.Kontingen dari arah Sipirok ke Pearaja melalui perjalanan Napak Tilas Parausorat, Bungabondar, Sipirok, Sarula, Pearaja. Kontingen ini juga diiukuti 50 orang pemuda inti dari berbagai distrik dan unit parsamean HKBP. Napak Tilas ini diikuti oleh Praeses Tapsel dan disambut di Tarutung oleh Pimpinan HKBP dan Praeses Distrik Silindung.

3.Kontingen dari arah Samosir ke Pearaja, Melalui jalur Pangururan, menyeberang ke Muara dan berjalan kaki sampai ke Pearaja. Napak Tilas secara meriah diikuti oleh Bupati Samosir beserta seluruh jajarannya dan Praeses serta para Pendeta distrik Samosir. Seperti yang lain juga di beberapa resort selalu dijemput dan diantar oleh muda mudi gereja setempat sampai ahirnya dilepas pemuda inti tim napak tilas dari Nainggolan ke Muara. Di Muara, Praeses, para Pendeta dan pemuda/i distrik Humbang Habinsaran menerima kontingen tersebut dan menghantar mereka sampai ke pearaja.

4.Kontingen dari arah Sigumpar ke Pearaja melalui jalur Balige –Siborongborong. Kontingen ini diberangkatkan oleh Praeses distrik Toba dan disambut juga oleh distrik Toba hasundutan dan distrik Humbang Habinsaran.

Tanggal 5 Februari 2009 sore hari seluruh peserta diterima Panitia bersama dengan Pimpinan HKBP di Pearaja. Selain masing-masing kontingen menyampaikan berbagai kesan dan pesan, keluhan serta hal-hal yang menggugah hati, mereka juga akhirnya tiba pada suatu kesimpulan, bahwa medan pelayanan yang dilalui para Missionar dapat dibayangkan pasti jauh dan lebih berat. Namun juga disadari bahwa masalah kemiskinan dan keterbelakangan serta kebodohan tetap masih menjadi tugas berat yang harus dilayani oleh gereja HKBP sampai sekarang. Kegiatan ini dilanjutkan dengan ibadah perayaan bersama dan melakukan perjalanan kembali dari gereja Huta Dame menuju lapangan stadion Tarutung. Tanggal 6 Februari 2009 kembali diadakan kebaktian raya pemuda di Sipoholon yang diawali dengan penanaman pohon. .

Kedua, selain dari napak tilas ini Panitia Pencanangan tahun diakonia yang diketuai oleh Dr. R.E Nainggolan ini juga telah mengadakan aneka kegiatan lainnya, yakni :

1.Dalam rangka memeriahkan pencanangan tahun diakonia, Panitia telah melakukan sosialisasi program mereka ke distrik-distrik HKBP di Sumatera Utara.

2.Tanggal 16 April telah diadakan seminar sehari yang mengundang seluruh tokoh gereja dan tokoh masyarakat di Sumatera Utara (communio sanctorum ) yang key note speaker pada seminar sehari itu adalah Ephorus HKBP. Turut pembicara diundang Bapak Gubernur Sumatera Utara dan pembicara lainnya. Ada beberapa catatan yang diharapkan dapat diwujudkan warga dan gereja HKBP ke depan, yakni perlunya seluruh warga HKBP turut aktif mempersiapkan diri mewujudkan lingkungan pargodungan gereja yang teduh, nyaman dan memulihkan kembali konsep pargodungan yang sudah digagas Nommensen. Sehingga di mana ada gereja di situ ada sekolah, ada klinik, ada percontohan inspirasi pembaharuan terhadap jemaat, ada program untuk menanam pohon agar pekarangan gereja menjadi rujukan tempat yang teduh dan disenangi masyarakat. Tentu kajian ini dapat disesuaikan dengan konteks masing-masing gereja. Juga diharapkan ke depan bahwa warga jemaat HKBP dapat diajak turut serta mempersiapkan diri memasuki dan paska Jubileum 150 tahun HKBP, sehingga terwujud kenyataan gereja HKBP menjadi gereja yang inklusif, transparan dan dialogis sesuai dengan visi HKBP.

3.Tanggal 17 telah diadakan secara serentak di seluruh gereja HKBP di Distrik Medan dan secara simbolis telah diadakan penanaman pohon oleh pimpinan HKBP, Panitia pencanangan tahun diakonia serta para Praeses di kompleks Universitas HKBP Nommensen.

4.Selama bulan Maret dan April 2009, Panitia pencanangan Tahun diakonia telah mengadakan pengobatan gratis kurang lebih 3 kali di 3 wilayah di Medan dan sekitarnya, kepada jemaat HKBP dan seluruh warga masyarakat yang tertarik untuk itu. Pelayanan ini melibatkan para dokter HKBP yang diketuai oleh Dr. Bettin Marpaung. Selain pengobatan gratis juga diadakan kegiatan donor darah.

5.Pada tanggal 18 April juga telah diadakan festival koor pilihan lagu mars tahun Diakonia yang dikarang oleh Bapak Nortir Simanungkalit yang diselenggarakan di Hall T.D.Pardede Medan.

6.Dapat ditambahkan bahwa segera seusai pesta perayaan pencanangan Tahun diakonia, Panitia juga sudah melakukan acara pembubaran tanggal 26 Mei 2009 di gedung serbaguna Gereja HKBP Jl. Sudirman, sekaligus menyerahkan sisa hasil perayaan ke Kantor Pusat sebesar Rp. 300.000.000,- (terbilang: tiga ratus juta rupiah)

III. Sosialisasi Tahun Diakonia

Setelah buku panduan disusun dan untuk mensosialisasikannya, maka berbagai dinamika telah terjadi. Pada saat rapat Praeses di Tretes telah diadakan upaya penjelasan dan pemantapan kepada para Praeses, dengan demikian diharapkan sosialisasi telah dapat ditularkan di masing-masing distrik. Sejak digulirkannya buku panduan di awal Januari 2009 hampir semua distrik telah menerima dan melakukan sosialisasi tahun diakonia, baik dengan cara menghadirkan Ephorus HKBP serta pimpinan lainnya , maupun atas inisiatif masing-masing praeses mengundang tokoh warga jemaat dan pembicara lainnya.

Ada juga distrik yang memadukan sosialisasi tahun diakonia, sekaligus disambung dengan peresmian beberapa kegiatan konkrit diakonia serta pelantikan beberapa pengurus tahun diakonia dan proyek khusus . Ada juga distrik selain melakukan sosialisasi dilanjutkan juga dengan Pesta Perayaan tahun diakonia bekerjasama dengan Pemda setempat.

Selain di aras distrik juga beberapa Praeses telah menggagas kesempatan sosialisasi tahun diakonia di berbagai wilayah seperti di Lampung, Bengkulu, dll. Di beberapa distrik juga ada berbagai resort yang melakukan sosialisasi dengan mengundang Praeses bersama dengan kadep diakonia.

Dinamika sosialisasi ini dilakukan beberapa Praeses dengan menyesuaikan jadwal perayaan awal tahun/bona taon , ada sesuai Rapat awal tahunan , ada juga dengan jadwal ketika Rapat Pendeta , bahkan ada pula dilakukan ketika sermon, seminar bersama dengan para Penatua gereja . Seluruh dinamika tersebut telah menghasilkan aneka capaian target, baik sesuai dengan anjuran buku panduan, maupun sebahagian ada temuan program baru yang muncul dari pergumulan masing-masing distrik dan resort. .

Di beberapa distrik bahkan sudah ada pula evaluasi dan rencana pemaantapan pelayanan diakonia berkelanjutan, di Sinode distrik, baik bagi para pelayan maupun juga kepada para Penatua gereja. Diharapkan dari informasi dan sharing masing-masing distrik dapat memperkaya informasi keseluruhan dinamika tahun diakonia ini. Itu sebabnya informasi ini masih perlu menunggu hasil pertemuan seluruh Kabid Diakonia dan Para Praeses diakhir bulan Nopember ini.

Selain sosialisasi di Distrik dan resort, juga telah diadakan sosialisasi di unit parsamean dan unit pelayanan diakonia lainnya. Sehingga semua lembaga parsamean, dan unit pelayanan diakonia diharapkan turut mendorong upaya-upaya memotivasi dan membangkitkan semangat baru gereja HKBP untuk berdiakonia mensenjahterakan jemaat dan masyarakat. Itu sebabnya ada juga kegiatan unit lembaga parsamean melakukan aksi pembersihan kota seperti Sikola Bibelvrow Laguboti tanggal 2 oktober 2009.

Untuk menunjang agar pemberitaan tentang pelayanan tahun diakonia dapat terdokumentasi dengan baik dan beritanya dapat dideseminasi ke jemaat melalui media elektronik dan media tulisan, maka departemen diakonia bekerjsama dengan Suara HKBP Jakarta telah mengadakan pelatihan ke para pelayan yang diutus distrik pada tanggal 12-15 Augustus di Parapat.

Departemen diakonia juga telah mensosialisasikan makna tahun diakonia HKBP dalam pertemuan lokakarya nasional diakonia dan kemiskinan se Indonesia yang diadakan di Metro Lampung pada tanggal 22-28 Juni 2009. Serta di aras Internasional menyampaikan topik bagaimana HKBP merespon masalah kemiskinan regional yang diadakan di Ethiopia dari tanggal 9-18 Oktober 2008.

IV.Partisipasi unit pelayanan departemen diakonia dan kerjasama dengan departemen Koinonia dan marturia

Sesuai pelayanan diakonia ada 5 unit pelayanan di lingkungan departemen diakonia yang turut aktif mensosialisasikan dan berpartisipasi agar thema dan motto tahun diakonia dapat dipahami dan dikembangkan di gereja kita.

1.Bidang Pendidikan yang diselenggarakan oleh BPP. Ada 4 program yang sudah dilakukan oleh BPP. Pertama, telah diadakan penyaluran 7 unit motor perpustakaan keliling, yang dari informasinya telah berlangsung dengan dinamis di 7 distrik. Kedua, telah diadakan latihan peningkatan mutu managemen para direktur sekolah se-HKBP. Ketiga, telah diadakan motivasi dan sosialisasi PAUD sesuai dengan program Pemerintah yang berlaku untuk negeri dan swasta di Indonesia di tiga wilayah, yakni di Sumatera Utara, Jakarta dan Distrik Riau-Jambi dan Tapsel. Keempat, telah diadakan konsultasi para lembaga pendidikan di HKBP, dengan mengundang berbagai dewan pendidikan sekolah, yayasan pendidikan di HKBP dan 23 sekolah asuhan Kantor Pusat di Sipoholon pada tanggal 22-24 September 2009. Diharapkan dari hasil konsultasi tersebut dapat terwujud adanya managemen terpadu untuk seluruh sekolah HKBP, baik kelembagaan, terlebih mutu, standarisasi dan kualifikasi sekolah HKBP. Akreditasi masing-masing sekolah sudah saatnya dibenahi. Kelima, juga oleh BPP telah dibangun sekolah TK di Pematangsiantar sebagai pusat percontohan dan menjadi pusat latihan guru-guru TK HKBP. Keenam, juga telah diadakan rekruitmen ketenagaan untuk mendukung sekolah Zending di Pulau Rupat.

2.Unit pelayanan Biro Caritas Emergency telah mengembangkan berbagai jenis ketrampilan bagi anak-anak Elim. Demikian juga telah mengembangkan model pertanian terpadu di Hepata. Selain itu di unit ini juga sudah sedang dikembangkan konsep pelayanan baru terhadap Lansia. Tanggal 17 April 2009 telah diadakan konsultasi kepedulian merespon masalah kehidupan kaum Lansia di Pematangsiantar. Selain itu CE sudah melakukan tugas pelayanannya untuk merespon masalah bencana kebakaran di Lawe Sigalagala,distrik Tanah Alas. Member sembako untuk jemaat korban banjir di Sei Naetek, distrik Aslab. Juga secara khusus telah turut melayani korban gempa bumi di Padang sampai sekarang . CE diharapkan ke depan dapat membentuk unit khusus pelayanan penanganan korban bencana alam. Karena itu lembaga ini juga perlu diberdayakan untuk membangun infrastruktur ketenagaan, baik untuk tim penyaluran sembako, juga bekerjasama dengan tim medis, tim trauma healing dan tim mengembangkan pelayanan rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai kebutuhan. Sehingga kehadiran HKBP sesuai kemungkinan tidak hanya dalam kondisi darurat, tapi jika memungkinkan sebagai misi pelayanan berkelanjutan. Dari yang terdaftar di Padang untuk dilayani kebutuhan Sembako sampai Desember tercatat 707 kk warga jemaat HKBP dan Kristen serta kurang lebih 400 kk warga Muslim yang kebetulan berdekatan dengan jemaat di Gunung Tigo. Dalam kaitan lembaga Peduli Kasih Aceh turut ambil bagian untuk need assessment dan menggalang bantuan asing untuk membantu pengadaan sembako bagi warga korban bencana. Bantuan sembako ini perlu dilakukan mengingat kondisi lapangan kerja warga yang rata-rata pedagang mengalami kesulitan menagih hutang dari nasabah.

3.Unit pelayanan Pengembangan Masyarakat telah mengadakan berbagai pelatihan pertanian dan peternakan baik kepada para pelayan, maupun kepada warga jemaat. Selain pada tahun ini tetap dilakukan koordinasi memantapkan dan membenahi CUM yang ada ( sudah ada 21 Distrik yang mendirikan CUM ), juga patut disyukuri bahwa inisiatif beberapa distrik dan bahkan wilayah telah merespon perlunya memahami dan karena itu mensosiliasasi gerakan ekonomi yang mensejahterakan jemaat dan masyarakat atau CUM. Sehingga pada tahun ini ada beberapa CUM yang berdiri dan sedang dalam kebangkitan menjalankannya.

Karena demikian pesatnya perkembangan permintaan untuk mendirikan CUM ini, maka pada tahun ini juga sudah dikembangkan diskusi antar manager CUM untuk memikirkan perlunya Badan Koordinasi CU dan CUM. Dan untuk menopang keberlanjutan sumber daya manusia dan pengembangan managemennya, maka pada tahun ini tetap juga diadakan pelatihan terhadap para calon manager, ada 3 angkatan dilakukan . Juga pada tahun ini sudah ada beberapa CUM yang menyelenggarakan RATnya (Rapat Anggota Tahunan) . Kini diperhitungkan sudah ada kurang 15 miliar dana CUM yang disalurkan kepada anggota-anggotanya diseluruh HKBP. Patut pula disyukuri adanya kemampuan CUM Distrik Jambi untuk memikirkan perlunya pusat pembinaan generasi muda dengan membeli lahan 7.5 Ha. Selain CUM juga di unit ini telah dilakukan 3 kali latihan pertanian bagi para pelayan di Berastagi, sekaligus orientasi terhadap peternakan lembu, tanggal 11-13 Maret, 28-30 April, tanggal 28-30 mei 2009. Juga telah dikirim 7 orang pelayan untuk belajar khusus peternakan sapi perah ke Malang tanggal 20-28 April. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan jemaat HKBP Malang mengingat wilayah pedesaan di malang yang sudah surplus menyediakan susu untuk anak-anak pedesaan, bahkan pemerintah Kodya malang telah berhasil memasukkan pengadaan susu untuk anak dari APBDnya. Juga di unit pelayanan ini sudah dilakukan percakapan tentang konsep bantuan rumah murah dari lembaga Habitat for humanity.

4.Unit pelayanan kesehatan. Sudah terbentuk yayasan Kesehatan HKBP dan dengan demikian sudah ada program yang diharapkan dapat memajukan pelayanan kesehatan medis HKBP ke depan. Namun juga patut didukung inisiatif Jawa Kalimantan yang berupaya menghimpun para Dokter dan pelayan medis lainnya untuk membentuk lembaga PETEKES, (Persatuan Tenaga Kesehatan HKBP) dan secara operasional telah melakukan pelayanan medis rutin, terlebih ke jemaat dan masyarakat pinggiran kota Jakarta wilayah pelayanan Distrik Jawa Kalimantan. Selain itu juga perlu semakin diintensifkan kegiatan pengobatan gratis yang digagas di beberapa distrik di HKBP seperti di Distrik Medan Aceh, Distrik Jakarta 2, dsb.

5.Unit merespon masalah-masalah kemasyarakatan. Pelayanan komite HIV Aids tetap melakukan program penyadaran ke sekolah-sekolah di Tapanuli, mengkordinasi kegiatan medis terhadap korban HIV Aids di Balige, pelatihan pemerhati HIV Aids yang diadakan komite HIV Aids di Hotel Siantar Parapat tanggal 26-28 Maret 2009. Juga komite ini telah mengadakan program kerjasama dengan komite HIV Aids distrik. Di unit ini juga sudah aktip dilakukan sosialisasi penanaman sejuta pohon. Program ini dikerjasamakan dengan kepala dinas kehutanan wilayah Sumatra Utara. Dalam bulan Desember yang akan datang kembali dapat diserahkan bantuan bibit pohon sebanyak 200 ribu lagi. Selain itu karena berbagai masalah penutupan gereja, tidak banyak yang dapat dialakukan selain hanya melakukan beberapa kali perkunjungan penguatan iman jemaat ke gereja yang dirusak massa atau dilarang dibangun oleh masyarakat Moslem sebagai konsekuensi SK 2 Menteri ( Meteri Agama dan Menteri Dalam Negeri ) tentang pembangunan rumah Ibadah. Itu terjadi seperti di gereja HKBP Sarolangon , Distrik Jambi, gereja HKBP Simpang Murani, Dumai, Distrik Riau. Demikian juga Gereja HKBP Parung Panjang Resort Petukangan, gerej Bekasi, berbagai gereja di wilayah Bandung dan gereja yang dilarang melanjutkan pembangunan seperti di gereja Binjai Kota, Cinere. Patut disyukuri adanya advokasi dari distrik seperti Jawa Kalimantan dan Jakarta 2 yang aktif turut membela perjuangan hak jemaat untuk mendirikan gereja. Pada kesempatan ini tim bantuan hukum di Distrik Jawa kalimantan dan Distrik Jakarta II, sangat membantu dan sudah berhasil membela izin bangunan gereja seperti Cinere. Ke depan barangkali tim advokasi ini perlu ditingkatkan kualifikasinya untuk mendampingi seluruh gereja HKBP yang bermasalah untuk mengurus izin bangunan, lobby, dsb. Inventarisasi gereja yang mengalami kasus yang demikian dan advokasi maksimal belum dapat dilakukan secara terpadu. Tapi dari pertemuan dengan jemaat ini, solidaritas dalam bentuk bantuan moral dan material sangat dibutuhkan juga ke depan. Dalam kaitan perkembangan demokrasi yang nampaknya masih diskriminatip ini, patut juga disyukuri adanya minat HKBP untuk menyelenggarakan percakapan teologis seputar hubungan gereja dan negara sebagaimana dilakukan oleh Distrik Silindung yang dibicarakan dalam konteks pemantapan tahun diakonia, tanggal 16 Juni 2009 di Hotel Panesa, Ambarita. Tema yang sama juga dibahas pada rapat Pendeta Distrik Humbang di Samosir tanggal 2 Juli 2009 dan pada rapat Pendeta Distrik Toba di Sapadia Parapat serta pada rapat Pendeta Distrik Riau di Pekanbaru tanggal 15 Juli 2009. Selain itu di bidang ini juga sedang dirintis pelayanan Pastoral ke Lembaga Pemasyarakatan di Siborongborong bekerjasama dengan Distrik Humbang Habinsaran.

V.Capaian target sesuai acuan buku panduan dan hal baru yang dikembangkan distrik dan resort

Pada umumnya target belum bisa sepenuhnya dicapai, namun tanda-tanda untuk mewujudkannya ke depan menjadi sangat terbuka. Tercatat ada beberapa PAUD (penitipan bayi, play group, kursus intensif untuk anak-anak sikola minggu dan TK) yang telah didirikan di berbagai distrik . Ada banyak komisi beasiswa yang terbentuk. Ada 7 distrik yang telah mewujudkan perpustakaan bekerjasama dengan BPP HKBP. Hampir setiap distrik sudah melakukan program penanaman pohon, dicatat kurang lebih 500 ribu pohon telah tertanam. Yang menarik dari program penanaman pohon ini agaknya telah menjadi kebiasaan pesta gereja saat ini di berbagai distrik untuk mengintegrasikan kampanye penanaman pohon, baik di kompleks gereja maupun di kompleks unit pelayanan diakonia dengan menanam pohon tanaman produktif. Ada beberapa distrik yang sudah mengembangkan industri rumah tangga dan jahit menjahit. Bahkan untuk memeriahkan pencanangan tahun diakonia Distrik Jakarta 2 sengaja Ibu Ephorus diundang untuk mempertunjukkan kebolehan menjahit. Berbagai distrik sudah mengadakan pengobatan gratis ke berbagai kalangan masyarakat, bahkan ada beberapa distrik yang menganggas berdirinya klinik rumah sakit seperti distrik Jawa Kalimantan. Ada beberapa distrik yang sudah menseminarkan pentingnya gereja HKBP mengembangkan kepedulian terhadap lansia, seperti Distrik Sumatera Timur, Tebing, Aslab dan Tanah Jawa. Juga sudah ada beberapa gereja yang tertarik untuk mendirikan center pembinaan untuk generasi muda. Selain itu ada satu program unggulan yang terjadi di tahun diakonia ini, yakni munculnya animo distrik dan wilayah di distrik untuk mendirikan Credit Union Modifikasi. Ada juga 15 distrik yang sudah tertarik untuk membicarakan perlunya ansuransi jaminan sosial, ansuransi kematian, kecelakaan, dan hari tua, bukan hanya kepada para pelayan tetapi juga kepada para penatua dan warga jemaat HKBP.

Namun selain dari kegiatan yang sudah dilakukan tersebut, ada beberapa kegiatan penting yang belum dapat dilaksanakan, yakni kegiatan Perjamuan kudus yang seyogianya dilakukan serentak dalam upaya pemahaman hubungan Perjamuan Kudus dengan pelayanan Diakonia pada perayaan turunnya Roh Kudus. Juga belum terlaksanakan upaya mengadakan pertemuan warga jemaat HKBP di aras Nasional (Communio Sanctorum) yang seyogianya dapat diharapkan agar warga jemaat HKBP turut memahami dan mewujudkan kewajiban semua warga untuk menjadikan gereja HKBP yang berdiakonia. Sebab jika masyarakat sejahtera, maka gereja pun sejahtera sesuai tema Tahun Diakonia HKBP.

Juga belum sepenuhnya dapat dilakukan kerjasama program untuk menata percontohan pertanian terpadu di Jetun Silangit dan Baniara Tele bekerjasama dengan Departemen Koinonia,. Karena berbagai alasan, termasuk karena kegiatan departemen Koinonia mempersiapkan rapat Pendeta dan pelayanan kategorial. Demikian juga belum dapat sepenuhnya dikerjasamakan program terpadu dengan departemen Marturia untuk melakukan pelayanan holistik di wilayah pelayanan Zending. Walaupun sudah dilakukan perkunjungan lapangan ke Pulau Rupat dan sudah menlakukan sosialisasi awal pengembangan ekonomi kerakyatan, namun belum sempat dilakukan program memperlengkapi para pelayan zending dan proyek khusus upaya mensejahterakan warga jemaat.

VI.Rencana Tindak Lanjut

Sesuai arahan Ephorus HKBP dalam buku panduan, agar diakonia tidak hanya dilaksanakan pada tahun 2009 ini, melainkan sampai terujudnya pelayanan yang holistik. Sehubungan dengan itu, maka apa yang sudah digagas dalam tahun diakonia 2009 ini, kiranya dapat dilanjutkan, dikoreksi, ditingkatkan dan bahkan dimodifikasi sesuai kebutuhan konteks yang dialami di masing-masing aras ke depan ini. Sehingga diakonia jemaat, distrik dan di aras hatopan dapat mempersembahkan sesuatu pelayanan diakonia secara monumental dan hidup menjelang dan pada acara puncak Jubileum 150 tahun HKBP 2011 yang akan datang.

Momentum persembahan pada Jubileum 2011 yang akan datang menjadi sangat penting, karena momentumnya yang hanya terjadi satu kali dalam setiap lima puluh tahun. Gagasan yang dilakukan di aras diakonia berbasis jemaat nampaknya butuh dimotivasi lebih giat dan jika kegiatannya sudah melembaga butuh pengkordinasiaannya di aras distrik dan bahkan pada akhirnya perlu percakapan koordinasinya di aras Hatopan/departemen, sehingga pelayanan diakonia dari aras jemaat hingga hatopan dapat bersatu padu agar dapat diperhitungkan menjadi kekuatan kehadiran HKBP di tengah masyarakat bangsa dan negara.

Dalam kaitan ini sudah ada beberapa pelayanan diakonia yang perlu peningkatan, dan pembaharuan pelayanan seperti pelayanan unit pendidikan HKBP. Demikian juga di bidang pengembangan ekonomi kerakyatan sudah dibutuhkan badan koordinasi CUM dan CU, kordinasi pelayanan komisi beasiswa, dan program penanaman pohon berkelanjutan baik untuk menata kompleks gereja, maupun untuk program penyadaran warga dan bangsa.

Dari aras jemaat, resort, distrik dan pusat agar pelayanan yang sudah dimulai dapat berkelanjutan dan terjamin managemennya ke depan, maka menjelang Jubileum 150 tahun HKBP perlu dikaji tentang managemen kelembagaan yang lebih tersusun rapih disatu pihak, tapi dipihak perlu pemberdayaan, independensi yang akuntable sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sekarang ini. Ada peluang demokrasi di satu pihak serta adanya kebangkitan gerakan diskriminasi di tengah masyarakat kita dilain pihak telah mendorong kita untuk melakukan kajian kritis, sehingga peluang kelembagaan HKBP yang berkelanjutan dapat dipikirkan dan dikembangkan ke depan. Antara lain nampaknya sudah dibutuhkan inisiatif masing-masing distrik untuk mendirikan panti-panti asuhan lansia atau sejenisnya, mendirikan PAUD, mendirikan CUM, klinik, bahkan bukan tak mungkin mendirikan center pembinaan holistik di setiap distrik atau propinsi di Indonesia, dsb.

Selain itu untuk mengadvokasi seluruh usaha dan doa HKBP ditengah bangsa dan negara ini barangkali sudah tiba saatnya HKBP mendirikan Kantor besarnya atau perwakilannya di Jakarta, sehingga merespon masalah-masalah kemasyarakatan dapat dilakukan secara terpadu dan terorganiser dari arus jemaat dan pusat. Karena masalah mendirikan rumah ibadah tidak hanya menyangkut teknis, tapi juga sangat sarat dengan pertimbangan politis, maka penanganan kasus semacam ini membutuhkan pengorganisasian lobby, advokasi, dialog di tingkat lokal, regional dan nasional serta internasional.

Ada beberapa kegiatan sesuai buku panduan yang belum dapat dilakukan, karena berbagai benturan jadwal program, maka diusulkan untuk dicari waktu dan di over ke tahun depan, yakni kerjasama departemen diakonia dengan departemen Marturia dan Koinonia. Sesuai buku panduan mestinya departemen diakonia dan koinonia perlu mengadakan pelayanan bersama menata kebun percontohan di Jetun Silangit dan Baniara Tele.

Atau jika mungkin melakukan persiapan rekruitmen pelayan untuk diutus melayani di center-center baru di distrik atau Propinsi yang sudah dan sedang menggagas pusat pembinaannya saat ini. Karena kedua center ini sangat potensil baik untuk kebutuhan pemuda dan petani serta para pelayan, maka kiranya dua tahun ke depan ini kedua center ini sekaligus digiatkan agar dapat menjadi pusat pembinaan dan sebagai percontohan pertanian terpadu yang handal. Kemudian kerjasama dengan departemen Marturia untuk menata pelayanan zending yang terpadu dengan gerakan pelayanan holistik dengan diakonia.

Pada tahun ini sudah dilakukan perkunjungan ke wilayah zending dan sudah ada konsultasi bersama dengan para pelayan zending, maka ke depan perlu dijajaki pelayanan terpadu yang lebih konkrit di Pulau Rupat dan pulau-pulau lainnya. Selain kerjasama memperlengkapi para pelayan, juga diharapkan join program untuk memadukan pelayanan holistik mensejahterakan jemaat . Dengan adanya program yang mensejahterakan jemaat, maka diharapkan jemaat HKBP di wilayah Zending kembali merevitalisasi pelayanannya sebagaimana di era missionar, tapi juga sekaligus dapat mendorong partisipasi jemaat menjadi garam dan terang di wilayah masyarakat Pulau Rupat.

Saat ini wilayah zending Pulau Rupat sedang diancam pengaruh masuknya pengusaha asing membuka perkebunan kelapa sawit serta adanya program khusus pemerintah untuk kembali membuka lahan untuk transmigrasi. Marginalisasi masyarakat suku Akit saat ini sudah diambang batas yang sangat rentan dan memperihatinkan. Mereka butuh pendampingan yang serius dan butuh dukungan moril agar mereka masih mampu untuk eksis dan dapat menampakkan kasih Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Selain itu juga pada tahun-tahun mendatang ini dalam rangka menjelang Jubileum 150 tahun semakin dibutuhkan pertemuan intens para tokoh warga jemaat HKBP di semua aras pelayanan. Juga sangat perlu agar percakapan tentang jaminan sosial tidak hanya difokus pada para pelayan saja, tetapi dibutuhkan percakapan untuk seluruh penatua dan jika mungkin bagi seluruh warga jemaat HKBP. Untuk itu diskusi dengan lembaga Negara Jamsostek dapat dilakukan, minimal untuk memahami sejauhmana program jaminan kecelakaan, kematian, kesehatan dan hari tua mulai dipercakapkan disemua ras kejemaatan kita.

Untuk mewujudkan tindaklanjut program diakonia ini, maka dukungan dana Tahun Diakonia dari setiap distrik sesuai dengan komitmen yang telah disepakati pada Rapat MPS dan rapat praeses yang lalu agar disetor ke kas keuangan diakonia HKBP yang dibuka oleh sekretariat kantor pusat HKBP.

VII.Penutup

Tema Tahun Diakonia HKBP 2009 diambil dari Yeremia 29:7 yang berbunyi, ”usahakan dan doakan kesejahteraan kota/desa dimana kamu Aku buang, karena ksejahteraan mereka adalah kesejahteraanmu”. Dan dengan moto ”sejahtera masyarakat sejahtera gereja”, maka relevansi program diakonia sejak awal tahun diakonia sampai pada masa yang akan datang, kiranya disinari oleh tema dan motto tahun diakonia tersebut, minimal hingga menjelang Jubileum 150 tahun HKBP. Sehingga seluruh ruang gerak pelayanan HKBP terarah pada pelayanan koinonia yang bermarturia dan berdiakonia dapat terwujud. Sebab dengan arah pelayanan koinonia yang bermarturia dan berdiakonia, maka kehadiran HKBP hendaknya senantiasa diuji sejauhmana pelayanan HKBP dapat mensejahterakan warganya. Sebab dengan sejahteranya jemaat, maka dampaknya akan terjadi peujudkan gereja yang inklusip dan dampak selanjutnya akan mensejahterakan gereja.

Solidaritas pelayanan dari jemaat kota, dari warga jemaat yang diberkati Tuhan kiranya pula dapat dirasakan pengaruhnya oleh jemaat yang masih berkekurangan. Solidaritas tersebut kiranya secara gradual dapat diujudkan, bukan supaya yang miskin dan berkekurangan menjadi pengemis dan butuh belas kasihan, melainkan agar dengan adanya gerakan solidaritas mensejahterakan warga jemaat miskin terujud keseimbangan, 2 Korintus 8.15. Untuk itu lembaga bantuan untuk dari kurang mampu, subsidi silang untuk jaminan sosial, usaha-usaha CUM dapat mememberdayakan mereka yang berkekurangan. Ini jugalah makna tahun Yobel, agar gereja kita sadar akan tanggungjawabnya untuk membayar hutang mereka yang miskin, bodoh dan serba berkekurangan (Imamat 25).

Pearaja – Tarutung, November 2009
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
Kepala Departemen Diakonia HKBP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar